3 research outputs found

    Peran Induksi TNF-α Serial Doses dalam Peningkatan VEGF dan PDGF Mesenchymal Stem Cells

    Get PDF
    Mesenchymal stem cell (MSC) mempunyai kemampuan immunoregulasi dan regenerasi melalui supresi pelepasan mediator proinflamasidan peningkatan molekul proliferasi terutama vascular endothelial growth factor (VEGF) dan platelet-derived growth factor (PDGF). Mesenchymal stem cell yang diaktivasi TNF-α dengan dosis tertentu mampu meningkatkan sekresi VEGF dan PDGF, namun dosis optimal TNF-α yang mampu memaksimalkan ekspresi molekul tersebut belum diketahui secara pasti. Variasi dosis TNF-α digunakan pada penelitian ini dengan tujuan mengetahui dosis optimal, rendah, dan tinggi TNF-α dalam memaksimalkan ekspresi VEGF dan PDGF. Penelitian ini mengunakan post-test only control group design dengan 5 kelompok penelitian, terdiri atas satu kelompok kontrol (K) dan 4 kelompok perlakuan (P) (TNF-α= 5, 10, 40, 80 ng/mL) yang diinduksikan pada MSC dengan inkubasi 24 jam, kemudian kadar PDGF dan VEGF diukur dengan metode ELISA. Penelitian ini dilakukan antara bulan September–November 2017 di Laboratorium Stem Cell and Cancer Research (SCCR), Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kadar PDGF dan VEGF secara signifikan (p<0,05) dimulai dari dosis TNF-α 5 ng/mL, optimal padadosis 10 ng/mL dan mulai terjadi penurunan pada dosis 40 ng/mL. Induksi TNF-α pada MSC mampu memaksimalkan kadar VEGF dan PDGF pada dosis 10 ng/mL. Kata kunci: MSC, PDGF, TNF-α, VEG

    Penerapan PHBS dengan peningkatan pengetahuan dan sikap melalui pendekatan keluarga di Desa Gaji Kabupaten Demak

    Get PDF
    AbstrakDerajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Upaya untuk meningkatkan perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya untuk memberdayakan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Kesadaran masyarakat akan kesehatan dan pola hidup bersih sehat, khususnya masyarakat desa masih sangat rendah.  Peningkatan pengetahuan dan sikap terkait Perilaku Hidup bersih sehat  diharapkan dapat menjadi upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya melakukan upaya perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari sekaligus memberikan gambaran bagaimana cara merealisasikannya sehingga bisa terwujud masyarakat yang peduli terhadap kesehatan.Target yang ingin dicapai adalah terwujudnya peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap PHBS sehingga masyarakat  mempunyai kemampuan  mempraktekkan pola hidup bersih dan sehat secara mandiri. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, praktek cuci tangan yang benar dan talkshow. Peserta adalah  masyarakat di desa Gaji yang diwakili oleh ibu/istri dari setiap KK yang merupakan Pasangan Usia Subur (PUS),  berjumlah 60 orang yang diambil secara cluster random sampling. Peserta diberikan pretes pada awal kegiatan dan postes pada akhir kegiatan sebagai evaluasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil kegiatan terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap  tentang PHBS, terlihat skor sesudah kegiatan lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya (perbedaan rerata skor pengetahun sebelum dan sesudah kegiatan 24,16; sedang perbedaan rerata skor sikap sebelum dan sesudah kegiatan 23, 9. Peserta juga mampu mempraktekkan cuci tangan  dengan 6 langkah secara benar. Kata kunci: PHBS; pengetahuan; sikap; keluargaAbstractHealth degree is one of the important elements in efforts to increase the Indonesian Human Development Index (HDI). Meanwhile, the degree of health is not only determined by health services, but what is more dominant is the environmental conditions and people's behavior. Efforts to improve community behavior to support the improvement of health status are carried out through the Clean and Healthy Behavior (PHBS) development program. Clean and Healthy Behavior (PHBS) is an effort to empower family members to know, be willing and able to carry out PHBS and play an active role in the health movement in the community. Public awareness of health and a healthy clean lifestyle, especially rural communities, is still very low. Increased knowledge and attitudes related to healthy hygiene behavior is expected to be an effort to make the public aware of the importance of making clean and healthy life behavior efforts in daily life while providing an overview of how to realize it so that people who care about health can be realized. The target to be achieved is the realization increasing knowledge and attitudes towards PHBS so that the community has the ability to practice clean and healthy lifestyles independently. The method used is to provide counseling, health checks, proper hand washing practices and talk shows. Participants are people in the village of Salary, represented by mothers / wives of each KK who are Fertile Age Couples (PUS), totaling 60 people taken by cluster random sampling. Participants are given a pretest at the beginning of the activity and posttest at the end of the activity as an evaluation of the activities carried out. The results of the activity increased knowledge and attitudes about PHBS, seen after the activity score was higher compared to before (the difference in the average score of knowledge before and after the activity 24,16; while the difference in the average attitude score before and after the activity 23, 9. Participants were also able to practice washing hands with 6 steps correctly. Keywords: PHBS; knowledge; attitude; famil

    PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF INA-CBG’S PENYAKIT STROKE PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RS ISLAM SULTAN AGUNG

    No full text
    Penerapan sistem INA CBG’s belum optimal karena pada kenyataannya tarif INA CBG’s belum memenuhi tarif riil Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan tarif INA CBG’s dengan biaya riil, serta melihat faktor apa saja yang mempengaruhi besar biaya riil pada pasien penderita stroke ERA JKN di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Periode Januari – Oktober 2017. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Analisis diuji dengan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan tarif INA CBG’s dengan biaya riil serta dilakukan analisis dengan uji Mann Whitney dan Kruskall Wallis untuk mengetahui komponen faktor yang mempengaruhi biaya riil. Hasil pada penelitian ini menunjukan adanya perbandingan antara biaya riil dengan tarif INA CBG’s pada kasus rawat inap sebesar Rp -12,184,500 dan pada rawat jalan sebesar Rp -1,949,300. Faktor faktor yang mempengaruhi biaya riil adalah kelas rawat (0,009), LOS (0,019) dan umur (0,045). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan antara tarif INA CBG’s dengan tarif riil Rumah Sakit untuk penyakit stroke ERA JKN di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang periode Januari – Oktober 2017. Faktor yang mempengaruhi besar biaya riil adalah kelas rawat, LOS dan umur
    corecore