4 research outputs found

    Quality Improvement of Seismic Image From 2d Psdm (Pre Stack Depth Migration) Using Tomography for Interval Velocity Model Refinement

    Full text link
    The main goal of seismic exploration is to get an accurate image of subsurface section so it can be easily interpreted. Pre Stack Depth Migration (PSDM) is such a powerful imaging tool especially for complex area such an area where strong lateral velocity variations exist. The main challenge of PSDM is the need of accurate interval velocity model.In this research, Dix Transformation, coherency inversion, and tomography are used for initial interval velocity model, and then tomography is used for interval velocity model refinement. We compare also between seismic image resulted from PSDM and PSTM to determine the best method. The seismic data that processed in this paper is derived from north western part of Australian Waters. Kata kunci: Pre Stack Depth Migration, Dix Transformation, coherency inversion, tomography. Tujuan utama dari eksplorasi seismik adalah menghasilkan citra yang akurat dari penampang bawah permukaan sehingga diinterpretasi lebih mudah. Pre Stack Depth Migration (PSDM) merupakan suatu metode yang memberikan hasil peningkatan kualitas citra seismik pada daerah kompleks dimana terjadi variasi kecepatan lateral yang signifikan. Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi agar hasil PSDM lebih optimal adalah model kecepatan interval yang akurat. Dalam penelitian ini Transformasi Dix, inversi koheren, dan tomografi digunakan untuk memenuhi syarat tersebut. Perbandingan hasil penampang seimik PSDM dan PSTM dilakukan untuk menentukan metode terbaik. Data seismik yang diolah dalam tulisan ini berasal dari wilayah Perairan Baratlaut Australia. Kata kunci: Pre Stack Depth Migration, Transformasi Dix, inversi koheren, tomograf

    Perbaikan Citra Penampang Seismik Menggunakan Metode Common Reflection Surface : Aplikasi Terhadap Data Seismik Perairan Waigeo

    Full text link
    Kenampakan struktur geologi dan kontinuitas reflektor pada penampang seismik seringkali tidak teridentifikasi ketika data seismik di stack menggunakan metode stacking konvensional, terutama untuk data dengan jumlah fold coverage yang kecil. Data seismik Puslitbang Geologi Kelautan yang diperoleh pada Mei 2015, di Perairan Timur Pulau Waigeo, memiliki fold coverage yang relatif rendah sekitar 20. Untuk meningkatkan kualitas penampang seismik pada data ini perlu diterapkan metode Common Reflection Surface(CRS) sehingga interpretasi struktur geologi lebih mudah dan kontinuitas reflektor lebih baik. Metode ini diaplikasikan terhadap data seismik lintasan 6 dan 37. Penerapan metode CRS memberikan perbaikan pada citra penampang seismik terutama pada bagian basement akustik dan kontinuitas reflektor. Metode ini memberikan citra penampang seismik yang relatif lebih baik dibandingkan metode stacking konvensional karena metode CRS melibatkan trace seismik dari CDP di sekitarnya sesuai dengan besar parameter aperturnya. Kata kunci CRS Stack, CRS Attribut dan Paraxial Geological structure and reflector continuity on seismic section are often not clearly identified when the seismic data stacked use conventional stacking, especially seismic data with small fold coverage. Seismics data of Puslitbang Geologi Kelautan, that have been acquired on Mei 2015,in eastern part of Waigeo Island, have small number of fold coverage about 20. To enhance quality of seismic section on this data, it is necessary to apply Common Reflection Surface (CRS) method, in order to make geological structure interpretation easier dan better reflector continuity. This method applied to seismic data line 6 and 37. This application gives enhancement to seismic section especially at acoustic basement and reflector continuity. CRS method gives better seismic section than conventional stacking due to stacking process that involve seismic trace around the CDP along its aperture size
    corecore