3 research outputs found

    Audit Media Relations Humas Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah untuk Peningkatan Publisitas

    Full text link
    Nama : Lizzatul FarhatiningsihNIM : D2C009011Judul : Audit Media Relations Humas Sekretariat Daerah ProvinsiJawa Tengah untuk Peningkatan PublisitasABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi karena kurang berperannya Biro HumasSetda Jawa Tengah dalam melakukan fungsi kehumasan terhadap PemerintahProvinsi Jawa Tengah. Humas telah melakukan banyak kegiatan namun efeknyapada pemberitaan tentang Pemerintah Provinsi yang muncul belum terasa. Namunkesesuaian melakukan banyak kegiatan tersebut belum diimbangi denganpemberitaan-pemberitaan positif yang muncul di media massa baik cetak maupunelektronik. Hal tersebut menyebabkan terjadinya aksi di masyarakat yangmemperburuk citra Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.Metode yang digunakan adalah metode audit komunikasi. Tipe penelitianini adalah tipe penelitian deskriptif, di mana tipe penelitian ini terbatas pada USAhamengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan bertujuanuntuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, danakurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena ataukegiatan yang dilakukan oleh Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah yangberkaitan dengan media relations. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalahteknik wawancara mendalam kepada delapan orang yang terdiri dari pimpinan danstaf Biro Humas serta wartawan baik dari media massa cetak maupun elektronikyang berkaitan dengan Humas.Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa kinerja Humas Setda JawaTengah belum efektif. Kegiatan media relations yang dilakukan masih terbataspada kegiatan yang biasa dari tahun ke tahun mereka lakukan. Padahal,semestinya Humas mampu memahami, memiliki pengetahuan yang terusberkembang dan maju, serta melakukan lebih dari itu. Hal ini dikarenakanbanyaknya ketimpangan yang terjadi di Humas. Pemahaman mengenai mediarelations masih menitik beratkan pada fokus tujuan Humas saja yaitu untukmendapatkan publisitas, pemahaman mengenai tools media relations yang belumberkembang, belum adanya SDM yang kompeten dalam melaksanakan tugaspokok dan fungsi, minimnya anggaran, dan kewenangan yang terbatas membuatkinerja Humas menjadi kurang efektif. Dengan hasil audit komunikasi ini, pihakPemerintah Provinsi Jawa Tengah terutama Sekretariat Daerah Jawa Tengah perlumelakukan perbaikan terhadap fungsi maupun kewenangan Humas agar kinerjaHumas menjadi lebih efektif dan meningkatkan publisitas positif di media massa.Kata kunci: Audit Komunikasi, Media Relations, Public Relations, Publisitas.Nama : Lizzatul FarhatiningsihNIM : D2C009011Judul : Media Relations Audit of Public Relations in Region SecretariatCentral Java Province for Increasing The PublicityABSTRACTThis research is backgrounded of less contribution from Public Relations RegionSecretary Central Java Province when they do their function. Public Relationshave been doing many activities but the effect in news mass media about theGovernment of Central Java Province is nothing yet. However, doing moreactivity is not balance with appearing the good news in mass media, both printand electronic media. It causes many actions in society that make the bad imageof Government of Central Java Province.Communications audit methods is used in this research. Reseacher usesdescriptif research type that this research limited to the efforts to reveals aproblem or situation as it is and aims to create a picture or description of thepainting in a systematic, factual, and accurate information on the facts,characteristics, and relations between phenomena or activities conducted byPublic Relations in Region Secretariat Central Java Province related to mediarelations. In this research, used indepth interview technique to collect theinformation to eight people that consist of head, leader, staf of