7 research outputs found

    Pola Sebaran Spesies Tikus Habitat Pasar Berdasarkan Jenis Komoditas Di Pasar Kota Banjarnegara

    Full text link
    Rodents (Order Rodentia) is a wild animal from mammals class and are known as nuisance animals in humanlife, especially domestic rats. Domestic rats have habitats close to human life such as housing, fields and markets.The market is a place where there are lots of food. The purpose of this research was describing the distribution ofrat species habitat based on the type of commodity markets in the Banjarnegara City Market. The researchmethod was a survey with cross-sectional approach, the whole population was rats in City Market and samplewas trapped rats in Banjarnegara City Market. A research instrument set mouse traps and pieces ofidentification, technical analysis is used descriptively and presented in narrative form and frequency distributiontable. The results showed that the number of rats caught consists of several species, 28 Rattus tanezumi, 1 R.norvegicus and 4 S. murinus. Based on trap location only R. tanezumi found inside kiosk. The percentage of ratpositive trap based on kiosk higher found in groceries kiosk (35%), while the lowest is spice kiosk, vegetables andfruits (4%). Rattus tanezumi more dominantly found than other species

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Belajar Kelompok (Learning Group) Pada Pembelajaran PKn Kelas V SDN 1 Palasa

    Full text link
    Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Dimana mengatasi masalah ini peneliti menerapkan pendekatan dengan model belajar kelompok sehingga di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Palasa dalam pembelajaran PKn. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan alur perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data yang dilakukan dalam setiap siklus berupa data kualitatif dan data kuantitatif dan dikumpulkan dengan tiga cara yakni tes, observasi, wawancara. Pada siklus I persentase ketuntasan klasikal sebesar 75% dengan persentase daya serap klasikal 73,25%, dan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal 100 % dengan persentase daya serap klasikal 83,50%. Nilai Rata-rata (NR) aktivitas siswa pada siklus I cukup dan siklus II sangat baik. Berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model belajar kelompok penguasaan siswa terhadap materi terus meningkat sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Palasa

    Ibm Posyandu Remaja

    Full text link
    Artikel ini memaparkan hasil kegiatan IbM pembentukan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Remaja pada Pimpinann Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Banguntapan Utara dan PCNA Banguntapan Selatan. PCNA Banguntapan Utara dan PCNA Banguntapan Selatan terletak di Kecamatan Banguntapan,Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk Posyandu Remaja di di PCNA Banguntapan Utara dan PCNA Banguntapan Selatan. Tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk membentuk Posyandu remaja tersebut adalah 1) Mengadakan pelatihan Kader Posyandu Remaja, 2) Menyusun Modul Kartu Menuju Sehat Remaja (KMSR), 3) Menyusun Media Promosi Kesehatan. Target luaran dari hasil Iptek bagi Masyarakat (IbM) ini menjadi karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah dan juga sebagai bahan pengayaan untuk penyusunan buku ajar Kebidanan terutama pada Asuhan Kebidanan Komunitas. Hasil dari kegiatan ini adalah terbentuknya 2 Posyandu Remaja melalui 1) Terbentuknya 10 kader kesehatan Remaja (1 Posyandu 5 kader kesehatan Remaja) 2) Tersusunnya Modul Kartu Menuju Sehat Remaja (KMSR). 3) Tersusunnya media promosi kesehatan reproduksi Remaja. 4) Terpublikasinya hasil pengabdian masyarakat ini di Temu ilmiah nasional hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat. 5) sebagai bahan pengayaan untuk penyusunan buku ajar kebidanan terutama pada Asuhan Kebidanan Komunitas. 6) Terscreningnya anemia pada remaja di PCNA Banguntapan Utara dan PCNA Banguntapan Selatan. Kehadiran posyandu remaja di tengah masyarakat dapat membantu remaja mengenal kesehatan reproduksi lebihdini sebagai upaya preventif, promotif sehingga dapat mencegah remaja terjerumus dalam pergaulan bebas. Keberadaan Posyandu Remaja telah memfasilitasi sedikitnya 100 remaja menjadi peserta Posyandu remaja. Kegiatan Posyandu Remaja dikelola PCNA Banguntapan Utara dan PCNABanguntapan Selatan setiap 2 bula

    Penggunaan Zeolit Alam Teraktivasi sebagai Katalis pada Proses Esterifikasi Gliserol dari Produk Samping Biodiesel Menjadi Triacetin

