10 research outputs found
UJI KEBOCORAN TABUNG PESAWAT SINAR-X MOBILE DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Setiap pesawat sinar-X harus sesuai dengan spesifikasi keselamatan alat,
perlengkapan proteksi radiasi, keselamatan operasional, proteksi pasien dan uji
kepatuhan/uji kesesuain (compliance test). Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
mendatangkan alat baru yaitu pesawat sinar-X Mobile dan pesawat tersebut belum
melakukan uji kesesuain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya
kebocoran pada tabung pesawat sinar-x mobile di Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan
eksperimental. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 – Juni 2021.
Analisa data dilakukan dengan mengumpulkan hasil pengukuran dan diolah
dengan cara mengkonversikan satuan nGy/s ke satuan mGy/j yaitu mengalikan
hasil rata-rata mGy/s dengan 3.600s/j. Lalu dibandingkan dengan nilai lolos uji
yang telah dikeluarkan oleh BAPETEN yaitu < 1 mGy/j.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pada bagian bawah tabung pesawat
terjadi kebocoran sebesar 1,37 mGy/j, sehingga dikatakan melebihi ambang batas
yang telah ditetapkan Perka BAPETEN no 15 tahun 2014 dengan nilai < 1 mGy/j.
Sedangkan pada bagian kanan, depan, atas, kiri dan belakang tabung pesawat
sinar-X dikatakan aman. Terbukti bahwa nilainya sebesar 0,81 mGy/j, 0,42
mGy/j, 0,36 mGy/j, 0,30 mGy/j dan 0,36 mGy/j nilai tersebut masih dibawah
ambang batas dari yang telah ditetapkan. Agar tidak terjadi kebocoran yang
semakin besar, sebaiknya dilakukan perbaikan pada bagian bawah tabung.
Perbaikan dilakukan dengan menambah timbal pada bagian kolimator
ANALISA FAKTOR KEGAGALAN FOTO PANORAMIK DENGAN STUDI LITERATUR
Angka pengulangan radiografi panoramik menurut Acharya (2015) sebesar
49%, kemudian diikuti Cephalogram 33%, dan SPN view 14%. Penyebab tingginya
angka pengulangan pada radiografi panoramik sangat beragam. Menurut Saunders
(2016) faktor penyebab kegagalan foto panoramik diklasifikasikan menjadi kesalahan
persiapan pasien dan kesalahan dalam posisi pasien. Kesalahan persiapan pasien yaitu
tidak melepas perhiasan selama pemeriksaan dan penggunaan apron yang tidak benar.
Kesalahan posisi pasien ada beberapa jenis yaitu kesalahan posisi bibir dan lidah,
dagu terlalu tinggi, dagu terlalu rendah, gigi depan pada focal trough, gigi belakang
pada focal trough, kepala menoleh dan posisi merosot. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan foto panoramik beserta
persentasenya. Kemudian memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan studi literature yaitu dengan mengumpulkan
banyak referensi dari jurnal sebagai sumber data utama, artikel, buku dan lainnya
sebagai sumber data pendukung. Dari sumber yang telah diambil kemudian dianalisis
untuk ditarik kesimpulan sehingga diperoleh hasil yang dapat menjawab rumusan
masalah.
Hasil dari penelitian ini didapatkan faktor penyebab kegagalan foto panoramik
sangat beragam, diantaranya kesalahan dalam pemosisian pasien, kesalahan persiapan
pasien, adanya benda asing pada gambaran, lidah pasien tidak menempel pada langit-
langit, faktor eksposi tidak tepat, kesalahan pemrosesan digital serta pergerakan
pasien. Besar persentase dari masing-masing faktor penyebab kegagalan foto
panoramik berbeda pada setiap jurnal yang dijadikan rujukan. Sebagian besar jurnal
mengatakan bahwa kesalahan penempatan lidah merupakan kesalahan yang paling
sering terjadi. Sebaiknya radiografer lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kegagalan foto panoramik, seperti posisi pasien, persiapan pasien,
faktor eksposi, serta keadaan pesawat pemeriksaan. Sehingga diharapkan angka
pengulangan dalam foto panoramik dapat berkurang
STUDI LITERATUR PROSEDUR TEKNIK PEMERIKSAAN HISTEROSALPINGOGRAPHY PADA KASUS INFERTILITAS DENGAN HSG SET
Pemeriksaan radiografi Histerosalpingography pada kasus inferilitas terdapat
beberapa proyeksi diantaranya AP, oblique kanan dan kiri. Pada kasus infertilitas
menggunakan proyeksi AP sudah cukup untuk menampakan tuba fallopi. Akan
tetapi jika menggunakan proyeksi AP saja maka hasil radiograf kurang optimal.
