19 research outputs found

    Identifikasi Perubahan Zona Agroklimat Metode Oldeman di Provinsi Jawa Barat

    Full text link
    Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra pertanian produksi pangan berbasis lahan sawah di Indonesia. Perubahan iklim mempengaruhi zona agroklimat di Jawa Barat yang berimbas pada Perubahan pola tanam di lapangan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi Perubahan zona agroklimat di Jawa Barat. Metode pengumpulan data hujan diperoleh dari BMKG dan BPSDA. Metode analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif. Hasil analisis yang diperoleh bahwa 85,5% zona agroklimat di Jawa Barat mengalami Perubahan. Perubahan terbanyak adalah B1 menjadi C2. Tipe iklim B1 memiliki bulan basah berturut-turut 7β€”9 berubah menjadi iklim C2 yang memiliki bulan basah berturut-turut 5β€”6, dan mengalami peningkatan jumlah bulan kering berturut-turut dari kurang dari 2 bulan bertambah menjadi 2β€”3 bulan kering. Perubahan zona agroklimat B1 menjadi C2 terjadi di sebagian Kabupaten Sukabumi, Tasikmalaya, Cianjur, Garut, Purwakarta, Pangandaran, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kota Bekasi, Karawang, Ciamis, Bogor, Bekasi, Bandung Barat, dan Bandung

    Analisis Kualitas Udara Stasiun Global Atmosphere Watch (Gaw) Bukit Kototabang Kabupaten Agam Sumatera Barat

    Full text link
    Stasiun Global Atmosphere Watch Bukit Kototabang di Kabupaten Agam,Sumatera Barat merupakan satu satunya stasiun pengamat atmosfer global yangada di Indonesia sehingga mewakili kondisi atmosfer di Indonesia secara globaldan di dunia yang letaknya persis di garis ekuator. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui kondisi kualitas udara di daerah penelitian dengan menggunakanIndeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dan mengetahui indikasi terjadinyapemanasan global di daerah penelitian.Metode penelitian ini menggunakan metode statistik untuk mengetahuirerata dan tren dari masing-masing parameter, metode deskriptif untuk analisisISPU, metode deskriptif untuk mengetahui indikasi terjadinya pemanasan global.Parameter udara yang digunakan untuk penelitian ISPU antara lain CO, SO2,NO2, partikulat PM10, dan O3, sedangkan untuk parameter kimia udara yangdigunakan untuk analisis pemanasan global ialah CO2 dan CH4

    Pengaruh El Nino Southern Oscillation (Enso) Terhadap Curah Hujan Musiman Dan Tahunan Di Indonesia

    Full text link
    Variabilitas utama iklim musiman dan tahunan di Indonesia dipengaruhi ENSO. ENSO merupakan sebuah interaksi laut atmosfer yang berpusat di wilayah ekuatorial Samudra Pasifik yang menyebabkan anomali iklim global, termasuk di Indonesia. Tujuan penelitian yakni mengetahui pengaruh ENSO terhadap curah hujan musiman dan tahunan. Data yang digunakan yakni curah hujan bulanan dari 60 stasiun hujan di Indonesia dan indeks osilasi selatan tahun 1960-2004. Analisis regresi digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini.Hasil penelitian menunjukkan pengaruh ENSO lebih nyata terhadap curah hujan tahunan dibandingkan pengaruh dari El Nino atau La Nina; pengaruh nyata ENSO dan El Nino dirasakan saat PMK dan AMH. Daerah dengan curah hujan tahunan dipengaruhi nyata oleh ENSO, El Nino dan La Nina yakni 43; 7; 5 daerah. Daerah di Indonesia dengan curah hujan saat PMK dan AMH (tengah tahun) yang dipengaruhi nyata oleh ENSO (31;46 daerah); El Nino (11;14 daerah) dan La Nina (3;3 daerah)

    Estimasi Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (Rth) sebagai Penyerap Emisi Karbondioksida pada Sektor Domestik di Kecamatan Tegalrejo, Kota YOGYAKARTA

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah emisi karbondioksida, ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan cara-cara pengurangan emisi karbondioksida. Metode yang dilakukan untuk mengetahui besarnya emisi karbondioksida adalah dengan sampling terhadap penduduk yang tinggal di lokasi penelitian. Penghitungan nilai daya serap pohon menggunakan data jenis, keliling dan tinggi pohon. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan komparatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa emisi karbondioksida pada sektor domestik di daerah penelitian sebesar 20.637.650,83 kgCO2/tahun. Daya serap pohon yang tersedia hanya 558.843,8 kgCO2/tahun sehingga masih membutuhkan 35,28 ha RTH. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbondioksida adalah dengan memanfaatkan ketersediaan lahan sebagai media tanam seperti vertical garden tetapi yang paling penting adalah mengubah gaya hidul dalam memanfaatkan energi

    Carbon Depositon Component of Forestry Vegetation Biomassin Plipirvillage, District Purworejo, Central Java Province

