2 research outputs found

    The Difference of Bax Protein Expression between Endometrioma and Ovarian Carcinoma

    Get PDF
    Background: Endometriosis is a benign disease that has malignant properties such as genetic polymorphism, loss control of cell proliferation, infiltration, and local spread or to distant places. Several endometriosis studies linking endometrioma/ ovarian endometriosis with an increased risk of ovarian malignancy give rise to a transformation phenomenon of endometriotic cysts into malignancy. Bax is a pro apoptotic protein whose expression decreases in a malignancy. This decrease is related to the poor prognosis of endometrioma and ovarian carcinoma. This study was aimed to identify the expression and the difference of Bax expression between endometrioma and ovarian carcinoma.Materials and Methods: Fifty of paraffin blocks of endometrioma tissue and ovarian carcinoma (serous, mucinous, clear cell, and endometrioid type) were examined by immunohistochemical using Bondmax Full Automatic with specific monoclonal antibody to identify Bax expression. The difference of Bax expression score between endometrioma tissue and ovarian carcinoma was tested by Mann-Whitney test with significant value was set at p0.05). No difference of Bax expression between the clinical stages and histopathological types of ovarian carcinoma (p>0.05).Conclusion: There are no statistically significant difference in Bax protein expression in ovarian cancer and endometrioma.Keywords: Bax expression, endometrioma, ovarian carcinoma, apoptotic resistance

    STUDI PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PENGAIRAN PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN POMPA SUBMERSIBLE

    No full text
    Musim kemarau pada dasarnya terjadi pada bulan Mei hingga bulan September. Musim kemarau dicirikan oleh suhu udara rata-rata harian yang tinggi, radiasi surya tinggi, penyinaran sinar matahari lebih lama dan menurunnya kelembapan udara. Banyak petani mengairi air untuk mengelola tanaman menggunakan pompa dari bersumber listrik ataupun pompa bersumber dari bahan bakar minyak (BBM). Tentu hal ini menjadi kendala bagi petani-petani yang memiliki lahan pertaniannya jauh dari sumber daya pembangkit seperti sumber daya listrik dari PLN dan sumber daya listrik dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Salah satu cara alternatif untuk mengatasi permasalahan diatas ialah dengan menggunakan teknologi energi surya untuk pembangkit pompa air pertanian dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan yaitu dengan menggunakan Pompa Air Tenaga Surya (PATS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kemampuan energi surya sebagai sumber daya yang menggerakkan pompa air pertanian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengukur besar intensitas cahaya matahari, tegangan, arus, dan debit air yang dihasilkan pompa. Pada saat penelitian didapatkan selama bulan Agustus 2021 bahwa rata-rata data intensitas cahaya matahari, daya listrik, dan debit air tertinggi terdapat di hari ke 6. Pada hari ke 6 nilai rata-rata intensitas cahaya matahari tertinggi terjadi pada pukul 13:00 WIB yaitu sebesar 784 W/m2, rata-rata daya listrik sebesar 81,57 Watt, dan rata-rata debit air sebesar 8,33 liter/menit. Pada penelitian ini didapatkan juga terjadi penurunan nilai intensitas cahaya matahari dari bulan Agustus-Oktober pada tahun 2018 sampai 2021 sehingga kebutuhan air yang dibutuhkan pada tanaman cenderung menurun. Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa hubungan antara intensitas cahaya matahari, daya listrik, dan debit air adalah berbanding lurus. Pompa air dapat bekerja di pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB. Penyiraman dapat dilakukan sebanyak dua kali yaitu pagi hari dan sore hari
    corecore