23 research outputs found
Analisa Komputasi Fluida Dinamis Bangunan Peredam Energi Bendungan Randugunting Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah
Pembangunan Bendungan Randugunting merupakan suatu alternatif dalam rangka pemenuhan kebutuhan air irigasi, air baku, pembangkit tenaga listrik, dan pengendalian banjir di Kabupaten Blora sekaligus sebagai upaya konservasi sumber daya air. Desain bangunan pelimpah menggunakan model side-channel spillway (pelimpah samping) dengan tipe ambang pelimpah ogee. Khusus untuk bagian bangunan peredam energi, secara teknis direncanakan berdasarkan debit banjir rancangan Q100 dan dikontrol dengan mengalirkan debit banjir Q1000 dan Q maksimum yang mungkin terjadi (QPMF).
Kajian ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih rinci berdasarkan model numerik berbasis CFD tentang variasi pola perilaku hidrolika yang terjadi di bangunan peredam energi, akibat variasi perubahan elevasi dasar kolam olakan dan panjang kolam olakan.
Dari hasil FLOW-3D hasil verifikasi dari model numerik dibandingkan dengan model fisik mempunyai kemiripan dan trend yang sama. Di ketahui bahwa perbedaan yang signifikan terjadi pada data hasil perhitungan kecepatan dengan debit bangkitan Q1000 dengan nilai sekitar 28,93% dan data data berikutnya di sepanjang saluran peluncur tidak ada yang mempunyai selisih kurang dari 10%. Namun secara keseluruhan performa model numerik dengan kondisi batas dan kondisi awal cukup baik dengan ditandai selisih di titik-titik awal saluran peluncur <10% untuk variabel V, H dan bilangan Froude.
Alternatif desain bangunan peredam energi yang direkomendasikan berdasarkan analisa model numerik berbasis CFD yaitu: bangunan peredam energi mempunyai elevasi dasar kolam olakan +63 m dengan panjang kolam olakan 31 m. Hasil analisa bangunan tersebut mempunyai efisiensi peredaman saat debit Q100 adalah 46,45%, debit Q1000 adalah 44,11% dan debit QPMF adalah 64,25%. Di bagian saluran escape channel terjadi aliran sub kritis dengan bilangan Froude 0,14 untuk debit Q100; 0,12 untuk debit Q1000 dan 0,37 untuk debit QPMF. Loncatan hidrolik yang terjadi adalah tipe B (awal loncatan hidrolik di bidang miring bagian saluran peluncur 15,036 m sebelum sudut lantai dan akhir loncatan di dalam kolam olak sejauh 15,404 m setelah sudut lantai) dengan panjang loncatan hidrolik 30,440m
Studi Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Indeks Pencemaran (IP) dan Water Quality Index (WQI) pada Sungai Kalimas, Kota Surabaya, Jawa Timur
Sungai merupakan salah satu sumber air yang sering digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan sehari – hari. Dalam pemanfaatannya kualitas air pada sungai berperan
penting dalam peruntukkannya pada aktivitas manusia. Sungai Kalimas adalah salah satu
sungai yang digunakan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam aktivitas sarana eko – wisata,
serta digunakan sebagai sumber air utama untuk kegiatan rumah tangga oleh masyarakat
yang ada di daerah aliran Sungai Kalimas. Sungai ini mengalir sepanjang 13,44 km dan
bermuara di Laut Jawa pada daerah pelabuhan Tanjung Perak. Padatnya pemukiman dan
juga bangunan – bangunan lain yang ada di sekitar sepadan sungai, berpotensi menyebabkan
terjadinya pencemaran pada Sungai Kalimas oleh limbah domestik.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui status mutu air dan pemetaan sebaran kualitas
air yang ada pada Sungai Kalimas, serta untuk mengetahui debit air limbah eksisting dan
proyeksi yang ada pada catchment area Sungai Kalimas. Pada studi ini metode perhitungan
kualitas air yang digunakan adalah Indeks Pencemaran dan National Sanitation Foundation
– Water Quality Index (NSF – WQI). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data
kualitas air Sungai Kalimas tahun 2016 hingga tahun 2021, dan data jumlah penduduk Kota
Surabaya dari tahun 2016 hingga tahun 2021. Sementara untuk pemetaan kualitas air
menggunakan aplikasi ArcGIS dengan menggunakan metode Inverse Distance Weighting
(IDW). Pada pemetaan digunakan data x,y berupa data kualitas air dan data z berupa titik
koordinat pemantauan kualitas air Sungai Kalimas.
