30 research outputs found

    Model Produktivitas Hasil Tangkapan Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Provinsi Bangka Belitung

    Full text link
    Untuk menjaga kontinuitas USAha penangkapan bottom gillnet diperlukan upaya menjaga produktivitas hasil tangkapan. Faktor-faktor yang diduga berperan dalam meningkatkan produktivitas hasil tangkapan adalah trip penangkapan, ukuran mesin kapal (GT kapal), jumlah bahan bakar (BBM), ukuran alat tangkap dan tenaga kerja (ABK). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model terbaik (best _t model) produktivitas hasil tangkapan bottom gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Pengujian asumsi model meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heterosidasitas, dan uji autokorelasi. Model terbaik (best _t model) menggunakan pendekatan persamaan regresi linier dengan metode backward analysis regression yaitu Y = 2;517:314 + 214:110X1 + 304:646X2 . Untuk itu, yang menjadi tolok ukur produktivitas hasil tangkapan bottom gillnet di PPN Sungailiat Provinsi Bangka Belitung adalah jumlah trip penangkapan (X1) dan GT kapal (X2)

    Pendeteksian Suara Ikan Badut (Amphiprion Ocellaris) Pada Periode Makan Skala Laboratorium

    Get PDF
    Penelitian mengenai pendeteksian suara ikan badut (Amphiprion ocellaris) menggunakan metode hidroakustik telah dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai Januari 2012 di laboratorium Inderaja, Akustik, dan Instrumentasi Kelautan dan laboratorium Oseanografi Program Studi Ilmu Kelautan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendeteksi karakteristik suara ikan badut skala laboratorium. Metode passive sounding digunakan untuk merekam suara ikan yang dihasilkan saat periode makan yakni sebelum makan, saat makan, dan sudah makan baik pada ikan single, berpasangan, dan bergerombol (3-4 ekor). Hasil penelitian menunjukkan Frekuensi pulsa ikan badut yang terdeteksi pada periode makan adalah 173 – 785 Hz. Rentang frekuensi pulsa paling panjang dihasilkan saat setelah makan yaitu 205 Hz – 785 Hz. Kisaran frekuensi pulsa paling pendek yang dihasilkan saat belum makan yaitu 173 Hz – 668 Hz, dan saat makan menghasilkan kisaran antara 195 Hz – 696 Hz. Adapun karakteristik suara ikan badut (Amphiprion ocellaris) adalah memiliki rentang intensitas (-85) – (-31) dB. Rentang intensitas paling panjang dihasilkan saat makan pada 1 ekor ikan

    Selektivitas Drift Gillnet Pada Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger Kanagurta) Di Perairan Belawan Pantai Timur Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara

    Full text link
    The Research are Drift Gillnet Selectivity For Short Bodied Mackerels (Rastrelliger kanagurta) in Belawan East Coast North Sumatera North Sumatera held on July to August 2009. The objective of this research is to determine the size and how the mackerel (Rastrelliger kanagurta) get caught, to determine the drift gillnet selectivity for short bodied mackerels (Rastrelliger kanagurta) using three type treatment of mesh size 1.75; 1.8 and 1.9 inch and using mackerel (Rastrelliger kanagurta) and draw selectivity drift gillnet curve. Fish sampling conduct using Experimental Fishing methods with fishing ground determination following fishing base operation. This Experiment shows result that Mackerel caught using drift gillnet with size of mesh 1.75, 1.8 and 1,9 inch is 282 fish or 25,04 % from total catch 1126 fish. The range size of the fish listed as fork length 13,0-32,2 cm, girth 3,5-7,2 cm, and fish weight 166,30-167,79 gram. During the experiment, based on how the fish caught using entangled is 29, 78 %. The mesh size 1,9 Inch is the most selective getting mackerel (Rastrelliger kanagurta). Selectivity curve for fork length measurement show a slope curve where as ratio of increment and decrement of the three mesh size almost contiguous. Keywords: belawan coast, drift gillnet, mesh selectivity, short bodied mackerel Penelitian mengenai selektivitas drift gillnet pada ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) Di Perairan Belawan Pantai Timur Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli-Agustus 2009. Tujuan penelitian adalah mengetahui ukuran dan cara tertangkapnya ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), menentukan selektivitas drift gillnet dengan perlakuan mesh size 1.75, 1

