7 research outputs found
Optimasi Kondisi Kristalisasi Pada Pembuatan Fraksi Kaya Tokotrienol Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit
Distilat asam lemak minyak sawit (DALMS) merupakan hasil samping pemurnian minyak sawit secar fisik pada tahapan deodorisasi. Distilat asam lemak minyak sawit merupakan sumber vitamin E yang sangat baik karena terdiri dari 70 % tokotrienol dan 30 % tokoferol. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses kristalisasi pelarut suhu untuk memperoleh fraksi kaya tokotrienol dari DALMS menggunakan metode permukaan respon. Faktor-faktor yang diujikan adalah nisbah fraksi tidak tersabunkan : pelarut (X1), suhu kristalisasi (X2), dan waktu kristalisasi (X3). Variabel respon (Y) tokotrienol total dalam fraksi kaya tokotrienol DALMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DALMS mengandung 0,45 g/100 g atau 4500 ppm. Vitamin E terdiri dari α tokoferol 33,48 %, α tokotrienol 17,57 %, δ tokotrienol 29,06 %, dan γ tokotrienol 19,89 %. Dibandingkan dengan DALMS, fraksi tidak tersabunkan mengandunglebih rendah asam lemak bebas 95,75 % pada DALMS 7,99 % pada fraksi tidak tersabunkan. Rendemen fraksi tidak tersabunkan dari proses saponifikasi DALMS sebesar 3,75 %. Hubungan nisbah fraksi tidak tersabunkan : pelarut (X1), suhu kristalisasi (X2), dan waktu kristlisasi (X3) terhadap fraksi kaya tokotrienol (Y) mengikuti persamaan kuadratikY = 20,24746 X1 – 0,28627 X2 + 0,77099 X3 + 0,005575 X1X2 + 0,00545833 X1X3 – 0,00213333 X2 X3 -1,72362 X1 – 0,015438 X2 – 0,018297 X3 - 47,44392. Kondisi kristalisasi optimum dipperoleh pada nisbah fraksi tidak tersabunkan 5,89 : 1, suhu kristalisasi -9,7 oC, dan waktu kristalisasi 22,52 jam. Verifikasi pada kondisi optimum menunjukkan total tokotrienol pada fraksi tidak tersabunkan sebesar 21,813 g/100 g, aktivitas antioksidan 94,07 %, bilangan peroksida 0,86 mek/kg, dan asam lemak bebas 0,0913 %. Komposisi fraksi kaya tokotrienol adalah δ tokotrienol 45,84 %, γ tokotrienol 31,55 %, dan α tokotrienol 22,62 %. ABSTRAK Distilatasamlemakminyaksawit(DALMS)merupakanhasilsampingpemurnianminyaksawitsecarfisik pada tahapan deodorisasi. Distilat asam lemak minyak sawit merupakan sumber vitamin E yang sangat baik karena terdiri dari70%tokotrienoldan30%tokoferol.Penelitianinibertujuanuntukmengoptimasiproseskristalisasipelarut suhuuntukmemperolehfraksikayatokotrienoldariDALMSmenggunakanmetodepermukaanrespon.Faktor-faktor yangdiujikanadalahnisbahfraksitidaktersabunkan:pelarut(X),suhukristalisasi(X),danwaktukristalisasi(X). 3123Variabelrespon(Y)tokotrienoltotaldalamfraksikayatokotrienolDALMS.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa 1DALMSmengandung0,45g/100gatau4500ppm.VitaminEterdiridariαtokoferol33,48%,αtokotrienol17,57%,δ tokotrienol29,06%,danγtokotrienol19,89%.DibandingkandenganDALMS,fraksitidaktersabunkanmengandung lebih rendah asam lemak bebas 95,75 % pada DALMS 7,99 % pada fraksi tidak tersabunkan. Rendemen fraksi tidak tersabunkandariprosessaponifikasiDALMSsebesar3,75%.Hubungannisbahfraksitidaktersabunkan:pelarut(X), suhukristalisasi(X),danwaktukristlisasi(X)terhadapfraksikayatokotrienol(Y)mengikutipersamaankuadratik 1Y= 20,24746 X 2 23– 0,28627 X + 0,77099 X 3 11123+ 0,005575 XX + 0,00545833 XX – 0,00213333 XX -1,72362 X2– 0,015438X2 –0,018297X2-47,44392.Kondisikristalisasioptimumdipperolehpadanisbahfraksitidaktersabunkan235,89:1,suhukristalisasi-9,7oC,danwaktukristalisasi22,52jam.Verifikasipadakondisioptimummenunjukkantotaltokotrienolpadafraksitidaktersabunkansebesar21,813g/100g,aktivitasantioksidan94,07%,bilanganperoksida0,86 mek/kg, dan asam lemak bebas 0,0913 %. Komposisi fraksi kaya tokotrienol adalah δ tokotrienol 45,84 %, γ tokotrienol 31,55 %, dan α tokotrienol 22,62 %. Kata kunci: Distilat asam lemak minyak sawit, saponifikasi,fraksi tidak tersabunkan, tokotrienol, kristalisasi ABSTRACT 1Palmfattyaciddistilate(PFAD)isthebyproductofpalmoilprocessingthatproducedbydeodorization.PFADisone ofvitaminEsources.TheexcellenceofPFADasthesourceofvitaminEisthatthemostofvitamnEinthePFAD istocotrienol(70%)andtheremainingwastocopherol(30%). Todate,therearelimitedsourcesoftocotrienol, thereforeitisveryimportanttoexplorePFADasthesourceoftocotrienol.Thisresearchwasobjectedtooptimize low temperature solvent crystallization to obtain the highest tocotrienol content of PFAD fraction by using Response SurfaceMethodology.Thetestedfactorsweretheratioofsolventtounsaponifiablefraction(X ),crystallization temperature(X),andtime(X).Theoptimizedresponsewasthetotalcontentoftocotrienolintocotrienolenriched23fractionofPFAD.TheresultsshowedthatPFADcontainedvitaminEcontentof0.45g/100gor4500ppm.Itwas 1higherthan</d
Sintesis Fosfolipid Mengandung Asam Lemak W-3 Dari Fosfolipid Kedelai Dan Minyak Kaya Asam Lemak W-3 Dari Hasil Samping Pengalengan Tuna
The superiority of soy phospholipids could be obtained by incorporation of w-3 fatty acids into phospholipids structure,especially EPA (eicosapentaenoic acid, C20:5w-3) and DHA docosahexaenoic acid, C22:6w-3). Structurization ofcommercial soy phospholipids was conducted by replacement of natural fatty acids in soy phospholipids by w-3 fattyacids from w-3 fatty acids enriched Þ sh oil from tuna canning processing using enzymatic acidolysis. Two factors werestudied in enzymatic acidolysis, concentration of R. miehei lipase and time of reaction. The result showed that increasingreaction time tended to decrease degree of EPA and DHA incorporation at low enzyme concentration. Meanwhile, thereaction time did not affect degree of incorporation at high enzyme concentration. DHA incorporation was higherthan EPA that obtained structured phospholipids is supposed to be suitable for high DHA food products. There was apreference of EPA and DHA to incorporate into phosphatidylethanolamine structure than other phospholipids
Saponifikasi dan Ekstraksi Satu Tahap untuk Ekstraksi Minyak Tinggi Linoleat dan Linolenat dari Kedelai Varietas Lokal
Asam linoleat (LA, linoleic acid, C18:2ω-6) dan asam alfa linolenat (ALA, alpha linolenic acid, C18:3ω-3) merupa- kan asam lemak tidak jenuh majemuk (PUFA, polyunsaturated fatty acid) esensial. Penelitian tentang kedelai varietas lokal sebagai sumber LA dan ALA sangat penting dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap produk minyak tinggi LA dan ALA impor. Akan tetapi, penelitian tentang ekstraksi LA dan ALA dari kedelai varietas lokal yang ada di Indonesia masih sangat terbatas. Teknik ekstraksi yang efisien diperlukan untuk meningkatkan kadar PUFA. Salah satu teknik untuk mengekstrak minyak tinggi LA dan ALA adalah kombinasi saponifikasi dan ekstraksi simultan atau saponifikasi-ekstraksi satu tahap.