Maka dari itu di perlukannya proyeksi tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui teknik pemeriksaan Histerosalpingography (HSG) menggunakan HSG
set pada kasus Infertilitas dan untuk mengetahui hasil radiografi pemeriksaan
Histerosalpingography (HSG) dengan teknik HSG set pada kasus Infertilitas.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian literature review, menggunakan
berbagai sumber tertulis seperti jurnal dan textbook. Data – data yang sudah
diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Pengambilan data
dilakukan pada bulan September 2020–Juni 2021.
Hasil penelitian Teknik pemeriksaan Histerosalpingography (HSG)
menggunakan HSG set pada kasus Infertilitas menggunakan proyeksi AP, oblique
kanan dan kiri, tetapi juga menggunakan proyeksi oblique kanan dan kiri. Posisi
pasien miring kesebelah kanan 30 – 45 derajat untuk proyeksi oblique kanan, sisi
kanan belakang dekat dengan kaset. Sedangkan untuk proyeksi oblique kiri posisi
pasien miring kesebelah kiri 30 – 45 derajat, sisi kiri belakang dekat kaset. Pada
proyeksi AP tampak cavum uterus terisi kontras, tuba kanan dan kiri terisi kontras
dan tampak spill atau tumpahan media kontras. Pada proyeksi Oblique kanan
tampak uterus normal berbentuk segitiga, fundus dan apex pada sisi inferior,
tampak speculum maupun partubator di rongga uterus. Pada proyeksi Oblique
kiri menunjukkan rongga uterus normal, bagian distal tuba uterus melebar secara
bilateral. Sebaiknya pada pemeriksaan Histerosalpingography pada kasus
infertilitas menggunakan HSG set menggunakan proyeksi oblique kanan dan kiri
agar tuba fallopi kanan dan kiri tampak terlihat lebih jelas
STUDI LITERATUR PERBEDAAN GAMBARAN ANATOMI VERTEBRAE LUMBOSACRAL JOINT PROYEKSI LATERAL DENGAN VARIASI PENYUDUTAN ARAH SINAR
Tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah
tulang yang disebut vertebrae. Columna vertebrae dibagi menjadi beberapa bagian
tulang yaitu, 7 tulang vertebrae cervical, 12 tulang vertebrae thoracal, 5 tulang
vertebrae lumbalis, sacrum, dan vertebrae coccygeus. Tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan vertebrae
lumbosacral proyeksi lateral jika menggunakan penyudutan arah sinar 0º,5º,10º,
dan 15º caudal dan untuk mengetahui hasil perbedaan gambaran anatomi vertebrae
lumbosacral proyeksi lateral jika menggunakan penyudutan arah sinar 0º,5º,10º,
dan 15º caudal.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi
literatur (literature review). Metode pengumpulan data yaitu dokumentasi mencari
dan menggali data dari literatur yang relevan dengan topik permasalahan dari
berbagai sumber utama yang digunakan yaitu ada dua jurnal dan sumber pendukung
yaitu ada enam belas (6 buku dan 10 jurnal). Kemudian data dianalisis untuk ditarik
kesimpulan sehingga diperoleh hasil yang dapat menjawab rumusan masalah.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2020 – Juli 2021.
