2 research outputs found

    Pertumbuhan Juvenil Kima Tridacna squamosa pada Kondisi Terumbu Karang Berbeda

    Get PDF
    Kima sisik (Tridacna squamosa) merupakan organisme yang hidup di ekositem terumbu karang, bernilai ekonomis penting dan dilindungi, dengan status populasi hampir punah. Kehadiran kima dalam ekositem tersebut dipengaruhi oleh kondisi atau kualitas terumbu karang sebagai habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan juvenil kima Tridacna squamosa pada kondisi terumbu karang yang berbeda di perairan Bolok dan Kuanheum Nusa Tenggara Timur. Stasiun penelitian dibagi dalam 3 stasiun berdasarkan kondisi terumbu karang yaitu perairan Bolok I, Perairan Bolok II dan perairan Kuanheum. Metode pengambilan data terumbu karang yaitu LIT (Line Intercept Transect). Pengambilan data pertumbuhan menggunakan metode pengukuran panjang cangkang. Hasil pengamatan di lapangan menunjukan nilai persen tutupan karang hidup berada pada kisaran 8,28-26,12%, nilai tersebut menunjukan bahwa tutupan karang hidup berada dalam kategori buruk sekali hingga sedang. Hasil pengukuran pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan spesifik juvenil kima Tridacna squamosa pada penelitian menunjukan bahwa perairan Bolok I mempunyai nilai 2,75 cm dan 0,10 cm, perairan Bolok II mempunyai nilai 2,36 cm dan 0,09 cm, dan perairan Kuanheum mempunyai nilai 1,77 cm dan 0,07 cm. Hasil pengukuran parameter lingkungan masih dalam kondisi yang normal bagi pertumbuhan kima, dimana suhu perairan berkisar antara 29-310C, salinitas 30-31‰, kecepatan arus 0,7-1,04 m/detik dan kecerahan 7 m. Kata Kunci: Terumbu Karag, Tridacna squamosa, Pertumbuhan

    ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PENYAKIT ICE-ICE PADA RUMPUT LAUT JENIS Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty HASIL KULTUR JARINGAN YANG DIBUDIDAYA DENGAN METODE YANG BERBEDA DI PERAIRAN TABLOLONG

    Get PDF
    Abstrak - Budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii telah dimulai di Perairan Tablolong sejak 1999 dan berkembang pesat.  Masalah muncul dan menurunkan produksi rumput laut di Desa Tablolong sejak munculnya fenomena penyakit ice-ices sejak sekitar tahun 2007.  penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan insiden penyakit pada rumput laut Kappaphycus alvareziii hasil kultur jaringan yang  dibudidaya dengan metode yang berbeda di Perairan Tablolong. Sampel penelitian adalah Kappahycus alvarezii hasil kultur jaringan yang dibudidaya di perairan Desa Pukuafu, Rote. Penelitian dilakukan pada September-November 2020.  Metode yang digunakan adalah metode eksperiman budidaya di lapangan dengan menggunakan metode lepas Dasar dan Longline. Data diambil setiap minggunya selama 7 minggu pemeliharaan.  Data yang diambil adalah berat basah dan pengamatan serta perhitungan terhadap insiden penyakit ice-ice. Analisis data dilakukan dengan menghitung pertumbuhan spesifik, pertumbuhan absolut dan insiden penyakit.Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk pertumbuhan spesifik berkisar antara 0,82-7,65% per hari.  Metode Longline memberikan pertumbuhan spesifik yang lebih baik (rata-rata 3,73% per hari) dibandingkan metode lepas dasar (rata-rata 3,18%).  Untuk pertumbuhan absolut, metode longline memberikan hasil yang lebih baik yaitu 522,5 gr, dibandingkan metode lepas dasar, 374,5 gr.  Terkait dengan penyakit ice-ice, tanaman mulai terinfeksi sejak minggu pertama hingga akhir pemeliharaan, dengan puncaknya pada minggu keenam.  Metode longline memberikan insiden penyakit yang lebih rendah (rata-rata 49,98%) dibandingkan dengan metode lepas dasar (rata-rata 45,72%)     Kata Kunci :  Pertumbuhan, ice-ice, Kappaphycus alvarezii, Metode Longline, Metode Lepas Dasar.&nbsp
    corecore