3 research outputs found

    PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

    Get PDF
    Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan dalam rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau tenaga kependidikan yang profesional. Penyelengaraan program PPL bertujuan untuk mengabdikan diri sebagai mahasiswa yang lebih memberdayakan masyarakat sekolah demi tercapainya keluaran sekolah yang lebih berkualitas dan melatih kemampuan profesionalisme mengajar mahasiswa secara konkret. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa kependidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam hal ini praktik pengalaman lapangan digunakan sebagai bekal mahasiswa kependidikan sebelum menjadi tenaga pendidik. Dalam kesempatan kali ini, penulis melaksanakan praktik pengalaman lapangan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Program yang dikembangkan mahasiswa PPL diselenggarakan berdasarkan hasil analisis kebutuhan masyarakat sekolah dan disesuaikan dengan program sekolah sehingga dapat mendukung program-program yang ada di sekolah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang di sesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Kegiatan awal dalam PPL adalah observasi kelas. Kelas yang diobservasi adalah kelas XI IPS1. Kegiatan obeservasi ini bertujuan memberikan pengalaman awal tentang situasi kelas khusunya dalam mata pelajaran sosiologi. Kegiatan yang kedua adalah persiapan. Persiapan ini bersifat administratif dan personal. Persiapan administratif berupa konsultasi dalam penyusunan RPP yang terkait dengan materi, metode, dan media yang akan digunakan, sedangkan persiapan personal adalah mempersiapkan fisik dan mental. Inti kegiatan praktik pengalaman lapangan ini terdiri dari dua yaitu praktik mengajar dan pembuatan administrasi guru. Dalam kegiatan PPL di SMA Negeri 4 Yogyakarta, penyusun mendapat kesempatan praktik mengajar di kelas XD, XE, XF, XG, XH, XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3. Dalam pelaksanaan mengajar di kelas, praktikan menggunakan media power point, gambar-gambar, dan beberapa film pendek yang berkaitan dengan kompetensi dasar mata pelajaran sosiologi yang diajarkan. Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan berupa ceramah interaktif, diskusi, dan tanya jawab. Dalam pelaksanaan praktik pengalaman lapangan yang berupa praktik mengajar, situasi pembelajaran secara umum dapat terkendali, interaksi belajar mengajar dapat terkondisikan, akan tetapi masih ada beberapa permasalahan yang dihadapi pada saat pelaksanaan praktik pengalaman lapangan seperti tingkat partisipasi siswa selama proses pembelajaran yang masih rendah dibeberapa kelas dan beberapa siswa yang sulit untuk dikondisikan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk itu sangat diperlukan peranan praktikan dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut, antara lain dengan mempersiapkan metode dan media pembelajaran yang lebih menarik sehingga membangkitkan ketertarikan siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

    Rias Alis Sebagai Trend Kecantikan (Studi pada Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta)

    No full text
    Rias alis merupakan salah satu bagian dari riasan wajah yang awalnya masih jarang digunakan oleh kalangan mahasiswi. Namun akhir-akhir ini banyak dari mahasiswi yang menggunakan rias alis sebagai penunjang penampilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan rias alis sebagai wujud trend kecantikan dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya pengguna rias di kalangan mahasiswi UNY. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif.Informan pada penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan snowball. Subjek penelitian ini terdiri dari 7 informan mahasiswi pengguna rias alis dan 3 mahasiswi nonpengguna rias alis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Adapun validitas datanya menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif milik Miles dan Huberman yang mana dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan proses penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan rias alis di kalangan mahasiswi UNY dimulai dari proses identifikasi terhadap tokoh, karakter, sifat, atau gaya yang ingin mereka tiru. Proses identifikasi pada penggunaan rias alis terjadi pada saat mereka mengenal tutorial kecantikan yang banyak diunggah di Youtube sejak masuk kuliah. Berikutnya mahasiswi mencari informasi dari teman-temannya yang sudah terlebih dahulu menggunakan rias alis dan melihat foto-foto artis di Instagram. Kemudian mereka mulai menggunakan rias alis serta merasa nyaman dan hal tersebut dirasa menambah kepercayaan diri mereka. Mereka mengakui lebih cantik setelah menggunakan rias alis sehingga hal itu menjadi budaya baru dalam dunia kecantikan. Walaupun rias alis dianggap menambah kecantikan wajah namun mereka mengungkapkan bahwa kecantikan sejatinya tidak hanya dilihat dari fisik saja melainkan dari dalam dirinya pula. Beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswi tertarik untuk menggunakan rias alis diantaranya meliputi konsep diri, perubahan psikologis, lingkungan pergaulan, pengaruh kebudayaan Korea Selatan, keterbukaan mahasiswi terhadap lapisan sosial, serta kemajuan media informasi dan media komunikasi. Kata kunci: rias alis, identifikasi, mahasisw
    corecore