Hasil perhitungan kualitas air yang dilakukan menunjukkan bahwa Sungai Kalimas
dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran secara garis besar termasuk dalam
kategori sungai tercemar ringan, dengan persentase sebesar 85,71% dari 63 kali perhitungan
di lokasi pemantauan kualitas air pada tahun 2016 hingga tahun 2021. Sementara itu , dengan
menggunakan metode NSF – WQI didapatkan hasil bahwa Sungai Kalimas termasuk dalam
kategori tercemar berat dengan persentase sebesar 77,87% dari 63 kali perhitungan pada
tahun 2016 hingga 2021. Hasil perhitungan dari kedua metode menunjukkan adanya
perbedaan hasil yang cukup signifikan, dimana hal tersebut dapat terjadi karena kedua
metode memiliki cara perhitungan yang berbeda. Indeks Pencemaran berfokus pada
perbandingan antara hasil sampel kualitas air, sementara NSF – WQI memiliki pembacaan
kurva untuk penentuan berat parameter. Selain itu pada metode NSF – WQI juga terdapat
pembobotan parameter yang menjadi pembanding parameter mana yang menjadi prioritas
uji kualitas air. Pada perhitungan debit air limbah eksisting didapatkan hasil 0,392 m3/s
dengan jumlah penduduk sebanyak 228.989 Jiwa pada tahun 2021. Sementara untuk hasil
perhitungan debit limbah proyeksi didapatkan hasil pada tahun 2027 yaitu sebanyak 0,414
m3s dengan jumlah penduduk sebanyak 235.392 jiwa
Studi Evaluasi dan Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih di Zona Tidar pada Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang dengan Menggunakan Aplikasi Water CAD v8i
Pada kondisi eksisting (2022) Sumur Badut 1 mampu mengalirkan air ke zona pelanggan Tidar sebesar 20,15 lt/dt. Untuk Zona Tidar Atas, mendapat aliran debit sebesar 5,85 lt/dt dari Sumur Badut 1. Pada studi ini kebutuhan air pada Zona Tidar Atas sebesar 2,3 lt/dt. Pada kondisi eksisting, nilai kecepatan, headloss gradient dan tekanan telah 100% memenuhi syarat kontrol, maka dari itu dapat dilakukan pengembangan zona pelanggan. Sedangkan untuk kondisi 20 tahun kedepan berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk dan potensi debit untuk pemenuhan kebutuhan air bersih juga telah memenuhi syarat control
Studi Evaluasi Jaringan Distribusi Air Bersih Pada Zona Mojolangu di Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Menggunakan Aplikasi Watercad V8i
Pada kondisi eksisting (tahun 2022) Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang
memanfaatkan Tandon Mojolangu untuk pengaliran air ke subzone 3B1 sebesar
37,36 lt/detik. Pada kondisi eksisting keadaan hidrolis jaringan pipa sebagian besar masih memenuhi kriteria. Tandon juga masih mampu untuk memenuhi permintaan
pelayanan baru di Subzona 3B1 beserta pompa yang digunakan dalam studi ini bekerja dengan baik untuk mendukung pengembangan pada Subzona 3B1
Permodelan Konservasi Air Menggunakan Sumur Resapan Untuk Tanah Permeabilitas Rendah Berdasarkan Aliran Dan Komposisi Material,
Tanah lunak yang berjenis tanah lanau memiliki permeabilitas rendah, konservasi air
tanah merupakan suatu konsep dalam menjaga ketersediaan air, sehubungan dengan ini perlu
adanya sumur resapan dengan tambahan konstruksi atau material tertentu. Sumur resapan
dengan konstruksi yang sederhana namum efektif akan mempermudah masyarakat dalam
pembangunan dan pemeliharaanya sehingga mendukung usaha pengurangan risiko banjir
perkotaan. Permodelan sumur resapan dilakukan untuk mendapatkan hasil model sumur
resapan inovatif yang dapat memaksimalkan masuknya air ke dalam tanah dan dapat
diterapkan di lokasi yang mempunyai permeabilitas rendah. Penelitian ini mengkaji dan
menganalisa hasil pengujian sumur resapan konvensional dan inovatif. Analisis debit yang
dirancang menggunakan Metode Rasional. Perencanan dimensi dihitung dengan rumus
Sujoto dan desain serta model sumur resapan yang dibuat menggunakan material Paving,
Pasir, Semen, Kerikil, Pipa diameter 10 cm, Penutup Biopori, Sampah Organik, Air, dan
Geotekstile. Penelitian ini juga melakukan analisa konservasi air terhadap Perumahan Skay
Hill Karangploso menggunakan sumur resapan konvensional dan sumur resapan inovatif.