Hasil dari penelitian ini didapatkan prosedur pemeriksaan dan hasil perbedaan
dari gambaran anatomi vertebrae lumbosacral joint proyeksi lateral dengan variasi
penyudutan arah sinar 0°, 5°, 10°, dan 15° caudal, memiliki kesamaan dengan
pemeriksaan radiografi vertebrae lumbosacral joint pada umumnya. Proyeksi yang
digunakaan dalam pemeriksaan radiografi vertebrae lumbosacral joint yaitu
menggunakan AP dan lateral agar lebih optimal dalam menegakkan suatu diagnosa
dan dapat membantu untuk melihat perbedaan hasil dari gambaran anantomi
radiografi vertebrae lumbosacral joint. Pemeriksaan radiografi vertebrae
lumbosacral joint berperan dalam memperlihatkan patologi lumbal, fractur,
scoliosis, dan osteoporosis. Sedangkan pada gambaran anatomi akan
memperlihatkan anatomi lumbalis, discus intrervertebralis, processus spinosus,
dan tranversus, pedicle, sendi sacroiliaca, dan sacrum
STUDI LITERATUR TEKNIK PEMERIKSAAN HIP JOINT DENGAN KASUS FRAKTUR COLLUM FEMUR
Aplikasi sinar-x banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Salah
satunya dikenal dengan pemeriksaan radiologi dan yang sering digunakan untuk
pemeriksaan fraktur collum femur adalah pemeriksaan radiografi Hip Joint.
Pemeriksaan Hip Joint yaitu pemeriksaan radiografi untuk melihat kelainan pada
proksimal femur dan hip. Pada pemeriksaan ini biasanya menggunakan proyeksi
anteroposterior (AP) dan lateral. Namun ada proyeksi baru yang disebut dengan
bristol hip view yang bisa digunakan sebagai alternatif pada kasus fraktur collum
femur. Tujuan penelitian yaitu mengetahui teknik pemeriksaan radiografi Hip
Joint serta proyeksi yang optimal yang digunakan pada pemeriksaan Hip Joint
dengan kasus fraktur collum femur.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi
literatur (literatur review). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi mencari dan menggali data yang relevan dengan topik
permasalahan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2020 – Juli
2021.
Hasil Penelitian yaitu didapatkan teknik pemeriksaan Hip Joint dengan
kasus fraktur collum femur dilakukan tanpa persiapan khusus, hanya melepas
benda-benda yang mengganggu radiograf. Proyeksi yang optimal digunakan yaitu
proyeksi AP dengan menampakkan kedua Hip pada satu film dan lateral
crosstable. Selain itu dapat pula menggunakan proyeksi Bristol Hip View,
proyeksi ini dinilai lebih nyaman digunakan untuk pasien yang mengalami fraktur
collum femur sehingga dapat dijadikan proyeksi tambahan jika lateral tidak dapat
diperoleh
STUDI LITERATUR TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OSSA PEDIS PADA KASUS FRAKTUR
Teknik pemeriksaan radiografi ossa pedis pada kasus fraktur menurut
Long dkk (2016), dengan menggunakan proyeksi AP, proyeksi AP dengan arah
sinar 100 cephalad, proyeksi obliq. Menurut Bontrager (2014) dan Wahyuni
(2018), dapat menggunakan proyeksi AP dengan arah sinar 100 cephalad dan
proyeksi obliq. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pemeriksaan
radiografi ossa pedis pada kasus fraktur dan untuk mengetahui perbedaan anatomi
radiografi ossa pedis proyeksi AP dengan arah sinar 00 dan arah sinar menyudut
100 cephalad.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian literature review, menggunakan
berbagai sumber tertulis seperti jurnal dan textbook. Data – data yang sudah
diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Pengambilan
data dilakukan pada bulan September 2020–Juni 2021.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pemeriksaan radiografi ossa
pedis pada kasus fraktur yaitu menyiapkan kaset ukuran 24x30 cm dengan pasien
duduk di meja pemeriksaan, posisi objek kaki diatas kaset, posisi kaki AP, CP
pada metatarsal digiti 3, adanya dua penyuduttan CR dengan arah sinar 00 dan
arah sinar menyudut 100 cephalad. Pada anatomi radiografi ossa pedis dengan
kasus fraktur proyeksi AP dengan arah sinar menyudut 100 cephalad yaitu
menunjukkam interspace tulang-tulang dibagian tarsal terbuka, tampak interspace
metatarsophalangeal joint terbuka, tulang-tulang metatarsal tidak mengalami
