2 research outputs found

    Pengaruh Pengkayaan Nutrisi pada Cacing Sutera (Tubifex Spp) sebagai Pakan Larva Ikan Patin (Pangasius Hypopthalmus) terhadap Laju Pertumbuhan

    Full text link
    Perlakuan dalam pembenihan ikan patin sudah banyak dilakukan oleh para pembenih tetapi sampai saat ini masih banyak kendala yang dihadapi hal ini disebabkan pada waktu pemberian pakan cacing sutera (Tubifex sp) pada stadia larva sampai saat ini masih banyak mengalami permasalahan dengan pertumbuhan yang lambat. Hal ini diperkirakan kurangnya nilai nutrisi pada pakan yang diberikan,dengan pertimbangan ini maka perlu adanya suatu kajian cara lain untuk mengatasi masalah ini yang diantaranya penggunaan kuning telur ayam sebagai alternatif penambahan nutrisi pada cacing sutera sebagai pakan, dengan cara cacing sutra dipuasakan terlebih dahulu lalu diberikan kuning telur ayam kampung yang telah direbus sebagai makanan bagi cacing sutera. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengkayaan nutrisi pada cacing sutera sebagai pakan larva ikan patin terhadap laju pertumbuhan. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai sumber informasi atau acuan kepada pembudidaya khususnya USAha pembenihan ikan patin, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan. Pengkayaan nutrisi pada cacing sutera dengan kuning telur ayam kampung dapat memberikan dampak yang baik pada laju pertumbuhan. Hal ini terlihat dari perlakuan E (8 jam pengkayaan nutrisi cacing sutera) dengan pertambahan bobot rata-rata 1.76 ± 0.09 gram dan pertambahan panjang pada perlakuan E (8 jam pengkayaan nutrisi cacing sutera) dengan pertambahan panjang rata-rata 2.35 ± 0.13 cm dibandingkan dengan perlakuan A (control) 0.96 ± 0.16 gram dan pertambahan panjang 2.0±0.07 cm

    Komoditi Unggulan Perikanan Tangkap Di Teluk Banten (Leading Commodity of Capture Fisheries in Banten Bay)

    Full text link
    Tekanan yang cukup besar di daerah pesisir Teluk Banten mengakibatkan kerusakan lingkungan, di antaranya adalah pencemaran perairan. Hal ini berakibat kepada penurunanhasil tangkapan nelayan. Pengembangan wilayah penangkapan sangat dibutuhkan untuk mengurangi tekanan penangkapan di wilayah pesisir. Pengembangan kawasan (wilayah) berbasis komoditas unggulan merupakan salah satu konsep pengembangan wilayah yang ada. Kawasan Teluk Banten dapat dikatakan kawasan yang memiliki daya saing. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghitung bionomi sumber daya ikan; (2) menentukan komoditas unggulan perikanan tangkap di Teluk Banten. Model bionomi Gordon-Schaefer digunakan untuk menganalisis bionomi sumber daya ikan, dan komoditi unggulan dianalisis dengan metode skoring, nilai Location Quotient (LQ) dan indeks spesialisasi (IS) untuk menentukan keunggulan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak seluruh jenis ikan menguntungkan secara ekonomi. Kembung, cumi-cumi, teri, tongkol, dan lemuru, merupakan jenis ikan pelagis yang layak dikembangkan. Adapun dari kelompok ikan demersal adalahrajungan, kakap merah, udang, kuwe, bawal hitam, ekor kuning, dan beloso. Berdasarkan metode skoring diperoleh bahwa rajungan, teri, dan cumi-cumi merupakan ikan yang dapat diunggulkan, hal ini juga sesuai dengan hasil perhitungan nilai LQ yang ketiganya bernilai lebih dari satu. Nilai IS sebesar 0,42 menunjukkan tingkat spesialisasi komoditi unggulan rendah di kawasan Teluk Banten, berarti konsentrasi komoditi unggulan cukup merata di kawasan Teluk Banten
    corecore