13 research outputs found

    Polemik Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi & Pornoaksi (RUU-APP)

    Full text link
    This article focuses on polemics conce

    Interelasi Perempuan dan Internet

    Full text link
    Internet tidak hanya merevolusi cara perempuan dalam berinteraksi yang menembus jarak, ruang, dan waktu, tetapi ia juga hadir dengan budayanya sendiri memengaruhi watak perempuan dalam berkomunikasi. Keakraban dengan sesuatu yang alami dan nyata (real) kini telah diganti dengan keeratan dengan sesuatu yang tidak nyata, virtual, dan semu. Kealamian pun bahkan dianggap sebagai kesemuan, namun ilusi dianggap riil. Internet dianggap telah menciptakan realitas baru yang dikenal sebagai virtual reality di dalam sebuah virtual world.Fenomena interrelasi perempuan dan internet menarik untuk dicermati. Di satu sisi ada peralihan cara perempuan dalam pencarian sumber informasi, bertemu, berbicara, belajar, dan berdagang melalui internet yang mengukuhkannya sebagai subjek. Di sisi lain sosok perempuan di internet tetap menjadi objek beragam bentuk kejahatan yang dilakukan di internet (cybercrime). Pada posisinya sebagai objek perempuan masih menjadi korban kekerasan secara verbal dan visual dalam wujud pornografi (cyberporn), pelecehan seksual, penculikan, perilaku narsistik, dan sasaran budaya konsumtif

    “Focus Group Discussion” Dalam Paradigma Pembangunan Partisipatif

    Full text link
    Some recent years, the field of Development Communication has developed a bottom up approach in order to build a comprehensive program for stakeholders. The reason behind this approach is to generate participation among people who became their target. As a variant of participatory development, Focus Group Discussion has became an alternative for communication research method. In practice, Focus Group Discussion has great potential to achieve their optimum role. But, whoever employ this approach must also aware its limitations

    Tinjauan Kritis Tentang Program Tayangan Anak Di Televisi

    Full text link

    Polemik Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi & Pornoaksi (RUU-APP)

    Full text link
    This article focuses on polemics conce

    Format Tayangan Televisi sebagai Media Pendidikan Kualitas Bangsa

    Full text link
    Televisi sebenarnya memiliki potensi yang amat besar dalam mendidik masyarakat, namun televisi memiliki tantangan yang amat besar pula dalam menjalankan fungsinya yang terkait dengan berbagai kepentingan di dalamnya. Sebagai solusinya perlu ada kajian yang mendalam mengenai hal ini. Salah satu cara adalah mengevaluasi format tayangan televisi yang selama ini sudah berjalan dengan melihat dari berbagai sudut pandang secara komprehensif. Upaya mengevaluasi kajian ini bisa dilakukan di antaranya melalui pendekatan analisis SWOT yang di dalamnya coba menggali seberapa jauh hal-hal yang berhubungan dengan televisi bisa ditelaah, diharapkan setelah dievaluasi akan ditemukan solusi yang mungkin bisa menjadi hal yang bermanfaat bagi semua pihak. Penulis ingin mengkaji tentang : bagaimana memformat tayangan televisi sebagai media dalam meningkatkan pendidikan bangsa. Fokus permasalahan akan dilihat menurut pendekatan analisis SWOT yang secara rinci melihat kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threath) format tayangan televisi sebagai media pendidikan dalam meningkatkan kualitas bangsa. Dari hasil analisis tentang format tayangan televisi sebagai media pendidikan kualitas bangsa dapat disimpulkan bahwa : format tayangan televisi sebagai media pendidikan kualitas bangsa memiliki kekuatan daya jangkau yang luas tak terbatas tanpa hambatan geografis dan sosiologis, menyedot perhatian pemirsa, dan mudah dicerna oleh masyarakat. Memiliki kelemahan khalayak acapkali tergiring oleh dampak negatif yang ditayangkan televisi sehingga terjebak dalam realitas yang tertayang di televisi. Memiliki peluang untuk dioptimalkan kekuatannya dan diminimalkan kelemahannya karena televisi banyak “dilirik” dari berbagai kalangan, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan para penanam modal, serta pemasang iklan, sehingga keterlibatan semua pihak ini akan mengoptimalkan fungsi televisi sebagai media pendidikan, perangkat Perundang-undangan pun telah dimiliki. Memiliki ancaman terjebak pada “pesan sponsor” pihak-pihak berkepentingan yang meraup untung lewat televisi, yang terkadang mengabaikan unsur-unsur pendidikan

    “Focus Group Discussion” Dalam Paradigma Pembangunan Partisipatif

    Full text link
    Some recent years, the field of Development Communication has developed a bottom up approach in order to build a comprehensive program for stakeholders. The reason behind this approach is to generate participation among people who became their target. As a variant of participatory development, Focus Group Discussion has became an alternative for communication research method. In practice, Focus Group Discussion has great potential to achieve their optimum role. But, whoever employ this approach must also aware its limitations