superposisi dan semua phalang tampak dengan jelas
STUDI LITERATUR ANATOMI RADIOGRAFI WRIST JOINT PROYEKSI POSTEROANTERIOR DENGAN ULNAR DEVIATION PADA KASUS FRAKTUR SCAPHOIDEUS
Pemeriksaan radiografi wrist joint pada kasus fraktur scaphoid terdapat
proyeksi khusus yaitu proyeksi PA ulnar deviation, pada posisi scaphoid yang
superposisi dengan tulang trapezium, trapezoideum, dan lunatum akan
mempengaruhi hasil radiograf, sehingga membutuhkan posisi dan arah sinar yang
optimal dan dapat menampakkan tulang scaphoid. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui teknik pemeriksaan wrist joint proyeksi ulnar deviation pada kasus
fraktur scaphoideus, dan untuk mengetahui perbedaan anatomi radiografi wrist
joint proyeksi PA dengan ulnar deviation pada kasus fraktur scaphoideus.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian literature review, menggunakan
berbagai sumber tertulis seperti jurnal dan textbook. Data – data yang sudah
diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Pengambilan
data dilakukan pada bulan September 2020–Juni 2021.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pemeriksaan wrist joint
proyeksi ulnar deviation pada kasus fraktur scaphoid yaitu menyiapkan kaset
ukuran 18 x 24 cm dengan pasien duduk di meja pemeriksaan, posisi objek tangan
berada diatas IR, posisi tangan PA dengan wrist joint dirotasikan atau difleksikan
30° hingga 45°, adanya dua penyudutan antara CR tegak lurus dan CR disudutkan
10-15°, CP pada pertengahan os Scaphoid, posisi tangan dengan ulnar deviation
maksimum. Pada Anatomi radiografi wrist joint proyeksi ulnar deviation yaitu
menunjukkan tampak tulang radius distal dan ulna, carpal, dan metacarpal
proksimal, scaphoid tampak dengan jelas dapat menampakkan adanya celah
tulang Scaphoid dengan tulang carpal yang lain, dan tidak adanya overlaping
pada tulang scaphoid
Studi kasus prosedur pemeriksaan oesophagus maag duodenum pada kasus atresia duodenum di RSUD Dr. Soedono Madiun
Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum (OMD) adalah pemeriksaan radiografi pada saluran pencernaan untuk melihat adanya kelainan anatomi dan fisiologi organ oesophagus, lambung dan duodenum. Menurut Mulyati, (2018) proyeksi yang digunakan yakni antero posterior (AP) babygram, anteroposterior (AP) post kontras, dan right posterior oblique (RPO), dengan media kontras iodin yang dicampur NaCl, proteksi radiasi yang diberikan dengan mengecilkan kolimasi sesuai obyek yang akan diperiksa. Di RSUD dr. Soedono Madiun dilakukan dengan menggunakan proyeksi anteroposterior, anteroposterior post kontras, dan right posterior oblique (RPO) dengan media kontras water soluble dan proteksi radiasi di RSUD dr. Soedono Madiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan menggunakan media kontras water soluble, proteksi radiasi serta penggunaan alat immobilisasi di RSUD dr. Soedono Madiun.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian dilaksanakan dari bulam September 2022 sampai Juni 2023. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah 3 radiografer, 1 dokter radiolog, dan 1 orang pasien pemeriksaan OMD kasus ateresia duodenum.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeriksaan OMD pediatric tidak memliki persiapan khusus. Pemeriksaan menggunakan media kontras iodium 1:4 sebanyak 5 ml, dicampur air 20 ml dimasukkan melalui NGT. Proyeksi yang digunakan adalah AP Supine, AP post kontras dan RPO. Immobilisasi menggunakan botol aqua, selimut yang digulung serta bantuan keluarga pasien. Alasan penggunaan media kontras iodium karena lebih mudah larut dibanding menggunakan barium sulfat akan lama larut didalam tubuh pasien. Pemeriksaan radiografi Oesophagus Maag Duodenum (OMD) pediatric pada kasus atresia duodenum di Instalasi Radiologi RSUD dr. R Soedono Madiun sebaiknya mengecilkan kolimasi sesuai obyek yang akan diperiksa tujuannya agar dosis radiasi yang diterima tidak banyak dan keluarga pasien diberikan apron agar meminimalisir terpaparnya radiasi. Serta menambahkan alat immobilisasi yang lengkap sehingga bisa memfiksasikan pasien dengan sempurna
