10 research outputs found

    Sebaran Infeksi Ektoparasit pada Ikan Mas di Jaring Apung Jatiluhur, Cirata, Saguling, Jatigede, Darma, Provinsi Jawa Barat

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serangan infeksi ektoparasit pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang dipelihara di jaring apung Jatiluhur, Cirata, Saguling, Jatigede serta Darma Provinsi Jawa Barat, pada bulan Agustus 2017. Identifikasi dan analisa ektoparasit dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Akuakultur, Institut Pertanian Bogor. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 10 jenis ektoparasit yang ditemukan, yaitu Trichodina sp., Ichthyophthirius multifilis, Epistylis sp., Vorticella sp., Argulus sp., Gyrodactylus sp., Dactylogyrus sp., Cichlidogyrus sp., Diplozoon sp., Heterobothrium sp. Dari 19 ektoparasit ini, terdapat 4 jenis ektoparasit yang ditemukan di semua lokasi penelitian yaitu: Trichodina sp., Diplozoon sp., Dactylogyrus sp., Cichlidogyrus sp; dengan kisaran nilai prevalensi (%) 10 – 100; nilai intensitas sebesar 1 – 225,2; dan rentang nilai dominansi % sebesar 0,05 – 93,39

    Identifikasi Infeksi Ektoparasit pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) di Perairan Waduk Darma, Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serangan infeksi ektoparasit pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang perairan Waduk Darma Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, pada bulan Agustus 2017. Identifikasi dan analisa ektoparasit dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Akuakultur, Institut Pertanian Bogor. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat tiga jenis parasit yang memiliki nilai prevalensi yang sama yaitu sebesar 66,67: Trichodina sp., Epistylis sp., serta Gyrodactylus sp.Nilai prevalensi tertinggi dicapai oleh parasit Dactylogyrus sp, namun dominansi parasit (7,53) ini tidak mencapai nilai tertinggi. Adapun nilai dominansi dan intensitas tertinggi diperoleh parasit Epistylis sp. dengan nilai sebesar 69,49 dan 715,40. Terdapat hasil yang menarik dari penelitian ini, dimana lima jenis parasit dari total 10 parasit yang ditemukan adalah dari golongan Monogenea (Cichlidogyrus sp., Gyrodactylus sp., Heterobothrium sp., Diplozoon sp., serta Dactylogyrus sp.)

    Pengaruh Pemberian Probiotik Bacillus SP. terhadap Profil Kualitas Air, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele (Clarias Gariepinus)

    Full text link
    Dalam pengembangan budidaya perikanan, probiotik dinilai memiliki peranan penting untuk meningkatkan efektifitas kegiatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik Bacillus sp terhadap profil kualitas air, kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan lele (Clarias gariepinus), dengan melakukan pemeliharaan ikan pada beberapa perlakuan, yaitu kontrol, penambahan bakteri dengan dosis. 10 ml/m3 serta 20 ml/m3 Nilai DO dari media kontrol Perlakuan I dan Perlakuan II secara berturut-turut adalah 6,80 ppm; 6,89 ppm dan 6,92 ppm. Nilai suhu mulai dari kontrol sampai perlakuan I dan II adalah 280C. Nilai pH untuk kontrol perlakuan I dan II adalah 6,6; 6,4 dan 6,6. Berdasarkan uji lanjut (p<0.05) dapat dilihat bahwa perlakuan I (pemberian probiotik 10 ml/m3) memiliki nilai pertumbuhan harian tertinggi sebesar 12,52 Β± 0,29b, disusul perlakuan II (pemberian probiotik 20 ml/m3 ) sebesar 12,42 Β± 0,33b, serta kontrol sebesar 10,72 Β± 0,09a. Perlakuan penambahan bakteri probiotik memberikan hasil yang terbaik untuk pertumbuhan berat pada dosis 10 ml/m3 dengan nilai 12,52 Β± 0,29dibanding dengan kontrol dan perlakuan yang lain. Tingkat kelangsungan hidup ikan uji selama masa pemeliharaan berkisar antara 79,8 –87,5 %

    Karakteristik Organoleptik Filet Ikan Patin (Pangasionodon Hypophthalmus) dari Tiga Lokasi Budidaya di Kabupaten Bogor

