92 research outputs found

    APLIKASI MANGKOK GETAR SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PEMBENGKAKAN PAYUDARA IBU MENYUSUI

    Get PDF
    Berdasarkan pada kajian empiris diperoleh kesimpulan bahwa mangkok getar merupakan alat yang mudah didapatkan, mudah dibuat, ekonomis, nyaman dan aman bagi ibu, bayi maupun kandungan ASI. Maka selanjutnya penulis melakukan penelitian tentang pengaruh mangkok getar terhadap pencegahan pembengkakan payudara pada ibu menyusui di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilakukan di Kabupaten Gunungkidul karena mempunyai cakupan ASI eksklsusif terendah di DIY yaitu 58,5% dan mengalami penurunan dari cakupan tahun sebelumnya (Dinkes DIY, 2016). Pengambilan Sampel dilakukan di Kecamatan Wonosari dikarenakan Kecamatan Wonosari memiliki bayi usia 0-6 bulan paling banyak di Kabupaten Gunungkidul. Lokasi Penelitian dilaksanakan di BPM Kasih Ibu dan BPM Sularsi Kecamatan Wonosari dikarenakan jumlah persalinan pada dua tempat tersebut paling banyak di antara BPM di Kecamatan Wonosari (Dinkes Kabupaten Gunungkidul, 2016). Peneliti melaksanakan intervensi pada ibu menyusui di hari pertama dan kedua setelah persalinan dan menilai hasilnya pada hari ke-3 karena sesuai teori pembengkakan payudara biasa terjadi pada hari ke-2-4 setelah persalinan (Suradi dan Kristina, 2007)

    Buku Cerita Meningkatkan Pengetahuan Siswi SD tentang Menarche di Kecamatan Kalasan Sleman

    Get PDF
    Menarche merupakan salah satu tanda pubertas pada perempuan. Sebagian besar siswi (80%) mengatakan takut ketika mengalami menarche. Buku cerita merupakan salah satu media informasi/edukasi bagi anak-anak yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buku cerita terhadap pengetahuan tentang menarche pada siswi SD. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan pre post test with control group design. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2013 diKecamatan Kalasan, Sleman. Dua SD dipilih secara random, yakni SDN Sambiroto sebagai kelompok perlakuan dan SDN Sidorejosebagai kelompok kontrol. Sampel dipilih secara consecutive dengan ketentuan siswi kelas lV-Vl, dan belum menstruasi, denganjumlah masing-masing 33 orang siswi yang dipilih secara random. Variabel bebas adalah pemberian edukasi dengan buku cerita, sedangkan variabel terikatnya adalah pengetahuan tentang menarche. Data dianalisis dengan uji paired t-test, independent t-test dengan taraf signifikan 5% (p=Q,95). Rata-rata nilai pengetahuan tentang menarche siswi pada kelompok yang diberikan bukucerita bergambar adalah prefesf 60,6 dan post tesl76,1, sedangkan nilai rata-rata pada siswi kelompok yang diberi teaflet pretest 60.9 posf fesf 66,3. Peningkatan rata-rata tingkat pengetahuan siswa putri sebelum dan sesudah diberi buku cerita bergambar 15,5 sedangkan peningkatan rata-rata tingkat pengetahuan pada kelompok yang diberi leaflet 5,4, sehingga selisihnya adalah 1 0,1 . Ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang menarche sebelum dan setelah diberi buku cerita bergambar

    FACTORS RELATED TO BREAST CANCER AMONG WOMEN IN YOGYAKARTA CITY PUBLIC HOSPITAL, INDONESIA

    Get PDF
    Breast cancer is a dangerous tumor which attacks the breast tissue and also the second largest cause cancer related deaths among women. In 2013, Yogyakarta became the province which had the highest prevalence about 2,4%. The data from the Health Minister of Yogyakarta showed that many cases of breast cancer happened to women and keep increasing from year to year in Yogyakarta Province. The purpose of this study was to find out the factors related to breast cancer among women in Yogyakarta City Public Hospital, Indonesia. This study was an analytical observational research with cross sectional design. The samples were collected by using purposive sampling with 94 respondents. The data were collected by using primer and secondary data with data collection technique. The data analysis was carried out by using Chi-Square Test. The result of the study showed that the factors which were related to breast cancer cases were age (p-value = 0,005), menarche age (p-value = 0,019), history of breastfeeding (p-value = 0,008), history of using hormonal birth control (p-value = 0,019) and genetical factor (p-value = 0,014). The conclusion of the study was that the factors which were related to breast cancer cases were age, menarche age, history of breastfeeding, history of using hormonal birth control and genetical factor. Keywords : Breast Cancer, Ag