Studi kasus standar pelayanan radiologi diagnostik tentang sumber daya manusia di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Klaten
Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan adalah komponen kunci untuk
menggerakkan pembangunan kesehatan. S umber Daya Manusia Rumah Sakit
kelas B minimal mempunyai 2 Radiografer dengan menggunakan 1 alat Radiologi
dan 9 Pesawat Radiologi yaitu CT Scan 64 slide , ultrasonografi, panoramic, dental
X Ray, analog X Ray, mamography , c arm, fluroskopi, moblie X Ray (Permenkes
2008 ). Pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Klaten terdapat 11
Radiografer , dengan 5 buah Pesawat Radiologi yaitu CT Scan Tipe 8 sli c e,
panoramic, dental X Ray, analog X Ray, dan ultrasonography Tujuan penelitian
untuk mengetahui standar pelayanan radiologi diagnostik tentang sumber daya
manusia di Instalasi Radiologi RSI Klaten.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan studi kasus. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Islam Klaten pada bulan Febuari 2022 hingga Juli 2022. Subjek penelitian ini
adalah 2 Radiografer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian standar pelayanan radiologi diagnostik tentang sumber daya
manusia di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Klaten, kemampuan dan
kompetensi yaitu dokter spesialis radiologi, radiografer, elektromedis, tenaga
adamistrasi, tenaga radiasi, B erdasarkam jenis sarana pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik, kelengkapan jumlah pesawat
untuk setiap jenis sarana pelayanan kesehatan yaitu CT Sc an, U sg, D ental,
Panorami c . Sebaiknya SDM di Instalasi Radiologi Rumah Sak it Islam Klaten
menambah tenaga administrasi dan tenaga elektromedis serta peralatan yang harus
ditambahkan dan diperbaharui seperti pesawat CT S ca
Studi kasus prosedur pemeriksaan colon in loop pediatrik dengan klinis suspect megacolon congenital
Prosedur pemeriksaan colon in loop pediatrik dengan klinis suspect megacolon congenital di Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten menggunakan alat pesawat sinar-x tanpa dilengkapi fluoroscopy dan bahan menggunakan media kontras barium sulfat serta melakukan teknik pemeriksaan plain foto proyeksi anteroposterior (AP), proyeksi AP post kontras dan lateral post kontras. Menurut Lampignano & Kendrick (2018), alat yang digunakan pesawat sinar-x yang dilengkapi dengan fluoroscopy dan bahan menggunakan water soluble serta melakukan teknik pemeriksaan plain foto proyeksi AP, proyeksi AP post kontras, proyeksi Lateral Decubitus, proyeksi Lateral Dorsal Decubitus dan post evakuasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemeriksaan colon in loop pediatrik klinis suspect megacolon congenital di Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten dan alasan pemeriksaan colon in loop pediatrik dengan klinis megacolon congenital di RSU Islam Klaten tidak menggunakan proyeksi AP post evakuasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september 2022 hingga juni 2023 di Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten. Pengambilan data dilakukan dengan observasi partisipatif, wawancara langsung, dan dokumentasi. Subjek dari penelitian ini adalah 3 Radiografer dan 1 Dokter Spesialis Radiologi di Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pemeriksaan colon in loop pediatrik dengan klinis suspect megacolon congenital dimulai dari persiapan pasien, alat dan bahan, teknik pemasukan media kontras dan teknik pemeriksaan. sebaiknya menggunakan pesawat sinar-X dilengkapi fluoroscopy untuk memungkinkan visualisasi pergerakan media dalam usus besar, sebaiknya untuk bahan media kontras menggunakan bahan water soluble yang mudah diserap oleh tubuh dan aman, dan sebaiknya untuk proyeksi ditambah dengan proyeksi AP post evakuasi karena memastikan bahwa saluran pencernaan telah sepenuhnya kosong dan membantu mengidentifikasi kelainan yang tidak terlihat