Berdasarkan hasil pengujian sumur resapan inovatif lebih efektif dibandingan dengan sumur
resapan konvensional dengan waktu pengisian sumur resapan inovatif > sumur resapan
konvensional, waktu habis sumur resapan inovatif < sumur resapan Konvensional, debit
yang meresap untuk sumur resapan inovatif > sumur resapan konvensional, dan volume atau
kapasitas sumur resapan inovatif > sumur resapan konvensional. Selain itu hasil perhitungan
kapasitas sumur resapan konvensional dan sumur resapan inovatif yang diterapkan pada
Perumahan Skay Hill Karangploso menunjukan perbedaan yang signifikan, total kapasitas
atau volume air yang dapat diresapakan melalui sumur resapan konvensional sebesar 95,77
m3 dalam 1 kali hujan, sedangkan untuk sumur resapan inovatif sebesar 138,87 m3 dan dapat
di simpulkan bahwa sumur resapan inovatif lebih efektif dibandingakan dengan sumur
resapan konvensional
Analisa Sebaran Kualitas Air Pada Waduk Sengguruh Menggunakan Program WASP 8.32
Bendungan Sengguruh menerima sampah yang mengalir dari hulu Brantas, yakni dari
Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang dengan total daerah tangkapan air seluas
1.659 km². Tingginya tingkat kepadatan penduduk di ketiga wilayah tersebut,
mengakibatkan volume timbulan sampah domestik yang tertampung di Bendungan
Sengguruh sangat besar. Hal ini tentunya berdampak pada kondisi kualitas air Waduk
Sengguruh yang semakin hari semakin menurun kualitasnya.
Waduk Sengguruh yaitu sebuah waduk dari Bendungan Sengguruh yang dibangun
dengan fungsi utama sebagai penampungan air sebelum menuju ke Bendungan Karangkates.
Saat ini kondisi kualitas air di Waduk Sengguruh kondisinya sudah mulai tercemar. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran dan beban pencemaran yang
ada pada Waduk Sengguruh menggunakan analisa pemodelan dari program WASP.
Hasil analisa didapatkan bahwa kondisi kualitas air Waduk Sengguruh menunjukkan
hasil yang bervariasi. Tingkat pencemaran sesuai dengan hasil pemodelan WASP didasarkan
pada PP No. 82 Tahun 2001. Berdasarkan hasil simulasi parameter pH masih sesuai dengan
baku mutu yaitu diantara 6-9. Untuk hasil simulasi parameter BOD berada pada kelas III
dengan nilai 8,883 mg/L. Sementara untuk kondisi air dengan parameter DO cenderung
berada pada kelas II dengan nilai 5,029 mg/L. Kondisi air dengan parameter Nitrat berada
pada kelas I dengan nilai 4,633 mg/L. Untuk parameter TSS berdasarkan hasil simulasi
menunjukkan pada kelas III dengan nilai 65,601 mg/L. Hasil simulasi parameter Total P bisa
dikategorikan dalam kelas I dengan nilai 0,056 mg/L. Nilai beban pencemaran yaitu
56640,851 kg/hari untuk parameter BOD, 418292,087 kg/hari untuk parameter TSS,
29541,491 kg/hari untuk parameter Nitrat, dan 357,074 kg/hari untuk parameter Total P
Analisis Kualitas Air Menggunakan Metode Indeks Pencemaran, CCME-WQI, dan NSF-WQI di Sungai Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur
Sungai Wonokromo merupakan hilir dari DAS Brantas, Kota Surabaya. Fungsi utama
dari Sungai Wonokromo adalah sebagai pemecah dan pengatur debit air. Fungsi kedua dari
sungai ini yaitu adalah sebagai salah satu sumber air baku PDAM Surabaya. Selain dua
fungsi tersebut, sungai ini dimanfaatkan pula oleh warga sekitar untuk kebutuhan seharihari
mereka seperti memasak, MCK, dan kegiatan lainnya. Padatnya penduduk dan
banyaknya industri di kawasan ini menyebabkan adanya beberapa permasalahan. Untuk
mengontrol pencemaran Sungai Wonokromo, salah satu caranya adalah melakukan
pemantauan kualitas air yang dilakukan dengan perhitungan kualitas air menggunakan
metode tertentu. Untuk mengetahui metode mana yang merepresentasikan kondisi air di
Sungai Wonokromo maka dilakukan pengkajian dari hasil perhitungan kualitas air
beberapa metode. Setelah itu menggambarkan sebaran beban pencemaran untuk
mengetahui kawasan mana yang menjadi sumber pencemar utama dari tiap titik
pengambilan sampel air agar dapat memudahkan tingkat penanganan pencemaran air
sungai nantinya.
