4 research outputs found

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS DARUL IMARAH

    Get PDF
    Imunisasi dasar wajib diberikan kepada setiap anak sebagai upaya kesehatan yang efektif dan efisien dalam mencegah dan mengurangi angka kesakitan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) sangat memengaruhi pelayanan imunisasi di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Darul Imarah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan mengamati data terhadap pengaruh variabel satu dengan variabel lainnya. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Darul Imarah. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 95 ibu yang memiliki anak usia 0-24 bulan. Variabel terikat adalah cakupan imunisasi dasar lengkap sedangkan variabel bebas adalah karakteristik ibu, pekerjaan ibu, aksesibilitas jangkauan fasilitas kesehatan, pengetahuan ibu, kecemasan ibu, pelayanan petugas kesehatan, dukungan keluarga, dan hambatan selama pandemi. Analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar (p<0,05) adalah pelayanan petugas kesehatan (p-value 0,004), dukungan keluarga (p-value 0,002), dan hambatan selama pandemi (p-value 0,025). Hasil penelitian yang tidak mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar adalah usia ibu (p-value 0,803), pendidikan ibu (p-value 0,163), pekerjaan ibu (p-value 0,545), aksesibilitas jangkauan fasilitas kesehatan (p-value 0,252), pengetahuan ibu (p-value 0,663), dan kecemasan ibu (p-value 0,281).  Kesimpulan pada penelitian adalah terdapat pengaruh antara pelayanan petugas kesehatan, dukungan keluarga, dan hambatan selama pandemi dengan kelengkapan imunisasi dasar

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI PUSKESMAS MUARA TIGA PIDIE

    Get PDF
    Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi usia 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. (MP-ASI) yang tidak diberikan dengan benar dan tepat dapat menjadi salah satu penyebab masalah gizi pada anak seperti stunting dan wasting. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ibu terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) merupakan awal dari terbentuknya sikap ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan, dan untuk mengetahui ketepatan pemberian MP-ASI berdasarkan usia dan Pendidikan ibu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observational dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 116 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji chi square diperoleh berdasarkan analisis univariat tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI masih tergolong buruk yaitu dari 116 responden 69 (59,5%) masih belum memberikan MP-ASI dengan tepat. Tingkat pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan, dimana responden yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Muara Tiga Pidie dominan berusia 20-35 tahun dengan frekuensi (78,4%) serta untuk pekerjaan yang dominan adalah sebagai IRT yaitu dengan frekuensi 60 (51,7%). Tingkat pendidikan yang dominan berada pada jenjang SMA dengan frekuensi 62 (53,4%) responden. Berdasarkan analisis bivariat di peroleh nilai p value 0,387 > ? yang berarti Ha ditolak sehingga tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Muara Tiga Pidie

    Hubungan Terapi Asam Valproat dengan Peningkatan Berat Badan pada Anak Epilepsi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh

    Get PDF
    Latar belakang. Epilepsi merupakan salah satu penyebab peningkatan morbiditas yang secara signifikan menurunkan kualitas hidup pada populasi anak di seluruh dunia. Terapi asam valproat sebagai anti-epilepsi jangka panjang untuk mencegah serangan berulang. Pemberian asam valproat dapat memberikan efek menambah nafsu makan dan meningkatkan berat badan pasien. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi asam valproat dengan peningkatan berat badan anak epilepsi setelah tiga dan enam bulan terapi berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Metode. Studi ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan desain potong lintang. Evaluasi kenaikan berat badan dilakukan pada bulan ke-3 dan ke-6 setelah pemberian terapi asam valproat. Hasil. Sebanyak 70 subjek pasien epilepsi yang memenuhi kriteria inklusi dengan rerata usia empat tahun delapan bulan didominasi jenis kelamin perempuan (54,3%). Terjadi peningkatan berat badan setelah tiga bulan terapi dengan dosis asam valproat 20-25 mg/kgBB dengan p = 0,002 dan terjadi peningkatan berat badan setelah enam bulan terapi dengan p = <0,001 pada kelompok usia. Kesimpulan. Hubungan terapi asam valproat dan peningkatan berat badan hanya signifikan pada setelah enam bulan terapi berdasarkan kelompok umur. Dengan demikian, peningkatan berat badan adalah hal yang normal sesuai dengan pertambahan usia anak

    Parents’ perceptions and expectations of COVID-19 vaccination for children in Banda Aceh

    Get PDF
    Background  Parents usually make the decisions on COVID-19 vaccinations for their children under the age of 18. Objective To explore parents' perceptions and expectations of COVID-19 vaccination for children in Banda Aceh. Methods This study used a qualitative design with a phenomenological approach. Data were collected through in-depth interviews of 36 parents in Banda Aceh. The data were analyzed qualitatively through thematic analysis. Results Three themes were studied: (1) perceptions of parents willing to have their children vaccinated against COVID-19, (2) perceptions of parents who refused or delayed their children’s vaccination against COVID-19, and (3) parents' expectations regarding COVID-19 vaccination in children. Benefits of the vaccine and government policy were among the reasons that parents were willing to have their children vaccinated. Vaccine safety concerns, lack of information, strong immunity, healthy lifestyle, and religious beliefs were the main reasons for parental refusal or delay in vaccinating their children. Reduced cases of COVID-19 and the end of the pandemic, not being infected, developing immunity, and no adverse events following immunization, face-to-face learning in schools, as well as increased education and socialization from the government, society that was critical and selective in receiving information were the expectation of parents regarding COVID-19 vaccination in children. Conclusion The perception of vaccine benefits and government policy influence parents to have their children vaccinated, while perception of vaccine safety concerns, lack of information, strong immunity, healthy lifestyle, and religious beliefs influence parents to refuse or delay their children being vaccinated. Parents' expectations regarding COVID-19 illness, their children’s response to the vaccine and education, as well as the government’s and society’s roles during the pandemic are qualitatively elucidated
    corecore