Public Relationeither reporters from print and electronic media.The outcomes from this research is the activity in Public Relations RegionSecretariat Central Java Province is not effective. Media relations activity thatconducted are limited to their annual activity. Besides, Public Relations should beable to understand, develop the knowledge, and do more than it. It is caused muchunbalances in Public Relations. Understanding of media relations is still focusedon the goal of Public Relations is only to get publicity, undevelop ofunderstanding media relations tools, nothing humans resources that competencewith main duty and functions of Public Relations, minimum budgeting andfacilities, and limited authority that makes the performance of Public Relations isnot effective. The outcome of this communication audit, Central Java Province,espescially Region Secretariat of Centra Java need an improvement in PublicRelations'function and competence. In order to make Public Relations's task bemore effective and increasing positive publicity in mass media.Keywords: Communication Audit, Media Relations, Public Relations, Publicity.JURNALAudit Media Relations Humas Setda Jawa Tengah untukPeningkatan PublisitasLIZZATUL FARHATININGSIHD2C009011JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2013PENDAHULUANKeberadaan Public Relations atau Humas sangat dibutuhkan olehperusahaan-Perusahaan maupun instansi pemerintah. Fungsi-fungsi dan tugastugasHumas sangat menunjang kelangsungan hidup dan mempengaruhi citra darisuatu instansi pemerintah. Humas merupakan suatu profesi dengan proseskomunikasi kepada publik atau dengan kata lain Humas menghubungkan antaralembaga/instansi dengan publiknya baik eksternal maupun internal. Dalamkonteks lembaga publik seperti pemerintah, peran melayani dan mengembangkandukungan publik guna mencapai tujuan organisasi merupakan hal yang sangatpenting. Pemberitaan yang beredar mengenai instansi pemerintah merupakansalah satu tanggung jawab besar bagi Humas.Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah (Setda ProvJateng) merupakanunsur pembantu pimpinan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang dipimpin olehSekretaris Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.Sekretariat Daerah Provinsi bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakantugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksanaserta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat DaerahProvinsi. Divisi Humas Setda Jateng bertugas memberikan informasi danpenjelasan mengenai kebijakan-kebijakan yang akan atau telah dilakukan olehpemerintah/instansi, menciptakan hubungan yang harmonis antara pemerintahdengan publiknya. Untuk dapat melakukan tugas-tugas tersebut Humas harusmelakukan berbagai macam kegiatan komunikasi yang berbeda untuk masingmasingpublik, baik internal maupun eksternal.Media massa memegang peran dalam tugas Humas tersebut karena mediamassa dapat menimbulkan kesadaran terhadap sesuatu, mempersuasi ataumengajak untuk melakukan hal tertentu, serta mengubah sikap, pendapat, atauperilaku seseorang. Menurut Wasesa dalam Political Branding and PublicRelations (2011 : 18) agar suatu citra sebuah merek baik komersial maupunpolitik dapat melekat di benak konsumen atau audiens, perlu dilakukanrehabilitasi setiap 3 bulan sekali agar loyalitas konsumen pun tercipta. Haltersebut dapat diartikan menjadi institusi pemerintah, khususnya Humas SetdaJateng perlu melakukan pembaharuan, pencerahan, analisis, atau evaluasi di setiap3 bulan untuk dapat mempertahankan loyalitas dalam hal ini adalah loyalitaspihak-pihak eksternal terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, seperti pers danmasyarakat.Pemerintah Provinsi Jateng yang dipimpin oleh Gubernur Bibit Waluyobanyak menuai prestasi selama melaksanakan tugas memimpin Jawa Tengah,akan tetapi, pemberitaan mengenai prestasi yang diraih oleh Pemerintah ProvinsiJawa Tengah tersebut rupanya tidak terlalu mendapat perhatian publik ketikamedia