    Full text link
    Glycerol is a byproduct of biodiesel production by transesterification process which generated approximately 10% of the total production of biodiesel. Increasing the amount of glycerol is not accompanied by glycerol treatment process itself. Hence the need for the processing of glycerol into other materials or products that are more economic value. One of them with the process into triacetin. Triacetin can be produced from the reaction of glycerol and acetic acid using an acidic catalyst. Triacetin usefulness pretty much both for food and non-food. The objective of this study was to study the effect of ratio of reactant and consentration of catalyst on glycerol conversion on triacetin. This research was conducted with the reactants ratio 1: 3; 1: 5 and 1: 7, catalyst concentration of 2%, 4%, and 6% of the weight of acetic acid, reaction temperature of 100 °C and reaction time of 4 hours. From the analysis of the results showed that the increase in ratio of esterification of the reactants and catalyst concentration affect the conversion of glycerol into triacetin. The optimal reaction conditions on the reactant ratio of 1: 7 and the concentration of catalyst 4% of the weight of acetic acid with 82.89% conversion rate

    Peran Map, Rot, Imt dalam Skrining Preeklampsia di Indonesia

    Full text link
    Latar Belakang : Preeklampsia tetap menempati peringkat pertama sebagai penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Surabaya dari tahun 2013-2017 sebesar 28.92 %. Tingginya angka preeklampsia bisa dicegah dengan dilakukannya skrining preeklampsia yang mudah dilakukan pada trimester I dan II yaitu dengan dilakukannya skrining Mean Arterial Presure (MAP), Roll Over Test (ROT), Indeks Masa Tubuh (IMT) di Fasilitas kesehatan dasar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Skrining Preeklampsia (MAP, ROT, IMT) yang dilakukan pada ibu hamil trimester I dan trimester II serta kejadian preeklampsia. Metode : Penelitian ini adalah penelitian Retrospektif, Case Control dengan sampel pada kelompok kasus yaitu pasien preeklampsia pada saat trimester I dan II yang dilakukan skrining preeklampsia sedangkan untuk kelompok kontrol, ibu hamil normal yang juga dilakukan skrining preeklampsia pada trimester I dan II. Hasil : Didapatkan besar sampel 189 ibu hamil dengan preeklampsia selama 1 tahun, pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Hasil pemeriksaan diperoleh pada kelompok kasus didapatkan pasien dengan MAP (+), ROT (+), IMT (+) berturut-turut adalah 43 (95.6 %), 18 (40 %) dan 18 (40 %), sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil 18 (40 %) sampel MAP (+), 26 (57.8 %) ROT (+), 5 (11.1 %) IMT (+). Hasil uji statistik Chi Square menunjukan adanya hubungan signifikan antara skrining MAP dan IMT dengan kejadian preeklampsia dengan nilai p berturut-turut (p 0.0001, OR = 32.250 dan p 0.002, OR = 5.333 ), namun tidak didapatkan hubungan antara skrining ROT dengan kejadian preeklampsia (p 0.092 OR = 0.487). Didapatkan hubungan ketiga skrining (MAP, ROT, IMT) dengan kejadian preeklampsia (p 0.001, OR 4.529). Kesimpulan : Pasien MAP (+) dan IMT (+) mempunyai resiko sebesar 32 kali dan 5 kali pada preeklampsia. Skrining ROT (+) tidak mempunyai hubungan dengan kejadian preeklampsia

    Efektivitas Reinforcing Competing Behaviors terhadap Perilaku Tantrum pada Anak Usia Toddler di Rw 5 Kelurahan Gundih Kecamatan Bubutan Surabaya

    Full text link
    Pendahuluan: Anak toddler adalah anak usia 12–36 bulan, dimana masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi. Tantrum yaitu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas reinforcing competing behaviors terhadap perilaku tantrum anak toddler. Metode: Desain penelitian menggunakan quasi eksperimental. Populasi sebanyak 65 anak usia 1-3 tahun yang tantrum. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 56 anak usia 1-3 tahun yang tantrum, dan dibagi dalam kelompok kontrol dan intervensi. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, dan analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi (pre test) didapatkan hampir setengah 13 responden (46.4%) anak mengalami tantrum sedang, sedangkan (post test) setengahnya yaitu 14 responden (50.0%) anak mengalami tantrum sedang. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai P = 0,003 < 0,05 H0 ditolak sehingga ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan reinforcing competing behaviors terhadap perilaku tantrum. Kesimpulan: Implikasi hasil penelitian menunjukkan reinforcing competing behaviors dapat mempengaruhi perilaku tantrum. Diharapkan orang tua dapat menerapkan reinforcing competing behaviors saat anak tantru
    corecore