1 research outputs found
BERAT BADAN DAN PANJANG BADAN LAHIR RENDAH SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA STUNTED PADA BALITA USIA 12-24 BULAN DI PUSKESMAS NGEMPLAK II
Latar Belakang: Tahun 2015, prevalensi panjang badan lahir rendah di wilayah puskesmas Ngemplak II yaitu sebesar 28%. Stunted dapat meningkatkan risiko terjadinya kesakitan, kematian, gangguan perkembangan motorik dan penurunan produktivitas dimasa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berat badan dan panjang badan lahir rendah sebagai faktor risiko terjadinya stunted pada balita usia 12 - 24 bulan.
Metode: Penelitian observasional dengan rancangan case control dengan jumlah sampel 59 kasus (stunted) dan 59 kontrol (normal). Kriteria stuntedditentukan berdasarkan skor z indeks TB/U <-2 SD menurut WHO child growth standard. Data panjang badan lahir, berat badan lahir, panjang badan sekarang, jenis kelamin dan umur balita diperoleh melalui penelusuran dokumen yaitu data pemantauan status gizi tahunan dari Puskesmas Ngemplak II. Analisis data dengan uji Chi Square dan perhitungan Odd Ratio (OR).
Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan hubungan bermakna antara berat badan dan panjang lahir rendah dengan kejadian stunted pada balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak II. Hasil analisis diperoleh nilai panjang badan lahir dengan kejadian stunted (OR=5,658;p=0,000) dan berat badan lahir dengan kejadian stunted (OR=4,491;p=0,000).
Kesimpulan: Panjang badan dan Berat badan lahir rendah merupakan faktor risiko terjadinya stunted pada balita 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak II.
Kata Kunci: Stunted; faktor risiko; balita usia 12-24 bulan; panjang badan lahir