2 research outputs found

    Na-Alginate Utilization of Brown Algae (Sargassum sp.) as A Halal Edible Film Basic Materials

    Get PDF
    Edible films made of Na-alginate from brown algae have great potential to be developed as brown algae have a fairly high abundance in Indonesia but have not been widely used. Therefore, in this study conducted by making edible films made from Na-alginate modified by the addition of hydrocolloids carrageenan and glycerol plasticizier. The addition of carrageenan biopolymers is the property of the produced Edible film. The use of glycerol as a plasticizer aims to improve the properties of elasticity Edible films. This research method consists of two stages. First, the isolation and characterization of Na-alginate. Both the preparation and characterization of making edible films. Na-alginate characterization results in yield of 25.68%, 10.84% moisture content, ash content of 23.79%. The carrageenan on the formula Edible films affect the characterization of the resulting films. The value of water absorption from 333.13% to 335.45% and the elongation of 26.26% to 33.34%, and the declining value of tensile strength of 8.93 MPa to 4.17 MPa and young's modulus values of 0.34 MPa to 0.22 MPa with the addition of carrageenan on an Edible film formula

    Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa dalam Pengawetan Daging Sapi

    Get PDF
    Asap tempurung kelapa merupakan salah satu metode pengawetan secara tradisional, akan tetapi masih memiliki resiko bahaya. Potensi bahaya tersebut dapat dicegah dengan mengubah asap tempurung kelapa menjadi asap cair dengan metode pirolisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi konsentrasi dan lama waktu perendaman asap cair tempurung kelapa terhadap daya tahan daging sapi. Daya tahan daging sapi dianalisis menggunakan analisis TPC. Variasi konsentrasi asap cair tempurung kelapa yang digunakan adalah 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% v/v, sedangkan variasi lama perendaman yang digunakan yaitu 10, 20, 30 dan 40 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa penentuan konsentrasi asap cair optimal dilakukan dengan merendam daging sapi dalam asap cair tempurung kelapa selama 20 menit. Analisis kadar air, kadar lemak dan kadar protein dilakukan terhadap produk hasil pengawetan dan dibandingkan dengan daging sapi yang masih segar. Konsentrasi asap cair yang optimal untuk mengawetkan daging sapi diperoleh 1,5%, dengan hasil analisis kadar air, lemak dan protein secara berturut-turut sebesar 21,79%; 7,45%; dan 28,48%. Asap cair dengan konsentrasi 1,5% dibuat variasi lama waktu perendaman selama 10, 20, 30 dan 40 menit. Analisis kadar air menunjukkan lama waktu perendaman optimal adalah 20 menit dengan kadar air sebesar 21,79%, sedangkan untuk kadar lemak dan protein sebesar 7,45% dan 28,48%. Analisis total plate count (TPC) pada daging sapi yang direndam dalam asap cair dengan konsentrasi 1,5% selama 20 menit menunjukkan bahwa daging sapi layak dikonsumsi sampai hari ketiga penyimpanan pada suhu kamar
    corecore