37 research outputs found

    FAKTOR-FAKTOR RISIKO KELELAHAN KERJA : TINJAUAN LITERATUR SISTEMATIK

    Get PDF
    Beberapa penyebab kelelahan kerja yang sering secara umum diidentifikasi meliputi tekanan waktu, kurangnya komunikasi dan dukungan dari atasan, kurangnya kejelasan tugas kerja, beban kerja yang tak terkelola, tidak diperlakukan dengan adil, dan ketidakseimbangan kehidupan kerja. Hal tersebut seringkali tidak merepresentasikan secara utuh atas banyaknya faktor-faktor risiko kelelahan yang dibutuhkan untuk penelitian lebih lanjut terutama dalam bidang kelelahan kerja, sehingga kita membutuhkan penjelasan mengenai faktor-faktor risiko yang bisa lebih merepresentasikan luasnya faktor-faktor risiko atau penyebab kelelahan kerja. Tujuan dari kajian literatur ini adalah untuk menemukan dan mengumpulkan faktor-faktor risiko kelelahan kerja sebanyak mungkin, yang dapat mendukung pada masalah khusus dalam penelitian-penelitian selanjutnya di bidang kelelahan kerja.  Penelitian ini merupakan tinjauan sistematik deskriptif terhadap artikel hasil penelitian tentang faktor-faktor risiko kelelahan kerja yang dipublikasikan di jurnal internasional dan jurnal lokal khususnya pada jurnal-jurnal open access yang terindeks Scopus maupun melalui Google Scholar. Sampel penelitian ini adalah semua artikel yang memenuhi kriteria pemilihan. Pengumpulan data dilakukan dengan membuat research question (RQ) terlebih dahulu dengan memperhatikan kriteria populasi, intervensi, komparasi, dan outcome. Dari hasil penelitian didapatkan 11 artikel yang menggambarkan keuniklan faktor-faktor risiko kelelahan pada penelitian mereka, faktor-faktor risiko tersebut dianalisis lebih lanjut sehingga dapat memberikan gambaran akan faktor risiko kelelahan dalam spektrum yang lebih luas. Hasil uraian dan analisis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan ketika mengembangkan permasalahan khusus dalam melakukan penelitian lanjutan di bidang kelelahan kerja yang bersumber dari analisis faktor-faktor risiko kelelahan kerjanya

    KAJIAN LITERATUR: FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN JATUH DARI KETINGGIAN DI SEKTOR KONSTRUKSI

    Get PDF
    Sektor konstruksi mempunyai risiko keselamatan yang besar dalam proses pelaksanaannya. Di Indonesia, selama kurun lima tahun terakhir, angka kecelakaan kerja semakin mengalami peningkatan. BPJS TK sebagai lembaga yang melayani jaminan kesehatan kerja mencatat angka kecelakaan meningkat 5,65 % dari tahun sebelumnya dan salah satu pekerjaan yang menyumbang angka kecelakaan fatal dalam kegiatan konstruksi adalah bekerja di ketinggian. karya ilmiah ini bertujuan untuk menjabarkan faktor penyebab kecelakaan jatuh dari ketinggian di sektor konstruksi metode kajian literatur dengan membahas hasil penelitian yang berhubungan dengan faktor penyebab terjadinya kecelakaan jatuh dari ketinggian di sektor konstruksi. Bahan pustaka diambil dari mesin pencarian karya ilmiah seperti google scholar, Science Direct, dan Pubmed. Berdasarkan hasil dari pencarian karya ilmiah yang relevan dengan faktor penyebab terjadinya kecelakaan jatuh dari ketinggian, terdapat sembilan karya ilmiah yang memenuhi kriteria dengan enam faktor teridentifikasi sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan jatuh dari ketinggian yaitu perilaku berisiko, kondisi tidak aman, manjemen dan organisasi, faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor eksternal. penelitian ini difokuskan pada faktor yang menyebabkan jatuh fatal dari cedera ketinggian. penelitian ini difokuskan pada faktor yang menyebabkan jatuh fatal dari cedera ketinggian. Hal ini dilakukan agar perusahaan lebih mudah untuk melakukan pencegahan terhadap kejadian jatuh dari ketinggian dengan melakukan mitigasi dari faktor penyebab kejadian jatuh dari ketinggian

