3 research outputs found
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PLERET Kedaton, Pleret, Bantul, Yogyakarta
Praktik Pengalaman Lapangan merupakan mata kuliah yang bersifat aplikatif dan
terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam pelatihan untuk
menyiapkan mahasiswa agar menguasai kemampuan keguruan atau pendidikan lainya,
sehingga dapat mengemban tugas secara profesional. Praktik Pengalaman Lapangan
Universitas Negeri Yogyakarta dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pleret yang dimulai dari
penyerahan oleh Dosen Pembimbing Lapangan pada tanggal 23 Februari 2015 dan
pelaksanaan PPL sejak tanggal 11 Agustus ampai 12 September 2015. Praktik
Pengalaman Lapangan UNY di SMA N 1 Pleret melibatkan 21 mahasiswa yang terdiri
dari 2 mahasiswa jurusan Pendidikan Sosiologi, 2 mahasiswa jurusan Pendidikan
Geografi, 2 mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah, 2 mahasiswa jurusan Pendidikan
Akuntansi, 2 mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa, 2 mahasiswa jurusan Pendidikan
Seni Tari, seorang mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indinesia, 2 mahasiswa jurusan
Bimbingan dan Konseling, 2 mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi, 2 mahasiswa
jurusan Fisika, dan 2 mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam PPL meliputi antara lain kegiatan
persiapan, kegiatan praktik mengajar dan kegiatan praktik persekolahan. Kegiatan
persiapan meliputi observasi pembelajaran di kelas yang dilakukan pada saat proses
pembelajaran di kelas berlangsung dan pembuatan persiapan mengajar yaitu membuat
satuan program materi pembelajaran yang berfungsi sebagai acuan dalam melaksanakan
PBM di kelas agar berjalan lebih efektif dan efisien. Kegiatan praktik mengajar
dilaksanakan setiap hari Selasa (jam ke 3 dan 4) dan hari Kamis (jam ke 1 dan 2)
mengajar mata pelajaran Biologi dengan menyampaikan materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan.
Berdasarkan program PPL yang dirumuskan, selama kegiatan PPLpraktikan dapat
merealisasikan program-program tersebut.Hasil dari kegiatan PPL yaitu praktik mengajar
sebanyak 16 jam pelajaran di kelas XI IPA 1. Keberhasilan PPL yang dilakukan
praktikan tidak terlepas dari peran praktikan yang didukung oleh pihak sekolah,
khususnya guru pembimbing serta dosen pembimbing lapangan (DPL). Oleh karena itu,
harapannya program kegiatan PPL dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembentukan
calon guru atau tenaga kependidikan yang profesional, yaitu untuk menjadi pendidik
yang berbudi luhur dengan mengamalkan pancasila
Penyuluhan Pengelolaan dan Pembuatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos
The living environment is a unity of space and all objects, forces, conditions and living creatures, including humans and their behavior. Waste in Indonesia has an unresolved problem, as the population increases, the amount of waste produced by human activities also increases, so education is needed for the public. Education is any planned effort to influence other people, whether individuals, groups or society, so that they do what is expected by educational practitioners. In relation to waste management education for the community, it is hoped that the public will know about waste management using the 3R approach, namely reduce, reuse, recycle, in this case the most emphasized is waste management by composting. This community service is carried out to increase public knowledge regarding waste management by reducing, reusing, recycling. This community service uses pre-test and post-test methods, also using education and demonstrations about waste management. The results obtained from this community service were that the community experienced an increase in knowledge after being given health education and demonstrations about waste management. Those who were given the education looked very enthusiastic and had a high level of curiosity because the people who were given the education provided feedback, namely by answering questions from the community service team and the community also learned about how to manage waste by composting it. Based on the results of outreach activities to the community about how to manage waste and the dangers of burning waste by burning it as well as a demonstration of making organic waste into compost, public knowledge has increase
KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA DALAM KETERAMPILAN PROSES SAINS ASPEK KEHIDUPAN BERDASARKAN JENJANG KELAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir divergen
dalam keterampilan proses sains (KBDKPS) aspek kehidupan siswa SD di Kota
Yogyakarta ditinjau berdasarkan jenjang kelas. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SD di Kota Yogyakarta.
Sampel sebanyak 1.658 siswa kelas IV, V, dan VI dari 12 sekolah dasar yang tersebar
di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Yogyakarta Utara dan UPTD Yogyakarta
Timur ditentukan dengan purposive sampling. Variabel penelitian ini yaitu
kemampuan berpikir divergen keterampilan proses sains aspek kehidupan siswa SD,
jenjang kelas, dan kefavoritan sekolah. Pengumpulan data menggunakan instrumen
tes Kreativitas Keterampilan Proses Sains Aspek Kehidupan (KKPSAK) dan
instrumen penilaian RPP. Hasil analisis menggunakan statistika deskriptif
menunjukkan rata-rata skor KBDKPS testi kelas IV sebesar 12,64 (kategori rendah),
kelas V sebesar 16,93 (kategori sedang), dan kelas VI 18,72 (kategori sedang).
Semakin tinggi jenjang kelas skor KBDKPS siswa dan penilaian RPP guru berbasis
KBDKPS juga semakin tinggi.
Kata kunci: kemampuan berpikir divergen, keterampilan proses sains, jenjang kela