menyiarkan pemberitaan tersebut, justru beberapa kasus yang dialami olehPemerintah Provinsi Jawa Tengah baik Gubernur Bibit Waluyo besertajajarannyalah yang belakangan ini lebih menjadi sorotan dan kemudianberpengaruh terhadap sikap masyarakat dan opini masyarakat kepada pemerintah.Seperti kasus yang terjadi ketika Gubernur Bibit Waluyo memberikan pernyataanmengenai kesenian Jathilan atau jaran kepang dengan menyebut Jathilan sebagaikesenian terjelek di dunia.Kegiatan media relations yang selama ini telah dilakukan oleh HumasSetda Pemprov Jateng antara lain konferensi pers, press release, press luncheon,dan talk show. Selain itu ada pula anggaran APBD dengan jumlah yang cukupbesar yang diberikan kepada organisasi-organisasi wartawan Jawa Tengah, sertapembuatan Forum Komunikasi Wartawan Jawa Tengah yang dipimpin olehSekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah. Beberapa kebijakan dan kegiatantersebut merupakan upaya menjalin hubungan yang baik sehingga kiranya dapatmeningkatkan publisitas dan meminimalisir pemberitaan negatif di media massa.Tetapi, meskipun Humas Setda Jateng sudah melakukan berbagai kegiatan danupaya tersebut, pada Kenyataannya pemberitaan mengenai Pemerintah ProvinsiJawa Tengah masih didominasi oleh munculnya pemberitaan yang negatif baik dimedia cetak maupun elektronik.Oleh sebab itu, yang kemudian menjadi pokok permasalahan adalahbagaimana kegiatan Media Relations Humas Sekretariat Daerah PemerintahProvinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan publisitas?Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam kajian Teori MediaRelations yang berkaitan dengan audit media relations serta diharapkanmemberikan kontribusi bagi Humas Setda Provinsi Jawa Tengah pada khususnyadan humas di seluruh instansi pemerintah daerah pada umumnya untukmenentukan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menjalin hubunganyang baik dengan media massa agar dapat meningkatkan publisitas instansitersebut. Penelitian ini mengambil pemikiran-pemikiran tentang media relationsIriantara, teori media relations Lesley suatu hubungan dengan media komunikasiuntuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisasidan berguna untuk memberikan informasi kepada masyarakat karena kaitannyadengan media massa dan pers selain itu juga bermanfaat untuk memperolehdukungan dan kepercayaan masyarakat. Kegiatan-kegiatan media relations antaralain, Press Conference, Press Tour, Press Reception, Press Briefing, PressStatement, Press Interview, Press Gathering, Press Release, Media Advisory,Press Kit, Press Room, Media List, Talkshow. Ada pula teori-teori tentang auditkomunikasi, Jane Gibson dan Richard Hodgetss (1991 : 453) dalam bukunyaOrganizational Communication: A Manajerial Perspective dalam Hardjana (2000: 10) yaitu suatu analisis yang lengkap atas sistem-sistem komunikasi internal daneksternal dari suatu organisasi.Audit public relations merupakan komponen reguler dari banyak programpublic relations. Mereka menyediakan data input bagi perencanaan programpublic relations pada masa mendatang dan membantu mengevaluasi efektivitaskerja sebelumnya. Agensi Joyece F.Jones dan Ruder Finn Rotmann yang dikutipBakin, Aronoff & Lattimore (1997 : 124) menjelaskan proses audit dalam empatproses :1. Mencari tahu apa yang “kita” pikirkan (finding out what “we” think)2. Mencari tahu apa yang “mereka” pikirkan (finding out what “they” think)3. Mengevaluasi kesenjangan sudut pandang di antara keduanya (Evaluatingthe disparity)4. Memberi Rekomendasi (Recomending)ISIPenelitian ini terbagai ke dalam dua bab pembahasan yang membahas mengenaikesesuaian kinerja Humas atau kegiatan-kegiatan media relations yang dilakukandengan konsep dan mencari tahu mengenai kebutuhan Humas dalam rangkapeningkatan kerja dan jika diperlukan perbaikan di dalamnya. Pembahasantersebut antara lain sebagai berikut :1. Pemahaman media relations : Humas Setda Jawa Tengah sendiri memahamimedia relations sebagai upaya menjalin hubungan baik dengan