2 research outputs found

    Demografi, Respon Terapi Dan Survival Rate Pasien Kanker Serviks Stadium III-IVA Yang Mendapat Kemoterapi Dilanjutkan Radioterapi

    Full text link
    Tujuan: Mengetahui demografi pasien kanker serviks III-IVa, respon terapi dan survival rate pasien kanker serviks stadium III-IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2011-2013.Bahan dan Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif rektrospektif dengan menggunakan rekam medis Poli Onkologi Kandungan dan SMF/Instalasi Radioterapi RSUD Dr.Soetomo. Subyek penelitian adalah pasien kanker serviks III-IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi mulai Januari 2011 sampai Desember 2013. Analisis statistika pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis survival meng-gunakan metode Kaplan Meier.Hasil: Selama tahun 2011-2013 didapatkan kunjungan pasien baru kanker serviks III-IVA sebanyak 648 pasien. Jumlah pasien kanker serviks IIIA sebanyak 48 kasus, stadium IIIB sebanyak 594 kasus dan stadium IVA sebanyak 6 kasus. Jumlah pasien kanker serviks III–IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi selama tahun 2011-2013 sebanyak 77 pasien. Pasien kanker serviks stadium IIIA sebanyak 8 pasien, stadium IIIB sebanyak 69 pasien. Tidak ada pasien kanker serviks stadium IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi. Respon terapi komplet sebesar 88,3% dan respon terapi inkomplet sebesar 11,7%. Analisis survival dengan metode Kaplan-Meier didapatkan 2-YSR dan 3-YSR kanker serviks stadium IIIA sebesar 86% dan 34%. Pada stadium IIIB didapatkan 2-YSR dan 3-YSR sebesar 47% dan 25%.Median survival pada semua kelompok pada penelitian ini adalah 25 bulan.Simpulan: Jumlah pasien kanker serviks III-IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi selama tahun 2011-2013 sebanyak 77 pasien. Respon terapi komplet pasca radioterapi sebesar 88,3% dan respon terapi inkomplet sebesar 11,7%. Hasil analisis survival didapatkan 2-YSR dan 3-YSR kanker serviks stadium IIIA sebesar 86% dan 34%. Pada stadium IIIB didapatkan 2-YSR dan 3-YSR sebesar 47% dan 25%

    Potensi Pengendalian Denganberbagai Agens Hayati Pada Hama Penggerek Pucuk Kapas (Gossypium Hirsutum L.)

    Full text link
    Pengembangan pengendali hayati (agens hayati) yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman.Salah satu alternatif pemecahan pengendalian hama utama tanaman kapas adalah dengan teknik pengendalian hama yang aman bagi lingkungan dan dapat menekan residu kimia pada produk pertanian (pengendalian hayati). Pengendali hayati (agens hayati) yang mempunyai potensi besar sebagai pengendali alami hama tanaman kapas antara lain adalah dari golongan bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen. Pengembangan agens hayati yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji patogenisitas bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen dalam mengendalikan hama utama tanaman kapas, serta untuk memperoleh isolat lokal bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen yang paling efektif sebagai pengendali hama penggerek pucuk kapas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas lima faktor perlakuan dengan lima ulangan, yaitu isolat lokal bakteri Bacillus thuringiensis, jamur Beauveria bassiana 1, jamur Beauveria bassiana 2, nematoda Steinernema sp. dan kontrol. Analisis data menggunakan uji F dan selanjutnya menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD). Parameter yang diamati terdiri atas: (1) Gejala kematian serangga uji; (2) persentase mortalitas serangga uji; (3) perilaku serangga uji terinfeksi; (4) laju kematian serangga uji; dan (5) bedah serangga uji terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens hayati bakteri Bacillus thuringiensis (Bt), jamur Beauveria bassiana (Bv) dan nematoda entomopatogen Steinernema sp. (NEP) berpotensi dalam menekan hama penggerek pucuk kapas Earias sp., sedangkan agens hayati yang paling efektif dalam mengendalikan Earias sp. adalah isolat lokal jamur Beauveria bassiana 1, dengan waktu kematian tercepat yaitu 128 jam
    corecore