    Hubungan Status Gizi dan Berat Lahir dengan Perkembangan Anak Usia 30-35 Bulan

    Get PDF
    Prevalensi balita kurang gizi secara nasional minimal 10%, sedangkan di DIY masih 10,28%. Angka gizi buruk di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan dari tahun 2010 (1,01%) ke tahun 2011 (1,35%) dan penurunan prevalensi BBLR dari tahun 2010 (5,51%) ke tahun 2012 (4,92%). Status gizi buruk tertinggi ketiga terdapat di Puskesmas Mantrijeron sebesar 1,87% dan diikuti tingginya prevalensi BBLR sebesar 6,42%. Hasil survey awal ditemukan 0,8% anak mengalami gangguan perkembangan dan sebagian memiliki riwayat berat lahir tidak normal. Tujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan berat lahir dengan perkembangan anak usia 30-35 bulan. Metode penelitian analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi sebanyak 75 ibu dari anak usia 30-35 bulan. Sampel 42 subjek diambil dengan teknik sampling accidental. Pelaksanaan di Posyandu. Teknik analisis data menggunakan Chi-Square. Jenis skala nominal. Hasil: 40 subjek (95,2%) memiliki status gizi normal dengan berat lahir normal sebanyak 38 subjek (90,5%) dan perkembangan sesuai umur sebanyak 37 subjek (88,1%). Mayoritas subjek yang memiliki status gizi dan berat lahir normal memiliki perkembangan sesuai umur. Tidak ada hubungan status gizi dengan perkembangan anak dengan ρ-value 0,60. Ada hubungan berat lahir dengan perkembangan anak dengan ρ-value 0,01 dan koefisien kontingensi 0,36 kategori tingkat keeratan rendah. Kesimpulan: Ada hubungan berat lahir dengan perkembangan anak dan tidak ada hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia 30-35 bulan di wilayah Puskesmas Mantrijeron tahun 2013

    PENGARUH PERAN ORANG TUA, GURU, DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN SEKS PRA NIKAH REMAJA PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SENTOLO TAHUN 2019

    Get PDF
    Latar Belakang : Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja cenderung meningkat di berbagai negara. Di Indonesia sebanyak 8,3% remaja laki-laki dan 1% remaja perempuan pernah melakukan hubungan seksual pra nikah. Penyumbang angka kejadian HIV, AIDS dan penyakit sifilis didominasi oleh golongan umur 20- 29 tahun, yang artinya mereka mulai terinfeksi virus sejak usia remaja. Untuk menekan kejadian akibat perilaku seksual pra nikah pada remaja perlu adanya peran yang tepat dari orang terdekat, di antaranya peran orang tua, guru, dan teman sebaya. Tujuan Penelitian : Mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi perilaku pencegahan seks pra nikah remaja pada siswa SMA Negeri 1 Sentolo Metode Penelitian : Penelitian bersifat survey analitik dengan desain penelitian cross-sectional, mengumpulkan data primer menggunakan kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 51 responden, penelitian dilakukan pada bulan April 2019 di SMA Negeri 1 Sentolo. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan sebesar 60,8% orang tua memiliki peran kuat, sebesar 49% guru memiliki peran kuat, dan sebesar 39,2% teman sebaya memiliki peran kuat. Analisis uji statistik dengan chi-square pada variabel peran orang tua menghasilkan nilai P=0,021, peran guru sebesar P=0,020, dan peran teman sebaya sebesar P=0,008. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara peran orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap perilaku pencegahan seks pra nikah remaja. Peran teman sebaya merupakan faktor yang paling mempengaruhi perilaku pencegahan seks pra nikah

    PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ZINC PADA BALITA STUNTING DAN TIDAK STUNTING USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDANGSARI II