Untuk memonitoring mutu air di Sungai Wonokromo, instansi BBWS Brantas dan DLH
Kota Surabaya memiliki tiga titik pengambilan sampel air sungai yakni di titik hulu
(Jembatan Buntung Peketingan), titik tengah (Jembatan Nginden Intan), dan titik hilir
(Jembatan Tambangan Wonorejo). Pada penelitian ini menggunakan data sekunder berupa;
data kualitas air tahun 2016-2021 triwulan ketiga dengan parameter yang diteliti yaitu suhu,
kekeruhan, TSS, pH, DO, BOD, Nitrat, Fosfat, dan Total Coliform, peta shp Kota
Surabaya, dan titik koordinat dari pengambilan sampel air. Dan data primer berupa data
kualitas air pada tahun 2021 triwulan keempat dengan parameter yang sama dengan data
sekunder. Untuk menghitung kualitas air di Sungai Wonokromo digunakan tiga metode
yaitu Metode Indeks Pencemaran, CCME-WQI, dan NSF-WQI. Serta untuk
menggambarkan sebaran pencemaran digunakan software ArcGis.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa kualitas air di Sungai Wonokromo dari
tahun 2016-2021 menggunakan metode Indeks Pencemaran adalah di hulu 66,67%
tercemar ringan, 33,33% tercemar sedang; di titik tengah dan hilir 83,33% tercemar ringan
dan 16,67% tercemar sedang. Metode CCME-WQI di titik hulu 50% kurang, 33,33%
buruk dan 16,67% cukup; di titik tengah 83,33% kurang dan 16,67% buruk; titik hilir 50%
kurang dan 50% buruk. Metode NSF-WQI di titik hulu, tengah, dan hilir 100% buruk.
Dari perhitungan kualitas air menggunakan ketiga metode tersebut, metode NSF-WQI
adalah metode yang mendekati representasi kondisi asli di Sungai Wonokromo. Serta
berdasarkan gambaran hasil pemetaan sebaran pencemaran, didapati bahwa kualitas air
dapat berbeda-beda disebabkan banyak faktor antara lain akibat akumulasi sumber
pencemar dari hulu ke hilir, adanya faktor eksternal serta faktor geografis letak sungai
Evaluasi Kerentanan Air Tanah Dangkal dengan Menggunakan Metode GOD dan Metode GALDIT (Studi Kasus di Kecamatan Bangil Kabupaten Pauruan)
Kecamatan Bangil merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten
Pasuruan yang mengalami pertumbuhan penduduk dan industri yang cukup padat. Hal
tersebut berdampak pada penggunaan air tanah yang semakin intensif dan meningkatnya
produksi air limbah, sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan pencemaran kualitas air
tanah. Studi ini bertujuan untuk menentukan nilai parameter-parameter yang akan
memberikan besar nilai indeks metode GOD dan GALDIT pada air tanah dangkal, lalu hasil
nilai indeks metode GOD dan GALDIT dibandingkan dengan metode AVI, serta memetakan
pola sebaran kerentanan air tanah berdasarkan nilai indeks ketiga metode. Data diukur
menggunakan rollmeter, GPS Garmin 60, pH meter, dan thermometer digital. Hasil
pengukuran nilai indeks metode GOD pada 7 titik sumur bernilai 0,3, sedangkan 21 titik
sumur lainnya bernilai 0,4 dan 0,5 dan nilai indeks metode GALDIT pada 23 titik sumur
bernilai 3,0-4,8, sedangkan 5 titik sumur lainnya bernilai 5-5,7. Hasil pengukuran metode
