1 research outputs found
KARAKTERISTIK LIMBAH KELAPA MUDA SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI ASAP CAIR
Pohon kelapa merupakan salah satu tanaman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
di Indonesia. Pada tahun 2018 tiap bulannya di Pantai Panjang rata-rata limbah kelapa muda
yang dihasilkan mencapai 15 ton, dan untuk daerah Kota Bengkulu tiap bulannya rata rata
limbah kelapa muda yang dihasilkan sebanyak 7 ton. Jika dijumlahkan hasil limbah kelapa
muda yang berada di Kota Bengkulu yaitu sebanyak 22 ton, hasil ini serupa dengan hasil
limbah suatu industri. Jika dikelola dengan baik hasil pembakaran ini dapat menghasilkan
produk yang bermanfaat sebagai asap cair. Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi dari
uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak
mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya.
Bahan yang digunakan berupa limbah kelapa yang sudah tidak terpakai, didapat dari
penjual es kelapa muda yang berada di pesisir Pantai Panjang , Rancangan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 taraf perlakuan 3 pengulangan sehingga
diperoleh 18 kombinasi perlakuan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut K1
(Kadar air 16%), K2 (Kadar air 20%), K3 (Kadar air 24%), K4 (Kadar air 28%), K5 (Kadar
air 32%), K6 (Kadar air 36%). Proses pembuatan asap cair mengacu pada Karima (2014),
Persiapan bahan baku yaitu bahan pembakar dengan menyiapkan limbah kelapa muda yang
didapat dari Pantai Panjang Kota Bengkulu. Pengukuran kadar air limbah kelapa menurut SNI
01-2891-1992 yaitu dengan memotong kecil-kecil limbah kelapa menggunakan golok dengan
ukuran 5-8 cm. Kemudian ditimbang limbah kelapa untuk diketahui berat awal lalu
dikeringkan menggunakan tenaga cahaya matahari. Selanjutnya diambil sampel limbah kelapa
dan ditimbang 10 gram, kemudian diletakan dalam wadah cawan penguap, dan dimasukan ke
dalam oven dengan suhu 105oC selama 3-5 jam. Selanjutnya dimasukan sampel ke dalam
desikator untuk didinginkan sampel, kemudian dihitung berat keringnya dan disiapkan setiap
kelompok perlakuan kadar air yaitu 16%, 20%, 24%, 28%, 32% dan 36% dan dihentikan
pengeringan ketika berat sampel sudah lebih kecil dari berat basah dan siap di angkat.
Pembuatan asap cair dimulai dengan cara limbah kelapa muda dengan kadar air sesuai
perlakuan dimasukan ke dalam reaktor pirolisis. Setiap kali pembakaran bahan sabut kelapa
muda sebanyak 1500 g dimasukkan ke dalam tabung reaktor, Kemudian tabung ditutup
dengan rapat. Selanjutnya rangkaian alat kondensasi dipasang dan tabung pendingin dialiri
dengan air dingin. Api dinyalakan untuk membakar tabung reaktor. Bahan di dalam tabung
vi
reaktor akan panas dan akan mengalami pirolisis. Asap akan keluar dari wadah dan masuk ke
dalam kondensor yang akhirnya mengeluarkan cairan hasil kondensasi ditampung di dalam
botol. Pemanasan diakhiri sampai tidak ada asap cair yang menetes dalam wadah penampung.
Parameter-yang diamati pada penelitian ini antara lain yaitu rendemen,kadar asam, kadar
fenol dan pH. Data dianalisi menggunakan ANOVA dengan taraf 5% dan dilanjutkan dengan
uji DMRT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik limbah kelapa muda tidak
memiliki banyak perbedaan, hal ini disebabkan karena nilai kadar air bahan limbah kelapa
muda memiliki nilai kadar air dengan jarak yang tidak cukup jauh yaitu dengan nilai interval
4%, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa nilai kadar air bahan baku
pada proses pembuatan asap cair memberi pengaruh terhadap rendemen dan mutu asap cair
yang dihasilkan secara pirolisis. Hasil analisis kimia asap cair limbah kelapa muda terpilih
adalah asap cair limbah kelapa muda kadar air 16% (KA1), karena memiliki rendemen
sebesar 9,06%. Total asam tertitrasi 5,2% dan kadar fenol 4,52% lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan yang lain. Total asam tertitrasi 5,2% yang dihasilkan sudah memenuhi
standar mutu asap cair yaitu sekitar 4,5-15,0%. Kadar fenol yang dihasilkan pada penelitian
ini masih belum memenuhi standar mutu asap cair yaitu sekitar 4,6-15,0%. Nilai pH yang
rendah akan mempengaruhi terhadap tingginya total asam tertitrasi dan kadar fenol. Karena
pH, total asam tertitrasi dan kadar fenol saling berkaitan satu dengan yang lainya. pH 2,6 yang
terdapat pada asap cair limbah kelapa muda sudah memenuhi setandar mutu asap cair yaitu
sekitar 1,5-3,0