    Identifikasi Sistem Perikanan Tuna Long Line Di Pps Cilacap Jawa Tengah

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem perikanan tuna long line di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap. Penelitian ini dilaksanakan pada 19 Agustus -17 September 2009 di PPS Cilacap, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Analisis yang digunakan adalah analisis sistem. Berdasarkan analisis kebutuhan, pelaku yang terlibat adalah nelayan, Perusahaan perikanan, pedagang, PPS Cilacap dan Dinas Perikanan. Formulasi permasalahannya adalah keterbatasan modal pemerintah, masih sedikitnya Perusahaan perikanan tuna, dan sarana serta prasarana yang tersedia belum memadai. Hasil analisis diagam lingkar sebab akibat dan diagram input output mengidentifikasi bahwa sistem perikanan tuna bergantung pada fungsionalisasi USAha perikanan tuna, pelabuhan perikanan, aksesibilitas lokasi, kelembagaan dan peraturan/kebijakan. Untuk itu, sistem perikanan tuna long line di PPS Cilacap lebih baik diarahkan pada penambahan unit industri pengolahan perikanan tuna bukan pada penambahan unit penangkapan tuna long line, penguatan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan serta aksesibilitasnya seperti sarana transportasi dan sarana cold storage. Hasil penelitian ini menjadi dasar dalam membuat pemodelan sistem perikanan tuna longline bagi pengelolaan dan pengusahaan sumber daya tuna secara berkelanjutan di PPS Cilacap

    Analisis Peranan Subsektor Perikanan Tangkap Terhadap Pembangunan Daerah Dan Penentuan Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan Di Kota Sibolga

    Full text link
    Selama tahun 2007-2011, produksi rata-rata perikanan tangkap Kota Sibolga mencapai 12,67% dari rata-rata produksi perikanan tangkap Sumatera Utara dengan pendapatan PDRB sebesar 23,07% dari total PDRB Kota Sibolga.Penelitian ini bertujuan menganalisis peranan subsektor perikanan tangkapterhadap pembangunan daerah dan mengidentifikasi jenis komoditas hasiltangkapan unggulan di Kota Sibolga. Jenis penelitian adalah studi kasus yang dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis shift share, multiplier effect dan location quotient (lq). Hasil analisis shift share menunjukkankontribusi perikanan tangkap di Kota Sibolga pada tahun 2011 terhadapsektor pertanian sebesar 97,91% dan total PDRB sebesar 22,85%. Perhitungan LQ berdasarkan indikator PDRB dan tenaga kerja menunjukkansubsektor perikanan tangkap merupakan sektor basis di Kota Sibolga dengan nilai LQ lebih dari 1. Hasil mutiplier effect berdasarkan indikator PDRB dan tenaga kerja rata-rata sebesar 4,22 satuan dan 4,90 satuan. Penentuan komoditas unggulan untuk subsektor perikanan tangkap, yaitukakap putih (Lates calcarifer), lencam (Lethrinus spp.) dan kakap merah/bambangan (Lutjanus spp.) dari kelompok ikan demersal; ikanlayang (Decapterus sp.), lemuru (Sardinella lemuru), dan teri (Stolephorusspp.) dari kelompok ikan pelagis kecil; serta ikan tongkol como (Euthynnus affinis) dari kelompok ikan pelagis besar. Dengan diketahuinya jenis komoditas ikan unggulan maka dapat dijadikan sebagai komoditas kuncidalam pengembangan perikanan tangkap untuk meningkatkan pendapatandan kontribusi pada perekonomian Kota Sibolg

    Laju Pertumbuhan Dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih (Lates Calcarifer, Bloch) Dengan Pemberian Pakan Yang Berbeda