GOD dan GALDIT memiliki tingkat kerentanan rendah dan sedang, sedangkan metode VIF
memiliki tingkat sangat tinggi pada seluruh titik. Berdasarkan hasil pengukuran, ketiga
metode dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerentanan pada tiap lokasi sumur
Studi Pengaruh Tata Guna Lahan Daerah Sub-Urban Sungai Brantas Ruas Kota Malang Terhadap Nitrat Dan Fosfat Dengan Pemodelan Qual2Kw
Sungai Brantas mengalir dan melintasi Kota Malang berpotensi mengalami penurunan
kualitas air akibat perubahan tata guna lahan dan peningkatan jumlah penduduk di daerah
Sub-Urban sepanjang sungai. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret-April tahun
2022 sepanjang ± 4,0 km. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting
kualitas air Sungai Brantas, besar Indeks Kualitas Air (WQI) di Sungai Brantas, mengitung
beban pencemar, serta daya tampung beban pencemar pada Sungai Brantas dengan paket
program Qual2Kw. Parameter pencemar utama adalah Nitrat dan Fosfat. Kegiatan di sekitar
Sungai Brantas yang menjadi potensi pencemaran di bagian hulu adalah pertanian, serta
bagian hilir adalah domestik. Hasil dari penelitian nilai kadar nitrat 3,24-3,56 mg/l
(memenuhi baku mutu kelas II). Kadar fosfat berkisar antara 10,2-11.94 mg/l (melebihi
baku mutu kelas II). Indeks Kualitas Air (WQI) pada sungai adalah masuk kelas 6 tercemar
kotor. Daya Tampung Beban Pencemar untuk Nitrat adalah 7,481 kg/hari dan untuk Fosfat
adalah 1,359 kg/hari. Sungai masih mampu menampung beban pencemar harian Nitrat dan
Fosfat
Identifikasi Karakteristik Fisik dan Mineralogi Tanah dan Batuan Material Longsoran di Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek.
Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur terletak pada koordinat 111º 24’ - 112º
11’ BT dan 7º 63’ - 8º 34’ LS. Investigasi awal penelitian material longsoran ini yaitu uji
sifat fisik tanah pada lokasi longsoran tebing jalan raya nasional Trenggalek-Ponorogo Km
15 dan Km 17. Hasil analisis saringan menunjukan Km 15 memiliki gradasi baik dan Km 17
memiliki gradasi butiran buruk. Uji specific gravity kedua sampel menunjukan bahwa nilai
GS = 2,6 – 2,7 yaitu material berupa pasir berlanau dengan plastisitas rendah. Klasifikasi
metode AASHTO diketahui sampel Km 15 dan Km 17 merupakan tanah dengan kode A-2-
4, dan dari klasifikasi metode USCS sampel tanah memiliki kode SW dan SP.
Pengujian slake durability dilakukan pada material batuan km 15 dan km 17 yang
menghasilkan Km 15 memiliki durabilitas tinggi dengan Id2 = 83,7% dan Km 17 durabilitas
rendah dengan Id2 = 33,2%. Uji X-RD dilakukan pada Km 15 dengan didominasi mineral
Laumontite sebesar 32% dan hasil X-RF memiliki kandungan tertinggi Silika Oksida (SiO2)
sebesar 42,2%. Uji X-RD pada Km 17 menampilkan hasil kandungan tertinggi yaitu Albite
sebesar 46% dan uji X-RF menunjukan senyawa Silika Oksida (SiO2) mendominasi dengan
nilai 41,2%. SEM-EDX didapati material Km 15 dan Km 17 mengandung unsur O, C, Si
sebagai unsur tertinggi sebagai pembentuk utama sampel tana