media massauntuk mempublikasikan kegiatan pimpinan daerah seperti Gubernur, WakilGubernur, Setda, dan lainnya kepada masyarakat sesuai dengan kedudukanHumas sebagai Kominfo, Komunikasi dan Informasi. Humas perlu jugamemahami tools media relations dan bahwa media relations merupakanupaya menjalin hubungan yang baik dengan wartawan serta bagaimanamenyampaikan informasi-informasi kepada masyarakat dengan tepat.2. Tujuan kegiatan media relations : bertujuan untuk menjalin hubungan yangbaik dengan media, bekerja sama, memaksimalkan publisitas dari kegiatankegiatanpara pejabat pimpinan daerah seperti Gubernur, Wakil Gubernur,Sekretaris Daerah dan Asisten Daerah. Humas seharusnya perlu memahamitujuan-tujuan kegiatan media relations yang lain, yaitu perlunya memperolehumpan Balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatanlembaga/organisasi yang telah dilakukan karena hal tersebut akan menjadisalah satu dasar bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikankinerja yang dilakukan.3. Target audience kegiatan media relations : menyasar seluruh media massabaik lokal maupun nasional dan baik cetak maupun elektronik yang memilikikredibilitas, dapat memberitakan suatu berita secara objektif, serta ikutmelakukan fungsi informatif dan edukatif kepada masyarakat. Humasseharusnya menerapkan absensi bagi wartawan yang hadir dalam setiapkegiatan yang dilaksanakan, karena hal tersebut merupakan salah satu carauntuk melakukan kontrol terhadap ketepatan sasaran Humas.4. Jenis kegiatan media relations : Hanya sedikit dari kegiatan media relationsyang diketahui dan dilakukan dengan baik oleh Humas. Humas kurangmemaksimalkan sebagian besar kegiatan media relations dan terlihat hanyasekedar formalitas dalam melaksanakannya. Banyak persiapan yang tidakdilakukan secara matang seperti persiapan tempat, waktu, yang lebihmengandalkan keseluruhan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secaraincidental. Perlu dipahami bahwa saat ini kegiatan media relations mulaiberkembang dan lebih beraneka ragam. Selain itu, Humas harus mengetahuikarakteristik dan perbedaan teknik pelaksanaan masing-masing kegiatanmedia relations. Anggaran dana dan fasilitas yang disediakan oleh pemerintahjuga bisa lebih dimanfaatkan untuk memaksimalkan kegiatan.5. Analisis Masalah : Pendekatan research maping media dengan melakukanmonitoring belum dapat dilakukan dengan baik oleh Humas karena saat iniyang dilakukan oleh Humas adalah sekedar melakukan kliping berita tanpamenganalisis, sehingga hal tersebut akan berdampak pada kurangmaksimalnya pelaksanaan respon krisis pemberitaan. Biro Humasmembutuhkan staf-staf yang lebih mengerti mengenai pekerjaan kehumasan.Bagaimanapun juga, Biro Humas harus melakukan maping media secaraperiodik dengan melakukan analisis pada pemberitaan-pemberitaan yang dikliping setiap harinya. Selain itu respon pada krisis pemberitaan juga harussegera dilakukan jika diperlukan. Humas harus memahami bahwa mapingmedia bukan hanya sekedar kliping, tetapi mengumpulkan pemberitaan, sertapembuatan analisis dari pemberitaan tersebut dan membuat kecenderungan isimasing-masing media massa secara periodik6. Indikator berita : Indikator berita yang diterapkan Humas yaitu visi misi daripemerintah rupanya belum dapat dimaksimalkan karena analisis berita sendiritidak dilakukan dengan baik. Humas harus memahami bahwa indikatorpemberitaan yang merupakan visi misi dari pemerintah menjadi salah satufaktor penentu bagaimana hasil dari maping media yang dilakukan olehHumas. Baik pimpinan maupun staf perlu menangani secara seriusterhambatnya proses maping media tersebut. Selain merupakan visi dan misi,harusnya Humas juga memiliki indikator-indikator tetap yang akan selaluberlaku meski terjadi pergantian pemerintahan sebagai tolok ukur mendasarpenilaian terhadap suatu berita.7. Budgeting kegiatan media relations : Perencanaan anggaran kegiatan mediarelations di Humas telah dilakukan namun memang masih kurang maksimal.Humas dalam melakukan budgeting