    Full text link
    Hutan sebagai bagian dari lingkungan memiliki peranan besar dalam menjaga kestabilan ekosistem.Vegetasi di hutan bisa menjadi pencegah terlepasnya karbon ke atmosfer melalui proses fotosintesis di manavegetasi menyerap CO2, memecahnya, dan menyimpannya dalam bentuk biomassa. Hal inilah yang menjadikankawasan hutan penting untuk dikaji kemampuannya dalam menyimpan biomassa dan karbon. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui jumlah biomassa dan karbon yang tersimpan pada komponen vegetasi hutan rakyatdi Desa Plipir dengan lahan seluas 87,23 hektar sekaligus mengevaluasi fungsi ekologis hutan tersebut dalamhal penyerapan biomassa dan karbon. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahanpertimbangan Perumusan kebijakan yang tepat dalam hal perencanaan pengelolaan lahan yang berwawasanlingkungan di DesaPlipir.Hasil penelitian yakni total biomassa hutan rakyat Desa Plipir yakni 2.737,39 ton dan cadangan karbonsebesar 2.804,3 ton dengan kantung karbon terbesar yakni pepohonan dan yang terkecil yakni tanaman bawah.Faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya simpanan karbon suatu kawasan hutan rakyat yaknikomposisi vegetasi, stratifikasi hutan (berkaitan dengan distribusi umur pepohonan), dan kerapatan vegetasi,kondisi fisik lingkungan seperti iklim, kemiringan lereng, bentuk lahan, jenis tanah, dan batuannya. Kondisihutan rakyat Desa Plipir saat ini masih tergolong baik jika dilihat dari fungsi ekologisnya sebagai penyimpanbiomassa dan karbon, namun kondisi ini tetap perlu mendapat perhatian untuk kemudian dipertahankan denganbaik di masa yang akan datang

    Kajian Angin Ribut Berdasarkan Unsur Iklim dan Aspek Lahan di Wilayah Bandung

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pola sebaran spasial dan temporal kejadian angin ribut di wilayah Bandung, serta mengetahui hubungan spasial antara kejadian angin ribut dengan faktor kondisi iklim dan lahan pada daerah terdampak kejadian angin ribut di wilayah Bandung.Morfologi wilayah Bandung memiliki morfologi dataran tinggi yang dikelilingi oleh deretan pegunungan dan perbukitan yang dapat mempengaruhi kondisi iklim wilayah Bandung. Data yang digunakan berupa data iklim dan lahan pada periode Juli 2012 – Juli 2013 yang meliputi data bulanan temperatur udara, tekanan udara, dan kelembaban udara, arah dan kecepatan angin harian, data kontur, serta tutupan lahan. Analisis dilakukan secara deskripsi, spasial, temporal, grafis, dan statistik. Analisis statistik diperoleh dari hasil overlay data yang dikonversi melalui klasifikasi, tabulasi silang digunakan untuk menentukan hubungan dari variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh.Hasil menunjukkan bahwa persebaran daerah terdampak angin ribut berada dekat dengan celah topografi yang terdapat di wilayah Bandung. Kejadian angin ribut lebih sering terjadi pada musim penghujan dengan total 78 kejadian. Kejadian angin ribut sering terjadi pada daerah dengan kondisi temperatur udara antara 21 – 24 ΒΊC dengan dominasi 100% dalam 7 bulan, tekanan udara antara 895 – 932 mbar dengan dominasi 100% dalam 6 bulan, kelembaban udara 80 – 87 % dengan dominasi 100% dalam 7 bulan, kemiringan lereng datar dengan dominasi tertinggi 22,27%, arah hadap lereng yang rata dengan dominasi tertinggi 16,3%, dan tutupan lahan yang umumnya berupa sawah dengan dominasi tertinggi 14,13%

    Analisis Ketersediaan Air Meteorologis dan Kebutuhan Air Domestik di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah

    Full text link
    Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan air. Pada tahun 2009, beberapa tempat di Kota Palu mengalami kekeringan karena pasokan air sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan air meteorologis di Kota Palu, menganalisis kebutuhan air domestik masyarakat Kota Palu, dan memberikan rekomendasi pengelolaan sumberdaya air. Ketersediaan air meteorologis dihitung berdasarkan metode Thornthwaite-Mather dengan data utama yaitu curah hujan dan suhu udara Kota Palu tahun 1980-2013. Kebutuhan air domestik diperoleh melalui wawancara terstruktur kepada sampel yang berasal dari tingkat kesejahteraan keluarga berbeda di 8 kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi defisit pada neraca air. Neraca air pada proyeksi kala ulang 5 tahun menunjukkan defisit berkurang 37%. Pada kala ulang 10 tahun dan kala ulang 20 tahun diprediksikan terjadi surplus di bulan Juli, Agustus, dan September. Keluarga Sejahtera III mendominasi penggunaan air. Proyeksi kebutuhan air domestik pada 5 tahun meningkat 13%, 10 tahun meningkat 26% dan 20 tahun meningkat 57%. Sumber air alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air domestik adalah airtanah dan mataair

    Kontribusi Curah Hujan Terpengaruh Siklon Tropis Terhadap Curah Hujan Bulanan, Musiman, Dan Tahunan Di Indonesia Bagian Selatan Tahun 1979-1998

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan siklon tropis yang mempengaruhicurah hujan bulanan, musiman, dan tahunan di Indonesia bagian selatan dan(2) menganalisis kontribusinya secara spasial. Penelitian ini menggunakan 27 stasiunhujan sepanjang tahun 1979-1998 dengan 88,9% siklon tropis terjadi padabulan Desember hingga April, sehingga penelitian hanya dilakukan pada periodeini. Analisis spasial dilakukan terhadap hasil interpolasi IDW kontribusi hujan terpengaruhsiklon tropis, dan analisis grafis dilakukan terhadap grafik kontribusi persiklon tropis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siklon tropis mengalamipenurunan pada tahun 1986-1991, dan peningkatan hingga tahun 1998. Variabilitascurah hujan di daerah penelitian lebih dipengaruhi oleh kejadian nonsiklontropis karena kontribusi hujan terpengaruh siklon tropis yang rendah.Distribusi spasial kontribusi mengikuti distribusi depresi tekanan udarayang berpusat di perairan Nusa Tenggara.509Kontribusi hujan terpengaruh siklon tropis mengalami penurunan seiringdengan peningkatan jarak dengan depresi tekanan udara
    corecore