    Get PDF
    Feed given during maintenance of white snapper fish must comply with the requirements of seeds that are maintained, both in terms of quantity, time, physical requirements (size and shape) as well as nutritional content, so that artificial feeding (pellets) is appropriate to their needs and have the quality good nutrition for life White snapper fish (Lates calcarifer, Bloch). The purpose of this study was to determine the effect of artificial feeding (pellets) which is different to the rate of growth and survival rate of seeds perch (Lates calcarifer, Bloch) and to test Analysis of variance (ANOVA) growth rate and survival rate of seedlings perch (Lates calcarifer, Bloch) in a laboratory scale. The research was conducted in 11 October – 23 November 2011 held at the Laboratory Center for Marine Aquaculture Development (BBPBL) Lampung. The method used in this study is an experimental method of the lab, and design used was Complete Randomized Design (CRD). The results obtained show that the artificial feeding (pellets) KRA during treatment produced the highest growth rate of 22.18% and artificial feeding (pellets) Turbo Feed produced the lowest growth rate of 8.82%, while the artificial feeding (pellets) KRA, Hi Pro Vite , Turbo Feed for the treatment produced the highest survival rate of 100% and artificial feeding (pellets) Cargil produces the lowest survival rate of 99.2%

    Struktur Komunitas Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Di Muara Sungai Batang Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan

    Full text link
    River Estuary is a mixing place of two mass of water such as the freshwater mass and seawater which is influenced by the physical characteristics of water such as seasons, tide, current, temperature, and salinity. Estuary area is one of the area for the mangrove ecosystem where mangrove ecosystem are habitat from kind of benthic organism, one of the kind is gastropods. Gastropod density on mangrove ecosystem was influenced by the activity which was found in mangrove ecosystem, where, it could be giving an effect of gastropod living cause gastropod tend to live staying with limited moving. The aim of this research was to know mangrove density, community gastropods structure and relation between biota(gastropods) and their habitat (mangrove) in river estuary Batang Village which was conducted on October 2009, using method to determine monitoring station was purposive random sampling technique in order to represent research area and to take data by using square transect method. Based on the result of research, the total of gastropod which were achieved on mangrove ecosystem of river estuary Batang Village 10 species from 7 families. The most species were Syncera brevicula. Density of gastropod at research location gyrate from 32-78 individual/m².The high density of gastropoda were getting in stasiun 1 with the total 78 ind/m², where as the low density of gastropoda were getting in stasiun 3 with the total 32 ind/m². Diversity index were range between 1,21-1,50, uniformity ondex in the research location were range between 0,55-0,81 and Domination index were range between 0,29-0,43 which have meaning that there was no domination spesies in the research location. To mangrove vegetatiom in research location of river estuary Batang Village, generally it were founded 6 species from 3 families where the family Rhizoporaceae were mangrove family which dominated the research location. Keyword : Batang River, Estuary, Gastopod and Mangrove Muara sungai adalah tempat bercampurnya dua massa air yaitu massa air tawar dan air laut yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik perairan seperti musim, pasang surut, arus, suhu, dan salinitas. Daerah muara adalah salah satu habitat dari berbagai macam organisme hewan bentik, salah satunya adalah gastropoda. Kepadatan gastropoda pada ekosistem mangrove sangat dipengaruhi oleh kegiatan yang terdapat pada ekosistem mangrove dimana hal ini akan memberikan efek terhadap kelangsungan hidup gastropoda karena gastropoda hidup cenderung menetap dengan pergerakan yang terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerapatan mangrove, struktur komunitas gastropoda dan hubungan antara biota (gastropoda) dengan habitatnya (mangrove) di muara Desa Sungai Batang yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 dengan metode yang digunakan untuk penentuan stasiun pengamatan yakni teknik purposive random sampling sehinggga dapat mewakili daerah penelitian dan untuk pengambilan data menggunakan metode transek kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian jumlah gastropoda yang ditemukan pada ekosistem mangrove di muara Sungai Batang sebanyak 10 spesies dari 7 famili. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah Syncera brevicula. Kepadatan gastropoda pada lokasi penelitian berkisar dari 32-78 individu/m². Kepadatan gastropoda tertinggi terdapat pada stasiun 1 yaitu 78 individu/m², sedangkan yang memiliki kepadatan terendah terletak pada stasiun 3 yaitu 32 individu/m². Indeks keanekaragaman berkisar antara 1,21-1,50, indeks keseragaman pada lokasi penelitian berkisar antara 0,55-0,81 dan indeks dominansi spesies berkisar antara 0,29-0,43 yang berarti tidak ada spesies yang mendominasi pada stasiun penelitian. Untuk vegetasi mangrove di daerah penelitian di muara desa Sungai Batang, secara umum ditemukan 6 spesies dari 3 famili dimana famili Rhizoporaceae merupakan famili mangrove yang mendominasi pada lokasi penelitian
    corecore