17 research outputs found

    Efikasi Herbisida Glifosat Terhadap Gulma Umum Pada Perkebunan Karet (Hevea Brasiliensis [Muell.] Arg) Yang Sudah Menghasilkan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas herbisida Isoprofil Amina (IPA) Glifosat, untuk mempelajari Perubahan komposisi jenis gulma setelah aplikasi IPA glifosat, dan untuk mengetahui pengaruh keracunan herbisida IPA glifosat pada tanaman karet menghasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih dan Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dengan 6 perlakuan dengan 4 ulangan. Susunan perlakuan sebagai berikut yaitu isopropil amina glifosat 720 g ha -1, isopropil amina glifosat 960 g/ha, isopropil amina glifosat 1200 g ha -1 , isopropil amina glifosat 1440 g ha -1 , pengendalian mekanis dan kontrol. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas diuji dengan uji Tukey, dan perbedaan nilai tengah diuji dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida glifosat pada dosis 720 g ha -1 - 1440 g ha -1 mampu menekan pertumbuhan gulma total, gulma golongan rumput dan gulma dominan (Centocheca lappacea, Cyrtococcum acrescens,Ottochloa nodosa) pada tanaman karet dari 4 MSA sampai dengan 12 MSA, sedangkan gulma golongan daun lebar dan gulma dominan Sellaginella willdenowii hanya pada 4 MSA pada perkebunan karet menghasilkan, dan terdapat Perubahan komposisi gulma yang tumbuh setelah aplikasi herbisida glifosat, gulma golongan daun lebar menjadi dominan

    Efikasi Herbisida Ametrin Untuk Mengendalikan Gulma Pada Pertanaman Tebu (Saccharum Officinaruml.) Lahan Kering

    Full text link
    Dalam budidaya tebu salah satu masalah utama yang dihadapi adalah pengendalian gulma.Pengendalian gulma sejak awal pertanaman tebu merupakan upaya untuk menunjang pertumbuhan tanaman tebu.Fase kritis tanaman tebu terhadap gulma berlangsung selama tiga bulan awal pertumbuhan tebu.Pengaplikasian herbisida pratumbuh merupakan salah satu cara pengendalian guna menekan tingkat kompetisi tersebut.Tujuan penelitian (1) untuk mengetahui daya kendali herbisida ametrin terhadap pertumbuhan gulma golongan daun lebar dan rumput serta gulma dominan pada budidaya tebu lahan kering (2) pengaruh herbisida ametrin terhadap pertumbuhan tanaman tebu, dan (3) tingkat toksisitas herbisida ametrin terhadap tanaman tebu.Percobaan dilakukan di Desa Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013. Perlakuan terdiri dari ametrin 1,5 kg ha- 1; ametrin 2,0 kg ha-1; ametrin 2,5 kg ha-1; ametrin 3,0 kg ha-1; penyiangan mekanis; dan kontrol. Perlakuan diterapkan pada petak percobaan dalam rancangan acak kelompok (RAK).Setiap perlakuan diulang empat kali.Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas diuji dengan uji Tukey, selanjutnya data dianalisis dengan sidik ragam dan perbedaan nilai tengah diuji dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) herbisida ametrin dosis 2,5 k kg ha-1 mampu menekan pertumbuhan gulma total dan daun lebar pada pertanaman tebu hingga 12 minggu setelah aplikasi (MSA), (2) pada 12 MSA perlakuan dosis 3,0 kg ha-1 menghasilkan pertumbuhan tebu yang lebih baik dalam populasi dibandingkan penyiangan mekanis, dan (3) herbisida ametrin dengan dosis 1,5 kg ha-1 hingga 3,0 kg ha-1 tidak meracuni tanaman tebu

    Efikasi Herbisida Metil Metsulfuron Terhadap Gulma Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaesis Guinensis Jacq.) Yang Belum Menghasilkan (TBM

    Full text link
    The objectives of this research were to find out the efficacy of metsulfuron methyl herbicide to weeds of unproductive yet oil palm, to find out the growing weeds composition change after application, and to findout the influence. This research was conducted in randomizedgroup design with 8 treatments of metsulfuron methyl dosages of 15, 20, 25, 40, and 50 h.ha-1, mechanical weeds removal, with control, and 4 repetitions. Variance homogeneity was tested with Bartlett test and data addition was tested with Tukey test. Differences in median tested using Least Significant Differenc (LSD) level 5%. The results showed that: (1) 15 to 50g.ha-1 metsulfuron methyl dosages were effective to oppress total weed scovering, total weeds toxicity anwide leaf weeds dry weight12 weeks after application (WAA), grass type weeds dry weight at particular dosages to 4 (WAA) and dry weight of dominant weeds including Cynodon dactylon, Commelina benghalensis and Centro semapubescens; (2) various dosages to test caused composition changes of weeds types in observation 2 to 12 (WAA); (3) weeds controlling in various dosages to test did not poison leafs and roots of unproductive yet oil palm

    Respon Pertumbuhan Kelapa Sawit Bibit ( Elaeis Guineensis Jacq.) Terhadap Jenis Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Dua Tingkat Pemupukan NPK

