2 research outputs found

    Hubungan Polimorfisme Gen GAS6 +1332 C/T dengan Kejadian Preeklamsia

    No full text
    Preeklamsia adalah penyakit hipertensi pada kehamilan yang menyulitkan 2-8% dari semua kehamilan. Di Indonesia peningkatan preeklamsia sekitar 15% - 25%, dari peningkatan risiko yang sering terjadi yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklamsia, diabetes milletus, ginjal kronis dan hioperlasentosis. Sekitar 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Ini adalah salah satu komplikasi kebidanan yang paling banyak berkontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal di seluruh dunia. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa adanya peran genetik untuk terjadinya preeklamsia. Salah satunya ada pada gen GAS6 yang terlokalisasi pada kromosom 13q34. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa adanya peran genetik untuk terjadinya preeklamsia. Salah satunya ada pada gen GAS6 yang terlokalisasi pada kromosom 13q34.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan polimorfisme Gen GAS6 +1332 C/Tdengan kejadian preeklamsia. Penelitian ini merupakan penelitian case kontrol yang bertujuan untuk melihat hubungan kejadian preeklamsia dengan polimorfisme Gen GAS6 pada ibu hamil dengan preeklamsia yang dibandingkandengan kehamilan normal. Sebanyak 88 responden dilibatkan dalam penelitian ini, pengumpulan sampel dilakukan pada bulan Februari-Juli 2020, dengan jumlah sampel masing-masing sebanyak 44 sampel kasus dan 44 sampel kontrol yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian dan simpulan menunjukkan distribusi sosiodemografi dari 44 responden pada penelitian ini pada kelompok usia resiko rendah dan paritas risiko rendah rentan terjadinya preeklamsia dan riwayat keluarga mempunyai hubungan yang bermakna antara terhadap kejadian preeklamsia.Terdapat hubungan yang bermakna antara polimorfisme genotipe gen GAS6 +1332 C/T dengan kejadian preeklamsia didapatkan hasil p-value 0,03 dan terdapat hubungan yang bermakna antara polimorfisme alel gen GAS6 +1332 C/T dengan kejadian preeklamsia, didapatkan hasil  p-value 0.00

    Cortisol Level Related to Depression in Women with Endometriosis

    No full text
    Background: Several main symptoms of endometriosis can lead to physical and psychological stress and also hormonal disturbances as the result of prolonged stress. Cortisol was associated with the onset of depression. This study aimed to determine the relationship between cortisol levels and depression in women with endometriosis at the Department of Obstetrics and Gynecology at Dr. Mohammad Hoesin General Hospital (RSMH) Palembang. Methods: A cross-sectional study was performed at the Reproductive Endocrinology and Infertility outpatient clinic and inpatient ward, Department of Obstetrics and Gynecology at Dr. Mohammad Hoesin General Hospital Palembang, from January to November 2020. There were 74 samples of endometriosis patients who met the inclusion criteria. The blood cortisol level was examined using the ELISA method. The determination of depression level was performed by filling out the Beck Depression Inventory questionnaire. Data were analyzed using SPSS version 22.0. Results: Seventy-four samples met the inclusion criteria. As many as 44 patients (59.5%) without depression, 20 patients (27%) with mild depression, 8 patients (10.8%) with moderate depression, and only 2 patients (2.7%) with severe depression. There were no differences in age, marital status, parity, menstrual cycle, and duration of treatment between endometriosis patients with and without depression (p > 0.05). There was a significant difference in cortisol levels between endometriosis patients with and without depression (p = 0.017). Endometriosis patients with cortisol levels ≤ 7.4 mg/dl were three times more at risk of depression than endometriosis patients with cortisol levels > 7.4 mg/dl. In addition, there was a significant relationship between cortisol level and depression status (OR = 3.023 (95% CI 1.153–7.942; p = 0.041). This study also found a significantly low negative correlation between cortisol levels and BDI scores (r = -0.249; p = 0.032). Conclusion: There was a significant relationship between serum cortisol levels and depression in women with endometriosis. Endometriosis patients with depression had significantly lower cortisol levels than endometriosis patients without depression
    corecore