    Analisa Faktor Psikosial Terhadap Gejala Distress Pada Karyawan Perusahaan Geothermal PT. X

    Get PDF
    Penelitian ini menyelidiki dan membandingkan berbagai faktor psikososial dan faktor lingkungan sosial yang dapat memberikan pengaruh pada satu atau berbagai gejala distress pada pekerja di perusahaan geothermal PT. X. Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian menemukan 10 dari 11 indikator faktor psikososial yang dominan di persepsikan sebagian atau lebih responden, dengan 5 gejala stress kerja yang dominan adalah sakit kepala & pusing, MSDs, marah, sulit tidur, dan perubahan nafsu makan. Penelitian menyarankan kepada perusahaan untuk meninjau kembali beban kerja dan kapasitas kerja yang ada, meningkatkan proses manajemen kerja, memperbaiki komunikasi kerja dari tenaga asing, serta menciptakan lingkungan kerja yang suportif

    ANALISIS FAKTOR MANUSIA DALAM KECELAKAAN TAMBANG

    Get PDF
    Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor industri dengan risiko keselamatan tertinggi yang ditunjukkan oleh tingginya angka kecelakaan di pertambangan. Berdasarkan data dari Minerba, telah terjadi 881 kecelakaan tambang pada periode 2013-2021 dan 195 dari kecelakaan tersebut berakibat kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor manusia dalam kecelakaan tambang. Metoda yang digunakan adalah literature review dengan menggunakan kata kunci faktor manusia, kecelakaan tambang, dan kecelakaan tambang akibat faktor manusia melalui database elektronik. Dari 16 jurnal yang ditinjau, faktor-faktor manusia dalam kecelakaan tambang adalah kepatuhan terhadap prosedur dan aturan, kompetensi, pengawasan kerja, kesadaran terhadap keselamatan kerja, perilaku keselamatan, kebugaran kerja, dan pengalaman. Dari tujuh faktor manusia tersebut, yang paling banyak muncul dalam 16 jurnal yang direview adalah ketidakpatuhan karyawan tambang terhadap prosedur dan aturan, karyawan tambang yang tidak memiliki kompetensi, kurangnya jumlah pengawas kerja dan kepengawasan kerja tidak efektif, serta rendahnya kesadaran terhadap keselamatan kerja

    ANALISIS FAKTOR DISTRESS PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN : SISTEMATIK REVIEW

    Get PDF
    Petugas pemadam kebakaran berulang kali dihadapkan pada stres akibat peristiwa traumatis yang disebabkan oleh pekerjaan yang sangat berbahaya, penuh tekanan, mempertaruhkan nyawa mereka, dan membantu para korban. Mereka juga mungkin terkena kekerasan di tempat kerja, seperti bahaya fisik, ancaman fisik, sosial, alkoholik dan pecandu narkoba. Dibandingkan dengan masyarakat umum, petugas pemadam kebakaran memiliki risiko masalah kesehatan, kecemasan kronis, gejala kecemasan, insomnia, gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan kesulitan kesehatan mental pascatrauma lainnya yang jauh lebih tinggi. Tujuan dari kajian literatur ini untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan distress pada petugas pemadam kebakaran. Pencarian literatur digunakan untuk pengumpulan data. Dalam hasil kajian literatur ditemukan bahwa tingkat pendidikan, kebiasaan kerja, jabatan, masa kerja, masa kerja, perantuan dan asal etnis mempengaruhi situasi petugas pemadam kebakaran. Mengenai variabel jenis kelamin dan usia, studi lebih lanjut masih diperlukan (gejala somatik dan ketakutan akan kematian berkorelasi positif) karena ada perbedaan yang signifikan dalam temuan penelitian dari beberapa peneliti. Pentingnya strategi koping dan dukungan sosial dalam mengurangi stres psikologis, kecemasan, trauma bedah, gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan frekuensi emosi negatif pada petugas pemadam kebakaran dalam mengurangi gangguan tidur, penggunaan alkohol dan gejala depresi yang lebih tinggi ke tingkat risiko bunuh diri pada petugas pemadam kebakaran