perlu memperhatikan beberapa hal yaituperencanaan yang ditulis secara rinci dan lebih mendetail untuk anggaranbagi setiap kebutuhan yang mungkin diperlukan. Selain itu, dalam melakukanperencanaan anggaran seharusnya Humas juga mempertimbangkan danacadangan yang sekiranya dibutuhkan, terlebih jika terdapat wartawanwartawanyang memang meminta upah kepada Humas setelah melakukanpeliputan8. Time schedule : Humas tidak memiliki time schedule yang jelas denganalasan bahwa mereka bekerja incidental sesuai dengan kegiatan-kegiatanyang dilakukan oleh Gubernur yang tidak bisa direncanakan pada jauh harisebelumnya. Humas seharusnya membuat time table perencanaan suatukegiatan atau event yang akan diselenggarakan. Selain itu, pembagian kerjadalam setiap kegiatan juga harus diperjelas dengan membuat job descriptionyang lebih rinci bagi masing-masing orang karena selama ini terlihat ketidakteraturan koordinasi yang memang berjalan berdasarkan kebiasaan. Pimpinanjuga harus mengecek kesiapan staf dalam menangani kegiatan tersebut dariawal hingga evaluasi dilakukan.9. Strategi dan taktik : Humas masih mengandalkan sistem menghafal dankebiasaan dalam melakukan setiap kegiatan media relations. Oleh sebab itu,Humas perlu memiliki SOP secara tertulis yang menjadi pedoman pengerjaandari setiap kegiatan. Pembagian tugas kerja yang jelas juga harus diterapkandari awal perencanaan hingga evaluasi kegiatan. Sebagai pimpinan, KepalaBiro dapat menjadi fasilitator untuk saling tukar menukar pikiran danpendapat mengenai kinerja Humas antara bagian satu dengan yang lain agartidak terjadi pemikiran atau pemahaman yang subyektif. Selain itu, Humasjuga harus memahami bahwa pelaksanaan kegiatan kehumasan menyangkuthubungan antara instansi dengan pihak luar dalam hal ini adalah media.Humas harus memiliki cara untuk dapat memaksimalkan publisitas yangpositif dengan melakukan pendekatan dengan media.10. Pemilihan Tempat Pelaksanaan : Pemilihan tempat pelaksanaan yangmemang ikut menyesuaikan tempat kegiatan yang dilaksanakan pimpinandaerah pada saat itu memang sudah biasa dilakukan. Dengan begitu faktorkenyamanan wartawan memang cenderung dikesampingkan. Humasseharusnya menyelenggarakan kegiatan media relations dalam hal ini PressConference di tempat yang nyaman.11. Penanggungjawab Pelaksanaan : Kepala Biro Humas sebagaipenanggungjawab meskipun banyak menghabiskan waktu di luar ruangansetidaknya harus dapat melakukan monitoring setiap kegiatan dari paraKepala Bagian. Di sini peran pimpinan sangat dibutuhkan untuk memberikanpengarahan di mana masih banyaknya staf yang merasakan kebingungan dancenderung asal kerja sesuai dengan pemahaman subyektif mereka.12. Evaluasi : Evaluasi yang dilakukan oleh Humas yaitu check list kesesuaianrencana dan pelaksanaan yang meliputi pencapaian tujuan, narasumber, isimateri rencana anggaran, target yang datang serta rekomendasi. Humas sudahmemahami dan melakukan evaluasi pada keseluruhan hal-hal tersebut. Tetapi,dalam laporan pertanggungjawaban tahunan, evaluasi dari kekurangan tidakdicantumkan. Humas seharusnya merinci segala kekurangan dalampencapaian target dari setiap kegiatan media relations. Humas juga harusterbuka dengan pimpinan atas pencapaian dan kegagalan yang terjadi. Selainitu, Humas juga harus mengetahui bahwa evaluasi dilakukan setelah akhirkegiatan dan secara berkala yaitu tiga bulan sekali untuk dapat membuatrekomendasi bagi kegiatan yang akan dilaksanakan selanjutnya.13. Proses Pendokumentasian : Selama ini memang Humas baru melakukandokumentasi pemberitaan di media cetak saja. Humas perlu memahamibahwa saat ini media televisi dan internet merupakan media yang banyakdigunakan dan diakses oleh masyarakat. Dokumentasi media televisi pun saatini sebenarnya sudah cukup mudah, melalui youtube, rekaman pemberitaandapat diakses dan didokumentasikan. Selain itu, untuk media internet, situssituspemberitaan kini mulai banyak dan mudah diakses kapan dan di manasaja oleh masyarakat, melihat bahwa saat ini pun banyak