    Full text link
    Hasil olahan ikan Patin (Pangasionodon hypophthalmus) pada umumnya dipasarkan dalam bentuk fillet, baik beku maupun berbalut tepung roti. Kualitas organoleptik fillet patin ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kualitas lingkungan perairan tempat budidaya ikan tersebut, baik fisika maupun kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik organoleptik filet ikan patin secara sensori, yang diperoleh dari tiga lokasi budidaya dengan kualitas air yang berbeda di Kabupaten Bogor. Penelitian berlangsung mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2013 bertempat di Desa Bantar Kemang, Desa Ciseeng, serta kolam praktek Pasir Jaya Jurusan Penyuluhan Perikanan. Parameter yang diamati terhadap fillet patin meliputi aroma, rasa, penampakan, serta tekstur. Adapun untuk parameter kualtas air terdiri dari suhu, pH, kecerahan, oksigen terlarut, nitrit, amoniak, serta amonium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai karakteristik organoleptik illet ikan patin untuk atribut aroma dan rasa dipengaruhi oleh kualitas air

    Pengaruh Waktu Pemberian Karbon terhadap Kualitas Air Volume Bioflok dan Dampaknya terhadap Produksi Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) pada Budidaya Sistem Bioflok

    Full text link
    Tujuan penelitian ini menganalisis waktu pemberian karbon terhadap kualitas air, volume bioflok dan kinerja produksi. Percobaan rancangan acak lengkap, dengan tiga perlakuan teknologi bioflok dengan pemberian karbon setiap hari (BD), teknologi bioflok dengan pemberian karbon setiap minggu (BM) dan pemeliharaan di air jernih sebagai kontrol (NB). masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kadar amonia dan nitrit ketiga perlakuan tidak berbeda nyata dan masih dalam rentang yang layak untuk pertumbuhan ikan. Volume bioflok pada BD lebih tinggi dan beda nyata dibandingkan NB . Laju pertumbuhan biomas akhir dan kelangsungan hidup ketiga perlakuan tidak berbeda nyata. Kelangsungan hidup cukup tinggi antara 94,67 - 99,33%, sedangkan biomas akhir tertinggi pada BD dan terendah pada NB. Walaupun laju pertumbuhan dan biomas akhir tidak berbeda nyata, tetapi biomas akhir BD 40,95% lebih tinggi dari biomas NB dan biomas BM lebih tinggi 19.5% dari NB. Konversi pakan BD dan BM lebih rendah dan berbeda nyata dengan NB

    Tinjauan Kualitas Air terhadap Tingkat Kelayakan Teluk Pangandaran untuk Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan teluk Pangandaran untuk budidaya Vaname (Litopenaeus vannamei) ditinjau dari nilai parameter kualitas air. Lokasi penelitian adalah di Kecamatan Cijulang, Cimerak serta Cikangkung Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan metode survei. Hasil analisis kualitas air untuk parameter suhu, pH, TSS, NO2, NO3, DO, BOD5, serta PO4-P masing – masing sebesar 24-24,5 oC; 7,62 – 7,90 ppm; 0,004 – 0,009 ppm; 0,176 – 0,269 ppm; 4,3 – 6,6 ppm; 0,070 – 0,980 ppm; 0,0122 – 0,00415 ppm. Bedasarkan nilai-nilai parameter tersebut, kualitas air ketiga lokasi penelitian masih layak untuk budidaya Vaname, namun harus disertai dengan tambahan input teknologi pengelolaan kualitas air

    Growth Performance and Survival Rate of Catfish (Pangasianodon Hypophthalmus) Juvenile Which is Reared in Recirculation System

    Full text link
    Although recirculation is a cultivation system that has been tried in various commodities, but the effectiveness of this system to the growth and survival of catfish juvenile has not been done. This study aims to determine the effective-ness of recirculation system on growth performance and survival rate of catfish juvenile (Pangasianodon hypophthal-mus). The research was conducted from 11 October to 30 November 2019 at hatchery unit Department of Fisheries Extension, Jakarta Technical University of Fisheries. This study used experimental method with 3 treatments, namely Control (K: 100% Bioball + Bacillus sp.), Treatment 1 (P1: 50% Bioball + 25% zeolite + 25% resin + Bacillus sp.) and Treatment 2 (P2: Bioball 25 % + zeolit 50% + resin 25% + Bacteria Bacillus sp.). The catfish used in this study was measured 0.08 + 0.02 g. Ind.-1. The fish were kept in a concrete tub of 100 cm x 150 cm x 70 cm with water volume of 750 liters tub-1. Stocking density of fish was 5 fish liters-1. Fish juveniles were fed with commercial feed with a dose of 3% of fish biomass with frequency of 3 times a day-1. Observation fish growth and water sampling for monitoring of the abundance of nitrogen-decomposing bacteria and water quality were carried out every 15 days. The results showed that the highest growth weight of catfish seedlings was found in treatment P1 (0.447Β±0.142b) compared with K (0.377Β±0.047a) and P2 (0.363Β±0.057a) treatment. The values of survival rate for K, P1 and P2 treatments were 51Β±8, 54Β±4 and 52Β±8, respectively. This result implies that no significant difference in the survival rates in all treatments
    corecore