    FAKTOR-FAKTOR PSIKOSOSIAL PADA TENAGA KESEHATAN DI MASA SEBELUM DAN SAAT PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    The World Health Organization (WHO) has declared the COVID-19 outbreak a public health emergency of international concern (PHEIC) and officially designated as a pandemic outbreak and health workers are the frontline workers in diagnosing and providing care to patients infected with COVID-19. Stress is a form of psychosocial risk, namely a physical and mental response due to an imbalance between demands and abilities. The purpose of this study is to look at Psychosocial Factors in Health Workers in the period before and during the COVID-19 Pandemic. This study used the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta-Analysis (PRISMA) method systematically. The inclusion criteria in the study included using original studies related to topics published during the COVID-19 pandemic in 2020-2021 while before the COVID-19 pandemic published in 2017-2019, and open access to studies. Factors changes that occur in health workers on psychosocial factors involved before and during the pandemic, including age, gender, job demands, marital status, organizational roles, interpersonal relationships and leadership, and fear of COVID-19 infection. The COVID-19 pandemic has brought changes to the work system of health workers, of course, this affects the psychosocial aspects of health workers. In addition, the COVID-19 pandemic has also brought changes to the psychosocial factors that exist in health workers when compared to before the pandemic.   Keywords: Associated factors, Psychosocial Factors, health care workers, COVID-19 pandemi

    KAJIAN LITERATUR SISTEMATIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BUDAYA KESELAMATAN DI INDUSTRI PERTAMBANGAN

    Get PDF
    Peningkatan budaya keselamatan merupakan salah satu rekomendasi terbaik dalam upaya mengurangi kecelakaan di tempat kerja, termasuk pada industri pertambangan. Namun, kajian literatur ilmiah tentang faktor-faktor yang memengaruhi budaya keselamatan industri pertambangan di Indonesia masih terbatas. Tujuan dari kajian literatur ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi budaya keselamatan di industri pertambangan. Pada studi tinjauan pustaka yang sistematis atau systematic literature review (SLR) dengan menerapkan metode tinjauan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses (PRISMA) telah diidentifikasi sebanyak 30 artikel terkait budaya keselamatan di industri pertambangan dari beberapa negara seperti Afrika Selatan, Amerika Serikat, Brasil, Cina, Ghana, India, Kenya, Rusia, Swedia, Taiwan, dan Turki. Kajian kualitatif ini menggunakan tiga sumber pencarian utama, seperti Science Direct, Scopus, dan Web of Science. Tiga topik utama telah dikembangkan, yaitu faktor perilaku, psikologis, dan situasional, serta menghasilkan 17 subtema. Dalam literatur ditemukan bahwa faktor perilaku merupakan faktor paling dominan dalam membangun budaya keselamatan yang positif (47%), diikuti oleh faktor situasional (29%), dan faktor psikologis (24%). Demikian pula, komitmen manajemen merupakan kontributor terbesar dalam membangun budaya keselamatan di industri pertambangan. Kesimpulannya, dari hasil kajian literatur sistematis ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dalam memberikan pemahaman yang lebih baik terkait budaya keselamatan untuk mengurangi kecelakaan pertambangan dimasa yang akan datang