    Citra Caleg Perempuan Dalam Framing Media Online

    Get PDF
    Fenomena tentang berita-berita pemilu memperlihatkan bahwa perempuan kurang mendapat akses ke dunia publik, karena representasi perempuan di media lebih kecil, hampir setengahnya, daripada representasi laki-laki yang dijadikan sebagai narasumber oleh media cetak nasional. Dilihat dari komposisi perbandingan status perempuan dan laki-laki yang menjadi narasumber, masih ada kecenderungan media belum memberikan akses yang sama dan berimbang bagi semua profesi yang ada, khususnya perempuan, untuk menjadi narasumber utama. Perempuan masih lebih banyak diletakkan sebagai sumber pengamatan saja.Kecenderungan di atas muncul akibat konstruksi pemberitaan media yang bias gender. Dalam tulisan ini peneliti mengulas kajian tentang citra perempuan dalam pemberitaan di media online Penelitian ini adalah berita yang terdapat di media on line Kompas.com dan Detik.com yang memuat berita Caleg Perempuan peserta Pemilu 2014. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis framing dari Robert N. Entman.Hasil penelitian menunjukkan Framing Kompas.Com dan Detik.Com mendefinisikan masalah berita terkait caleg perempuan adalah bahwa perempuan yang berani mencalonkan diri kebanyakan terdiri dari orang-orang populer. Sedangkan perkiraan masalah berita terkait caleg perempuan pada pemilu 2014 secara umum peneliti mengelompokkan pada tiga kategori yakni citra fisik, citra populer dan citra konflik. Keputusan moral yang diajukan hasilnya menunjukkan menjadi alasan ekonomis,politis, pragmatis dan estetis.Rekomendasi penyelesaian yang diajukan yakni caleg perempuan dapat menjadi anggota parlemen jika memenuhi faktor pengetahuan dan pendidikannya, sisi spiritualnya, sisi perekonomiannya dan sisi peran publiknya di dunia politik

    Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan pada Perencanaan Pembangunan

    Full text link
    Pembangunan partisipatif adalah suatu pembangunan yang memungkingkan menumbuhkan kreatifitas dari masyarakat dalam perencanaan pembangunan di suatu kawasan atau lingkungannya. Partisipasi masyarakat akan mengarahkan kepada tumbuhnya kemampuan-kemampuan masyarakat untuk mandiri. Partisipasi tidak hanya terbatas dalam pengertian “ikut serta” secara fisik, melainkan keterlibatan yang memungkinkan melaksanakan identifikasi masalah sendiri, mengorganisasikan masalah, mencari akar masalah dan menentukan perencanaan program pembangunan. Perencanaan pembangunan partisipatif dipandang sebagai sebuah metodologi yang menghantarkan pelaku-pelakunya untuk dapat memahami masalah yang dihadapi, menganalisa akar-akar masalah tersebut, mendesain tindakan-tindakan terpilih dan memberikan kerangka untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program. Dari 6,1 miliar penduduk dunia setengahnya adalah perempuan. Dengan jumlah yang banyak ini perempuan mempunyai andil besar dalam setiap bidang kehidupan yang sama besarnya dengan laki-laki khususnya dalam perencanaan pembangunan partisipatif. Dengan demikian manarik mengkaji partisipasi perempuan dalam Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Bandung.Berdasarkan data penelitian yang disebarkan kepada 30 responden perempuan yang aktif dalam kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif di Dayeuh Kolot melalui survey diperoleh hasil yang menggambarkan bahwa bahwa sikap perempuan terhadap pembangunan partisipatif adalah ”mendukung”, sementara keterlibatan perempuan dalam tahapan proses pembangunan partisipatif memperlihatkan bahwa masih dianggap sedang, hal ini menggambarkan bahwa kecenderungan sikap yang ditunjukkan oleh mereka tidak menjamin keterlibatan mereka menjadi tinggi atau sejalan dengan sikap mereka. Kontribusi perempuan dalam proses pembangunan partisipatif berkategori tinggi, dimana kontribusi yang diberikan tidak hanya bersifat non materi dalam arti pikiran tenaga yang sudah dicurahkan untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif, namun juga perempuan memberikan partisipasi dalam wujud materi. Kendala dalam keikutsertaannya dalam kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif juga cukup dirasakan oleh perempuan seperti dari orang-orang terdekat misalnya suami, anak-anakhal ini terlihat dari data penelitian yang mengambarkan bahwa ketika perempuan dihadapkan pada situasi memilih antara keluarga dan kegiatan lingkungannya, perempuan masih lebih mengutamakan keluarganya, maka keterlibatannya dalam pembangunan partisipatif merupakan pilihan alternatif setelah mengutamakan keluarga
    corecore