isu bermula darimedia internet. Humas harus mengikuti perkembangan isu di media massauntuk menjadi suatu pertimbangan langkah-langkah yang akan dilakukan.14. Model Respon Krisis Pemberitaan : Respon krisis pemberitaan yangdilakukan oleh Humas selama ini dilakukan hanya jika pemberitaan negatifsudah menyebabkan akibat tergeraknya massa dalam aksi-aksi demonstrasi.Hal tersebut juga menunjuk ke arah maping dan monitoring media yangmemang belum dilaksanakan oleh Humas dengan baik. Penyatuanpemahaman antara melakukan respon dengan release dan melakukan respondengan membuat pemberitaan tandingan juga perlu dilakukan, seharusnyaHumas memiliki kategori-kategori tertentu pemberitaan yang memang akandirespon dengan release dan kriteria-kriteria pemberitaan yang akan direspondengan membuat pemberitaan lain di media massa. Humas juga seharusnyalebih memahami bagaimana cara melakukan respon krisis yang efektif danefisien. Setidaknya dalam membuat release, setelah itu mereka harusmelakukan cross check dengan memantau dimuat atau tidaknya pemberitaantersebut di media massa. Humas seharusnya mendapatkan feedback darimedia atas kegiatan yang telah dilaksanakan bagaimana pun juga mediarelations melibatkan komunikasi dua arah.PENUTUPPenelitian mengenai audit media relations Humas Setda Jawa Tengah untukpeningkatan publisitas ini adalah penelitian yang berfokus pada kajian tentangkegiatan media relations yang dilakukan oleh Humas Setda. Kegiatan-kegiatanmedia relations yang diteliti adalah kegiatan-kegiatan media relations yangmemang dilakukan oleh Humas selama ini demi terjalinnya hubungan yang baikdengan wartawan dan mendapatkan publisitas di media massa. Penelitian tersebutdilakukan karena melihat banyaknya pemberitaan-pemberitaan negatif tentangPemprov Jateng akhir-akhir ini.Pada penelitian ini, hal-hal yang dibahas adalah kegiatan-kegiatan mediarelations dari proses awal perencanaan hingga tahap evaluasi beserta jenisjenisnyaserta cara melakukan respon pada krisis pemberitaan yang terjadi.Mengacu pada pendapat dari Lesley bahwa media relations adalah suatuhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau meresponkepentingan media terhadap org

    Counter-hegemony Towards Women in Advertising

    Full text link
    Representasi tidak selalu membicarakan mengenai tampilan fisik seseorang namun ada makna di Balik representasi dan salah satu media representasi adalah iklan. Representasi dihadirkan tidak hanya melalui untaian kalimat atau kata-kata lisan, namun juga melalui gambar, gestur, mimik muka, pakaian, suara, musik, dan teknik pengambilan gambar. Iklan Bukalapak Nego Cincai berbeda dari iklan marketplace lain karena menggunakan model seorang wanita berusia paruh baya etnis Tionghoa dalam iklan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi perempuan etnis Tionghoa dalam iklan Bukalapak Nego Cincai sebagai kontra hegemoni. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian multimodalitas untuk menjelaskan representasi dan komunikasi yang mengandalkan multiplisitas mode. Hasil penelitian menunjukkan penggambaran seorang wanita paruh baya beretnis Tionghoa beserta elemen-elemen yang mendukung dalam iklan tersebut meyakinkan khalayak bahwa Bukalapak merupakan online marketplace yang menawarkan harga yang relatif lebih murah khususnya pada saat menyambut hari raya Imlek melalui pemilihan actor tersebut memperlihatkan bahwa dengan representasi etnis Tionghoa yang kerap melakukan aktivitas tawar-menawar dalam kegiatan berdagang. Bukalapak ingin menonjolkan sebuah bentuk counter hegemony terhadap iklan online marketplace lain yang cenderung selalu menampilkan sosok wanita berusia muda, dengan tubuh langsing, kulit putih, dan bukan berasal dari etnis Tionghoa. Untuk memahami kontra hegemoni terhadap iklan ini, dalam penelitian mendatang perlu dilakukan analisis mendalam yang terdiri dari lebih banyak frame sehingga mampu menangkap lebih banyak sumber semiotik dan memahami maksud di Balik iklan tersebut
    corecore