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) OLEH IBU RUMAH TANGGA DI NGANJUK, JAWA TIMUR

    Get PDF
    Abstract Background: HIV/AIDS reports show an increasing number of AIDS cases and the cumulative number of AIDS among housewives at first rank. Objective: to determine factors related to HIV/AIDS prevention efforts for housewives in the Bagor Health Center area. Method: Quantitative research with cross-sectional design. Independent variable; age; education; family income; age at first sexual intercourse; knowledge of HIV/AIDS; risk perception; husband's work; history of VCT; access to condoms and information about HIV/AIDS. The dependent variable is HIV/AIDS prevention efforts. Total respondent were 150 housewives, data collection using a questionnaire that was adopted/modified from the Integrated Biological and Behavioral Surveillance questionnaire (STBP) 2011. Multivariate data analysis with multiple logistic regression Results: Factors related to HIV/AIDS prevention efforts in housewives were a history of VCT (p=0.028) and exposure to information about HIV/AIDS (p=0.014). History of VCT is the most influencing factor in HIV/AIDS prevention efforts in housewives (p value=0.040; OR=3.79 95% CI=1.06-13.537). Housewives who have done VCT are 3.79 times more likely to make HIV/AIDS prevention efforts than those who did not. Conclusion: Providing education and VCT testing can provide better HIV prevention behavior for housewives. Historical factors of VCT and information exposure play a role in HIV prevention behavior in housewives Key words: HIV/AIDS, reproductive health, VCT Abstrak Latar belakang: Laporan HIV/AIDS menunjukkan peningkatan jumlah kasus AIDS dan jumlah kumulatif AIDS pada ibu rumah tangga yang menempati urutan pertama Tujuan: mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga di wilayah Puskesmas Bagor. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Variabel independen; umur; pendidikan; penghasilan keluarga; umur pertama kali berhubungan seksual; pengetahuan HIV/AIDS; persepsi berisiko; pekerjaan suami; riwayat VCT; akses terhadap kondom dan keterpaparan informasi tentang HIV/AIDS. Variabel dependen adalah upaya pencegahan HIV/AIDS. Responden berjumlah 150 ibu rumah tangga, Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diadopsi/dimodifikasi dari kuesioner Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) Tahun 2011. Analisis data multivariate dengan multiple logistic regression Hasil: Faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga adalah riwayat VCT (p=0,028) dan keterpaparan informasi tentang HIV/AIDS (p=0,014). Riwayat VCT merupakan faktor paling mempengaruhi upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga (p value=0,040; OR=3,79 95% CI=1,06-13,537). Ibu rumah tangga yang telah melakukan VCT 3,79 kali lebih cenderung untuk melakukan upaya pencegahan HIV/AIDS baik dibandingkan yang tidak melakukan VCT. Kesimpulan: Pemberian edukasi dan pemeriksaan VCT dapat memberikan perilaku pencegahan HIV yang lebih baik pada ibu rumah tangga. Faktor riwayat VCT dan keterpaparan informasi berperan dalam perilaku pencegahan HIV pada ibu rumah tangga.   Kata kunci: HIV/AIDS, kesehatan reproduksi, VC

    Analisis Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Organisasi terhadap Perilaku Tidak Selamat pada Pekerja Konstruksi

    Get PDF
    Industri konstruksi merupakan salah satu sektor yang terdapat bahaya yang besar dan risiko cukup tinggi sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini diilakukan agar dapat mengetahui pengaruh faktor risiko individu dan organisasi terhadap perilaku tidak aman atau substandart action pada pekerja konstruksi. Penelitian ini menggunakan desain studi yang bersifat cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data antara lain kuesioner  dan penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juli 2021diperoleh jumlah sampel sebanyak 165 responden proyek pembangunan stadion sport centre Banten. Penelitian ini menjelaskan bahwa usia memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap perilaku tidak aman, sedangkan tingkat pendidikan, pengalaman kerja diproyek bersangkutan, rata-rata jam kerja mingguan, motivasi keselamatan, dan faktor organisasi memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap perilaku tidak aman. Dan pengetahuan keselamatan, psychological capital (efikasi diri, harapan, ketahanan, dan optimisme) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku tidak aman. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi untuk meminimalisir perilaku tidak aman atau (substandart action)

    Health Impacts of Psychosocial Factors among Construction Workers: A Systematic Review

    Get PDF
    Psychosocial factors are one of the health determinants in construction activities that can damage physical and psychological conditions through the stress mechanism. This study is intended to investigate the dominant psychosocial factors that deteriorate the health of construction workers by conducting a systematic review. The systematic review was conducted on data collected from journal articles retrieved using 3 library search engines: ProQuest, Scopus, and EBSCO, to enable search through a dozen databases for articles published within the years of 2010 - 2019. The criteria used were articles on construction workers experiencing psychosocial exposure, with either physical or mental health outcomes. It resulted in an analysis of 10 out of 65.797 articles. There were six elements of psychosocial factors analyzed: psychological demand, job demand, job control, job dissatisfaction, work-family conflict, and bullying. The mental health problems identified were stress, psychological distress, presenteeism, and misuse of drugs while the physical health problems discovered were Musculoskeletal disorders, increased blood pressure, increased body mass index, increased fat mass percentage, fatigue, and heat diseases. This study can give insights on psychosocial hazards to organizations which will enable them to determine their focus to minimize deterioration of health among workers
    corecore