    Get PDF
    Latar Belakang : Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang menyebabkan postur tubuh tidak maksimal dan kemampuan kognitif berkurang. Tingkat kecukupan zinc merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stunting. Zinc dibutuhkan untuk mengaktifkan dan memulai sintesis Growth Hormone (GH) sehingga pada anak yang mengalami defisiensi zinc menyebabkan reseptor GH terganggu. Tujuan : Mengetahui perbedaan asupan zinc pada balita stunting dan tidak stunting usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Gedangsari II. Metode : Jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah balita di wilayah kerja Puskesmas Gedangsari II pada tahun 2018 dengan besar sample 44. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji beda rata-rata (independent t test). Hasil : Hasil analisis univariat diketahui rata-rata asupan zinc pada balita stunting adalah 1,92±0,68 mg dan rata-rata asupan zinc pada balita tidak stunting adalah 4,18±2,00 mg. Hasil analisis bivariat menggunakan independent t test didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata asupan zinc pada balita stunting dan tidak stunting dengan p value 0,000. Kesimpulan : Rerata asupan zinc pada balita tidak stunting lebih tinggi daripada rerata asupan zinc pada balita stunting, dengan perbedaan rerata 2,26 mg

    HUBUNGAN UMUR DAN LAMA PENGGUNAAN IUD DENGAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN IUD

    Get PDF
    Akseptor IUD di lndonesia cenderung menurun. Berdasarkan data SDKl tahun 2012 tercatat 3,9% PUS menggunakan alat kontrasepsi IUD.Salah satu pertimbangan pemilihan IUD adalah adanya efek samping. Dusun Mejing Wetan memiliki akseptor IUD terbanyak di Desa Ambarketawang sejumlah 52 orang. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan umur dan lama penggunaan IUD dengan efek samping penggunaan IUD di Dusun Mejing Wetan tanun 2015. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional dann teknik pengambilan sampel dengan sampel jenuh. Instrumen berupa angket. Subjek dalam penelitian ini adalah 52 akseptor IUD. Analilis data menggunakan analisis univariat dan uji statistik chi square dengan α 0,05. Dari penelitian ii didapatkan hasil dengan p-value 0,026 yang berarti terpat hubungan antara umur dengan salah satu efel samping berupa nyeri dengan koefisien kontingensi 0,35 dan terdapat p-value 0,028 yang berarti terdapat hubungan antara lama penggunaan dengan salah satu efek samping berupa nyeri dengan koefisien kontingensi 0,347. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna secara statistika antara umur dengan efek samping IUD berupa nyeri dan terdapat hubungan antara lama penggunaan dengan perubahan pola menstruasi

    HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

    Get PDF
    Indikator kesehatan bayi di Indonesia yang salah satunya adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dinilai masih tinggi, bahkan tertinggi di negara-negara ASEAN. AKB dilaporkan rata- rata 32/1000 kelahiran hidup menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia(SDKI) tahun 2012. Sedangkan target Sustainable Development Goals (SDG’s) untuk AKB adalah 20 per 1.000 KH pada tahun 2030. Menurut SDKI tahun 2012 , sekitar 57% kematian bayi terjadi pada bayi umur satu bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Bantul tahun 2016 tertinggi di DIY. Penyebab tertinggi kematian bayi adalah BBLR yaitu 30 (31,91%). Untuk mengetahui hubungan antara kejadian BBLR dengan kejadian kematian bayi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan case control. Lokasi penelitian di Kabupaten Bantul. Populasinya adalah seluruh kelahiran hidup di Kabupaten Bantul tahun 2016. Sampel penelitian diambil dengan purpossive sampling dan proportional random sampling. Data ditelusuri melalui Audit Maternal Perinatal (AMP) dan Laporan Pemantauan Wilayah setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) yang diambil secara sekunder, kemudian dilakukan uji statistic Chi Kuadrat dengan taraf signifikansi 95% untuk mengetahui korelasi kejadian BBLR dengan kejadian kematian bayi, dan untuk mengetahui keeratan hubungan dilakukan dengan Odd rasio. Angka kejadian kematian BBLR adalah 30 (75%), sedangkan angka kejadian BBLR yang tidak mengalami kematian sebanyak 12 (70%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,000, sehingga p<α(0,05), maka dapat disimpulkan ada korelasi yang signifikan antara kejadian BBLR dengan kejadian kematian bayi. Hasil analisis Odd Rasio 7,000 artinya BBLR mempunyai risiko 7,000 kali lebih tinggi untuk mengalami kematian daripada BBLN. BBLR mempunyai risiko terjadinya kematian sebesar 7,000 kali lebih besar dibandingkan dengan BBLN

    Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Seks Pranikah Remaja pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Yogyakarta

    Get PDF
    Perempuan usia 16-20 tahun di DIY yang telah melahirkan 1-2 anak sebanyak 56,10% dan mayoritas disebabkan karena perilaku seks pranikah. Perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pengetahuan dan sikap yang dimiliki seseorang. Wilayah Gedongtengen merupakan wilayah dengan gaya hidup free sex cukup tinggi, SMK Negeri 1 Yogyakarta merupakan satu-satunya sekolah setingkat SMA di wilayah Gedongtengen sehingga dimungkinkan terpapar pengaruh free sex di lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap seks pranikah remaja pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Yogyakarta. Lokasi penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Yogyakarta. Subjek penelitian (responden) adalah 189 siswa kelas X. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Setelah dilakukan pengolahan data didapatkan mayoritas siswa memiliki tingkat pengetahuan baik (86,24%) dan bersikap tidak mendukung (positif) seks pranikah (58,20%). Tingkat pengetahuan kategori baik terbanyak pada komponen pengertian kesehatan reproduksi (97,35%). Tingkat pengetahuan siswa laki-laki separuhnya (50%) dalam kategori baik dan siswa perempuan mayoritas kategori baik (87,43%). Sikap siswa laki-laki separuhnya (50%) dalam kategori baik dan siswa perempuan mayoritas tidak mendukung (50,47%). Mayoritas siswa memiliki sumber informasi utama kesehatan reproduksi melalui media internet (58,20%). Kesimpulan penelitian adalah mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan seks pranikah baik dan sikap seks pranikah tidak mendukung (positif)

    Hubungan Tingkat Pengetahuan Menstruasi dengan Kesiapan Menarkhe Siswi SD Kelas 4, 5 dan 6 di SD Ungaran I

    Get PDF
    Penduduk Indonesia didominasi kelompok usia remaja (10-19 tahun) sebanyak kurang lebih 18%. Keadaan penduduk yang didominasi usia remaja menimbulkan masalah baru karena remaja termasuk kelompok umur yang perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dalam hak bereproduksi. Kurangnya pengetahuan pada remaja putri tentang reproduksi khususnya menstruasi kemungkinan dapat berdampak pada sikap menghadapi menarkhe.Tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan menstruasi dengan kesiapan menarkhe siswi SD kelas 4, 5, dan 6 di SD Ungaran 1 Yogyakarta tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah survei analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di SD Ungaran 1 Yogyakarta pada 27 Maret 2014. Subjek penelitian adalah siswi SD kelas 4,5, dan 6 usia 10-12 tahun yang belum menstruasi sebanyak 43 responden. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan paling tinggi berada pada tingkatan cukup sebanyak 19 (44,2%) responden. Pada responden berpengetahuan pengetahuan cukup didapatkan 10 (52,6%) responden yang siap menghadapi menarkhe dan pada tingkat pengetahuan kurang. Analisis bivariabel pada uji Chi Square menggunakan program komputer SPSS IBM 20 dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil X2 hitung sebesar 8,05. Jumlah tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan X2 tabel pada df = 3-1:1(2), dengan taraf signifikans 0,05 yang bernilai 5,591. Hal ini berarti bahwa X2 hitung>X2 tabel yaitu 8,05>5,59. Selain itu didapat pula bahwa hasil p-value atau α hitung adalah 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa α hitung<α yaitu 0,01<0,05. Kesimpulannya ada hubungan tingkat pengetahuan menstruasi dengan kesiapan menarkhe siswi SD kelas 4, 5, dan 6 di SD Ungaran 1 Yogyakarta tahun 2014
    corecore