3 research outputs found
Evaluation of Caldera Hosted Geothermal Potential during Volcanism and Magmatism in Subduction System, NE Japan
Deep-seated geothermal reservoirs beneath calderas have high potential as sources of renewable energy. In this study, we used an analysis of melt inclusions to estimate the amount of water input to the upper crust and quantify the properties of a deep-seated geothermal reservoir within a fossil caldera, the late Miocene Fukano Caldera (formation age 8–6 Ma), Sendai, NE Japan. Our research shows that Fukano Caldera consists of the southern part and northern part deposits which differ in the age and composition. The northern deposits are older and have higher potassium and silica contents than the southern deposits. Both the northern and southern deposits record plagioclase and plagioclase–quartz differentiation and are classified as dacite–rhyolite. The fossil magma chamber underlying the caldera is estimated to have a depth of ~2–10 km and a water content of 3.3–7.0 wt.%, and when the chamber was active it had an estimated temperature of 750°C–795°C. The water input into the fossil magma chamber is estimated at 2.3–7.6 t/yr/m arc length based on the magma chamber size the water content in the magma chamber and the length of volcanism periods of Fukano Caldera, NE Japan arc. The total amount of water that is stored in the chamber is ~1014 kg. The chamber is saturated in water and has potential as a deep-seated geothermal reservoir. Based on the shape of the chamber, the reservoir measures ~10 km × 5 km in the horizontal dimension and is 7–9 km in vertical extent. The 0th estimate shows that the reservoir can hold the electric energy equivalent of 33–45 GW over 30 years of power generation. Although the Fukano reservoir has great potential, commercial exploitation remains challenging owing to the corrosive nature of the magmatic fluids and the uncertain permeability network of the reservoir
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Ulkus Diabetikum di Propinsi Daerah Istimewa YOGYAKARTA: Mix Method
Provinsi D.I. Yogyakarta merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi tertinggi diabetes mellitus (DM) di Indonesia. Salah satu komplikasi yang banyak dialami pasien DM ialah terjadinya ulkus diabetik pada kaki. Dengan adanya peningkatan prevalensi diabetes menyebabkan adanya peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasinya. Pasien DM membutuhkan terapi farmakologis berupa obat antidiabetes oral yang harus dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Kepatuhan pasien pada semua aspek dalam tata laksana terapi DM sangat penting untuk mencapai hasil terapi yang optimal, terlebih jika pasien mengalami komplikasi ulkus diabetik. Terapi farmakologi memiliki peranan untuk menjaga kadar gula darah tetap terkontrol selama pasien menjalani perawatan luka sehingga tahapan dan proses penyembuhan luka yang dialami pasien bisa berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada pasien ulkus diabetikum.Jenis penelitian termasuk penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan mix method. Tempat penelitian pada lima klinik perawatan luka di wilayah DIY. Jumlah responden 31 orang dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner kepatuhan obat. Berdasarkan karakteristik responden diketahui 51.6% berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia terbanyak antara 51-60 tahun (51.6%). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan minum obat pasien DM dengan ulkus diabetikum di wilayah DIY sebesar 45,2%. Tingkat kepatuhan minum obat pasien ulkus diabetikum di Propinsi DIY masih tergolong kurang. Hal tersebut menunjukkan perlu dilakukan intervensi mengenai kepatuhan minum obat untuk meminimalkan komplikasi lainnya