    Full text link
    Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) is one of the important excellent crop plantations which have significance for the development of national farm and country source of foreign exchange earnings.Oil palm cultivation is mostly done on the ground of ultisol that have constraints phosphorus deficiency that needed improvement in the quality of the nursery with the utilization of arbuscular mycorrhiza fungi (AMF). The study aimed: (1) determine the best type of AMF in enhancing the growth of oil palm seedlings, (2) determine dose of NPK fertilize most appropriate for the oil palm seedling, (3) determine whether the response of oil palm seedlings to type AMF influenced by dose NPK fertilizer, and (4)determine the best dose of NPK fertilizer for each type of AMF. The treatment design is a factorial (6x2) arranged in randomize completely block design with 5 replications. The first factor is the type of AMF, design as without AMF, Glomus sp. Isolate MV 23, Glomus sp. Isolate MV 26, Entrophospora sp. Isolate MV 22, Entrophospora sp. Isolate MV 25, Entrophospora sp. Isolate MV 28.The second factor is number of NPK fertilize design as p1 (100 % from recomendation) and p2 (50 % from recomendation). Means homogeneity among the treatments were tested using Barlett test and the aditivity data were tested with Tukey test. Separation of means value were analyzed using Least Significant Difference (LSD) at 5% significance level. The results showed the interaction between the type and dose of NPK fertilizer AMF is can be concluded that (1) oil palm seedlings response to AMF inoculation type is determined by the dose of NPK fertilizer on the variable plant height, dry weight of root, and number of primary roots, 2) the optimum dose for each type of AMF are used based on the data root dry weight is a combination of 100% NPK fertilizer with each type of AMF, excepton the AMF types Entrophospora sp. Isolates MV 22

    Efikasi Herbisida Amonium Glufosinatt Gulma Umum Pada Perkebunan Karet Yang Menghasilkan [Hevea Brasiliensis (Muell.) Arg]

    Full text link
    This research was aimed to determine the efficacy of glufosinate ammonium on weed in rubber plants and to know it composition change. Research was conducted in the PTPN 7 UU Way Galih, Tanjung Bintang, and Weed Laboratory, Agricultural Faculty, University of Lampung, during June – August 2013. The Research using randomized complete block design with 6 treatments(t1= 225 g ha-1; t2= 300 g ha-1; t3= 375 g ha-1; t4= 450 g ha-1; t5= mechanical control; t6= control/ no treatment) and 4 replications. Data obtained were analyzed using analysis of variant. Homogenity using Bartlet Tast and aditifity using Tuckey Test. Differences in median tested using Least Significant Differenc (LSD) level 5%.Results: (1) all treatments of ammonium glufosinate (225 – 450 gha-1) significantly reduced weed total, broad leaves, and Selaginella wildenowii for 12 Weeks After Aplication (WAA). (2) Ottochloa nodosa and Grasses can be controlled only in higest dosage level of ammonium glufosinat (450 g ha-1) at 4 WAA. (3) Cyrtococcum acrescens can\u27t be controlled by treatments of ammonium glufosinate herbicide (225 – 450 g ha-1)

    Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanaman Karet di Afdeling III PTPN VII (Persero) Unit USAha Kedaton

    Full text link
    Karet adalah salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi Lampung yang tersebar hampir diseluruh Kabupten di Provinsi Lampung. Tahun 2010 pertanaman karet di Provinsi Lampung seluas 119.83 ha dengan total produksi 72.240 ton. Untuk mencapai produksi yang maksimal, maka suatu jenis tanaman harus ditanam pada tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Dengan evaluasi kesesuaian lahan dapat diketahui kesesuaian suatu wilayah untuk tanaman karet serta kelayakan secara ekonomi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penilaian kesesuaian lahan kualitatif berdasarkan kriteria Djaenuddin dkk 2000 dan evaluasi kuantitatif adalah analisis finansial dengan menghitung NPV, Net B/C, IRR, dan BEP. Penelitian dilakukan pada lahan pertanaman karet di Field 2005 E PTPN VII (Persero) Unit Usaha Kedaton Way Galih Lampung Selatan pada bulan Agustus 2012. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dengan pendekatan evaluasi lahan secara paralel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanaman karet di Field 2005 E PTPN VII Unit Usaha Kedaton Way Galih berdasarkan potensi fisik lingkungan termasuk ke dalam kelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas ketersediaan air dan retensi hara (S2wanr) dan secara finansial layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV = Rp 132.281.885 ha-1, Net B/C = 2,3, IRR = 24,30% thn-1 , dan BEP = 14 tahun 7 bulan 12 hari

    Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Kakao di Kelompok Tani Karya Subur Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran

    Full text link
    Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Pesawaran. Budidaya tanaman kakao pada daerah tersebut cukup menguntungkan. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai evaluasi lahan baik secara fisik (kualitatif) maupun ekonomi (kuantitatif). Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan tanaman kakao di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran berdasarkan potensi fisik lingkungan menurut kriteria Djaenuddin dkk. (2003), masuk kedalam kelas kesesuaian lahan sesuai marjinal dengan faktor pembatas pH (S3nr), dan secara layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV sebesar Rp 474.995.222, Net B/C sebesar 2,36, IRR sebesar 48,5 %, dan BEP akan dicapai pada tahun ke-8, bulan ke-6, dan hari ke-15

    Evaluasi Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Tanaman Kopi Robusta di Kelompok Tani Bina Karya, Kabupaten Pesawaran

    Full text link
    Kopi Robusta (Coffea canephora) merupakan salah satu tanaman Perkebunan yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Pesawaran. Budidaya tanaman kopi Robusta dinilai sangat menguntungkan. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai evaluasi lahan baik secara fisik (kualitatif) maupun ekonomi (kuantitatif). Penelitian dilakukan pada lahan pertanaman kopi robusta di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran pada bulan Juni 2012. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dengan pendekatan evaluasi lahan secara paralel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanaman kopi Robusta di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Pesawaran berdasarkan potensi fisik lingkungan menurut kriteria Djaenuddin dkk. (2003), masuk ke dalam kelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas suhu (S2 tc), dan secara finansial layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV sebesar Rp 240.966.516,50, Net B/C sebesar 1,89, IRR sebesar 31 %, dan BEP (titik impas) akan dicapai pada tahun ke-10, bulan ke-10, hari ke-21
    corecore