2 research outputs found

    You Again

    No full text
    Masa-masa sekolah selalu merupakan masa yang penuh dengan kenangan bagi setiap insan. Ada kenangan yang ingin selalu kita ingat selamanya namun ada juga kenangan yang ingin kita lupakan selamanya. Bukan hanya itu, kadang kita malah berharap kejadian itu tak pernah terjadi. Lalu bagaimana seandainya kenangan yang ingin kita lupakan itu tiba-tiba harus hadir lagi? Marni (Kristen Bell) kini telah menjadi seorang PR yang sukses. Suatu ketika Marni mendapat kabar kalau Will (Jimmy Wolk), saudaranya, akan segera menikah. Dengan gembira Marni pun pulang untuk menghadiri acara pernikahan Will. Sayang kebahagiaan ini tak berumur lama karena sesampainya di rumah Marni harus dikejutkan oleh satu kenyataan pahit. Will ternyata akan menikahi Joanna (Odette Annable), musuh besar Marni semasa SMA. Yang lebih menyakitkan lagi, Joanna ternyata sudah tak ingat lagi kalau dulu sering menyakiti Marni. Situasi yang sudah buruk ini jadi semakin buruk ketika Ramona (Sigourney Weaver), bibi Joanna, datang dari Miami. Ternyata Ramona adalah musuh besar Gail (Jamie Lee Curtis), ibu Will dan Marni. Sepertinya semua orang sudah bisa menebak di mana letak komedi yang bakal dieksploitasi film ini. Apa lagi kalau bukan persaingan di antara empat wanita yang bakal segera menjadi keluarga besar ini. Kenyataannya, dugaan itu memang tak salah, atau mungkin alur kisah di atas saja sudah menjelaskan semuanya. Dan di sinilah letak kesalahan film ini. Dengan ide dasar yang terlalu sempit seperti ini, agak sulit juga membuat sebuah full feature film berdurasi 100 menit lebih. Bisa diduga juga kalau akhirnya yang muncul adalah komedi basi dengan happy ending ala Hollywood. Mengingat naskah film ini adalah karya Moe Jelline yang belum punya terlalu banyak pengalaman dalam penulisan naskah, sepertinya kesalahan itu masih bisa dimaklumi, tapi bagaimana dengan Andy Fickman yang bukan sutradara baru. Entah karena kesulitan menjabarkan naskah Moe ke dalam bentuk visual atau naskah itu sendiri memang sudah tak memberikan ruang gerak yang cukup luas namun Andy yang juga sempat mengerjakan film RACE TO WITCH MOUNTAIN sepertinya tak bisa berbuat banyak kali ini. Selain naskah yang terlalu tipis, beberapa faktor kebetulan seperti bagaimana mungkin Will tak menyadari kalau Joanna adalah musuh besar Marni juga membuat film ini jadi terasa mengganggu

    Tweets as microfiction: on Twitter’s live nature and 140 character limit as tools for developing storytelling skills

    Get PDF
    For many years, the pedagogy of creative writing has been delivered primarily through workshops in which students critique each others’ work. Students only need their imagination and a pen and paper to begin writing a story. It has not been necessary for creative writing teachers to prioritise use of emerging technologies and in consequence, creative writing classrooms have remained largely ‘low tech and quaintly humanistic.’ This interdisciplinary paper explores from a practitioner-teacher perspective how social media can help develop theory and practice in the pedagogy of creative writing. It does so by presenting an account and early stage assessment of pilots conducted using Twitter with creative writing BA students at a UK University since November 2012. It is argued that the strict character limit of tweets, in combination with their live and public nature, can force critical enquiry into what comprises a meaningful narrative. Summary reflections consider how the Twitter pilots contribute to a new theoretical position that helps bring understanding to skills it is necessary for writers to develop in the face of emerging technologies in the 21st century
    corecore