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi kedelai varietas lokal sebagai sumber LA dan LA, dan untuk mengembangkan teknik saponifikasi-ekstraksi satu tahap. Kedelai varietas lokal, yaitu Panderman, Wilis, Kaba, Burangrang, dan Anjasmara, dianalisis profil asam lemaknya. Varietas yang digunakan lebih lanjut untuk saponifikasi- ekstraksi satu tahap didasarkan pada kadar LA dan ALA tertinggi. Selanjutnya, kondisi saponifikasi-ekstraksi satu tahap dioptimasi dengan menggunakan metodelogi permukaan respon dengan tiga faktor yaitu rasio air:tepung kedelai, suhu saponifikasi, dan lama saponifikasi. Respon yang dikaji adalah kadar LA dan ALA dalam minyak yang terekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara kedelai varietas lokal yang diteliti, varietas Burangrang mempunyai kadar LA+ALA tertinggi (60,43 %). Varietas yang berbeda menunjukkan profil asam lemak yang berbeda dan kadar minyak (dalam bentuk asam lemak bebas) yang berbeda pula. LA merupakan asam lemak yang dominan untuk seluruh varietas kedelai. Rasio air:tepung kedelai, suhu saponifikasi, dan lama saponifikasi mempengaruhi respon yang bersifat kuadratik. Kondisi optimum tercapai pada rasio air:tepung kedelai 2,03:1, suhu saponifikasi 58,86 °C, dan lama sapon- ifikasi 92,27 menit. Respon kadar LA dan ALA (%) pada kondisi optimum berdasarkan prediksi adalah 68,47 % dan respon aktual 68,89 %. Minyak yang diperoleh mempunyai tingkat oksidasi yang rendah
Sifat-Sifat Emulsi Susu Rekonstitusi yang Mengandung Mikrokapsul Minyak Ikan Kaya Asam Lemak W-3
Fish-oil enrichment with w-3 fatty acids microcapsule is one way to increase food systems by w-3 fatty acids. Microcapsule containing fish oil enriched with w-3 fatty acids was produced by spray drying method. However its emulsifying properties in food systems had not been known. This research was conducted to elucidate the changes of protein emulsifying properties of reconstituted milk containing fish oil enriched with w-3 fatty acids The result showed that microcapsule addition onto reconstituted milk enhanced protein emulsifying properties as indicated by adsorbed protein, percentage of adsorbed protein, emulsifying activity index, interfacial area, protein load, and emulsion stability index. This was caused by caseinate in microcapsule had better emulsifying properties than protein in low fat milk
Perubahan Komposisi Kasein Pada Permukaan Globula Minyak Sebagai Pengaruh Pengingkatan Konsentrasi Fosfolipida Selama Emulsifikasi
Casein and phospholipids are natural compounds usually used concomitantly as emulsifier. This research is conducted to elucidate the adsorbed casein composition that stabilized oil globule interface during fish oil emulsification as affected by phospholipids concentration. Each casein has different behaviour at oil globule interface. The results showed the changes of adsorbed a A and fc casein at oil globule interface because of phospholipids addition. Among caseins, a casein has prefrence to desorb, 8 casein has preference to adsorb, and K casein has no preference to adsorb Cr desorb. Their preferences to adsorb or desorb are influenced by their surface activities and layer properties. Casein compositional changes are caused by caseinsphospholipids complex formation. This complex has less preference to adsorb at oil globule interface