2 research outputs found
Aktivitas Luar Ruangan Menghambat Pemanjangan Aksis Mata sebagai Pencegahan Miopia Progresif pada Anak
Miopia paling sering disebabkan oleh Axial Length (AL) yang melebihi panjang rata-rata normal. Prevalensi miopia diprediksi akan mengalami peningkatan pada 2050. Peningkatan tersebut salah satunya disebabkan karena ada perubahan gaya hidup yang menyebabkan terjadi penurunan aktivitas di luar ruangan. Cahaya yang didapatkan pada aktivitas di luar ruangan merupakan faktor protektif yang dapat menghambat pemanjangan AL khususnya pada anak. Tinjauan Pustaka ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh aktivitas di luar ruangan terhadap AL anak pada penelitian yang dilakukan negara-negara lain untuk diterapkan pada populasi di Indonesia. Pencarian penelitian dilakukan pada ScienceDirect, PubMed, JAMA Network, dan Arvojournals dengan mengidentifikasi jurnal penelitian dari tahun 2012-2021. Tinjauan Pustaka ini menggunakan pedoman Preferred Reporting for Systematic Review and Meta-analysis (PRISMA). Didapatkan tujuh penelitian kohort dan tiga penelitian eksperimen yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas di luar ruangan dapat menghambat pemanjangan AL pada anak namun perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan intervensi tambahan berupa aktivitas di luar ruangan yang diukur dengan intensitas cahaya secara objektif pada anak dalam populasi lain khususnya di Indonesia.Miopia paling sering disebabkan oleh Axial Length (AL) yang melebihi panjang rata-rata normal. Prevalensi miopia diprediksi akan mengalami peningkatan pada 2050. Peningkatan tersebut salah satunya disebabkan karena ada perubahan gaya hidup yang menyebabkan terjadi penurunan aktivitas di luar ruangan. Cahaya yang didapatkan pada aktivitas di luar ruangan merupakan faktor protektif yang dapat menghambat pemanjangan AL khususnya pada anak. Tinjauan Pustaka ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh aktivitas di luar ruangan terhadap AL anak pada penelitian yang dilakukan negara-negara lain untuk diterapkan pada populasi di Indonesia. Pencarian penelitian dilakukan pada ScienceDirect, PubMed, JAMA Network, dan Arvojournals dengan mengidentifikasi jurnal penelitian dari tahun 2012-2021. Tinjauan Pustaka ini menggunakan pedoman Preferred Reporting for Systematic Review and Meta-analysis (PRISMA). Didapatkan tujuh penelitian kohort dan tiga penelitian eksperimen yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas di luar ruangan dapat menghambat pemanjangan AL pada anak namun perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan intervensi tambahan berupa aktivitas di luar ruangan yang diukur dengan intensitas cahaya secara objektif pada anak dalam populasi lain khususnya di Indonesia
Korelasi Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pola Pacaran Remaja Pada Kelas XII SMA Di Samarinda
Knowledge of reproductive health is important, given the existence of premarital sex in Indonesia, especially in East Kalimantan. Dating behaviours can be influenced by internal and external factors. One of the external factors is education. This study aims to determine the relationship between adolescent reproductive health knowledge and dating behaviours. This research method is a descriptive-analytic survey with a quantitative research type with a cross-sectional approach. The sampling technique was proportionate stratified random sampling so that the number of respondents was 200 people and the research instrument used was a questionnaire. The results showed that the majority of respondents had adequate (43.5%) to good reproductive health knowledge (53.5%), the dominating dating behaviour is risky dating behaviour, with the majority of respondents wanting to hold hands (4.3%), hugging (4.3%), kissing (4.2%) and premarital sex (4%), while those who have done holding hands (4.2%), hugging (4.2%), kissing (4.2%) and premarital sex (4.3%). The results showed a relationship between reproductive health knowledge and dating behaviour.
Keywords: Teenagers, Health reproduction knowledge, Dating behavioursPengetahuan kesehatan reproduksi termasuk penting, dengan adanya aktivitas seks pranikah di Indonesia terutama Kalimantan timur. Perilaku pacaran bisa dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Salah satu dari faktor external adalah pendidikan dan pemahaman. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan dari pengetahuan kesehatan reproduksi remaja terhadap pola pacaran. Metode penelitian ini adalah survei analitik deskriptif dengan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah proportionate stratified random sampling sehingga responden berjumlah 200 orang dan instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi yang cukup (43%) hingga baik (53,5%). Perilaku pacaran yang mendominasi adalah perilaku pacaran yang berisiko dengan mayoritas responden ingin atau melakukan berpegangan tangan (16,9%) dan berpelukan (17%), sedangkan minoritas ingin atau melakukan berpelukan (16,8%) dan seks pranikah (16,6%). Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan perilaku pacaran.
Kata kunci: Remaja, Pengetahuan kesehatan reproduksi, Perilaku pacara