38 research outputs found

    Pengaruh Kerapatan Bulu Daun pada Tanaman Kapas terhadap Kolonisasi Bemisia Tabaci Gennadius

    Full text link
    Ketahanan tanaman terhadap serangga hama berdasarkan karaktermorfologi bulu (trichom) pada daun merupakan salah satu cara potensialmengurangi penggunaan insektisida kimia dalam pengendalian hama.Serangga hama pengisap Bemisia tabaci pada tanaman kapas juga dapatdikendalikan dengan menggunakan varietas kapas resisten berdasarkankarakter morfologi bulu daun. Penelitian peranan kerapatan bulu daunpada tanaman kapas terhadap kolonisasi B. tabaci Gennadius dilakukan diKebun Percobaan Pasirian, Kabupaten Lumajang, dan di LaboratoriumEntomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Malang, mulaiApril hingga Juli 2005. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuiperanan kerapatan bulu daun pada beberapa aksesi plasma nutfah kapasterhadap kolonisasi B. tabaci. Perlakuan terdiri atas 11 aksesi plasmanutfah kapas yang dipilih berdasarkan penilaian visual pada karakterkerapatan bulu daun yang mewakili kerapatan bulu rendah hingga tinggi,yaitu: (1) KK-3 (KI 638), (2) Kanesia 1 (KI 436), (3) A/35 Reba P 279 (KI257), (4) Acala 1517 (KI 174), (5) Asembagus 5/A/1 (KI 162), (6) 619-998xLGS-10-77-3-1 (KI 76), (7) DP Acala 90 (KI 23), (8) TAMCOT SP21 (KI 6)), (9) Kanesia 8 (KI 677), (10) CTX-8 (KI 494), dan (11) CTX-1(KI 487). Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan10 ulangan. Paramater yang diamati adalah jumlah bulu daun, telur dannimfa pada 1 cm2 luas daun, serta jumlah imago B. tabaci pada daunketiga dari atas tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatanbulu daun berkorelasi positif dengan kolonisasi B. tabaci (R=0,9701).Semakin tinggi kerapatan bulu daun, semakin meningkat kolonisasi B.tabaci. Kolonisasi B. tabaci lebih tinggi pada CTX-1, CTX-8, Kanesia 8,dan KK-3 (150-250 individu/cm 2 luas daun) karena tingkat kerapatan buludaun juga lebih tinggi (150-300 helai/cm 2 luas daun) dibanding TAMCOTSP 21, DP Acala 90, 619-998xLGS-10-77-3-1, Asembagus 5/A/1, Acala1517, A/35 Reba P 279, dan Kanesia 1 yang memiliki kerapatan bulu daun(0-100 helai/cm 2 luas daun) dan tingkat kolonisasi B. tabaci (<100individu/cm 2 luas daun) lebih rendah

    Eksistensi Hukum Adat dalam Melindungi Pelestarian Sasi Ikan Lompa di Desa Haruku Kabupaten Maluku Tengah

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan : (1) Pengaturan hukum adat sasi, (2) Upaya masyarakat mempertahankan dan menaati hukum adat sasi, (3) Eksistensi hukum adat sasi dalam hukum nasional. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Haruku Kabupaten Maluku Tengah. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan cara pengambilan sampel adalah purposive sampling, yang dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2011sampai 27 September 2011. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustaka, dan metode analisisisi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa: (1) Dalam sasiter dapat beberapa pengaturan hokum adat sasi mulai dari pengaturan pengelolaan, pemeliharaan, dan sampai pada waktu pemanenan. (2) Efektivitas masyarakat dalam menjaga hukum adat sangat kuat dari ribuan tahun lalu hingga tahun 2003 sampai 2007 terlihat masih terjaganya hukum adat dan tradisi sasi ikan lompa, akan tetapi tradisi hukum adat sasi sejak tahun 2008 hingga saat ini mulai mengalami penurunan hal ini dibuktikan dengan tidak terlihat lagi ikan lompa selama 4 tahun. (3) Eksistensi hukum adat sasi berisi peraturan-peraturan dan selalu mengikat masyarakatnya dalam menjaga lingkungan alam terutama laut sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu juga terdapat dalam hukum nasional Indonesia

    Analisis Pengaruh Nilai Produksi Perikanan Budidaya Terhadap Produk Domestik Bruto Sektor Perikanan Di Indonesia

    Full text link
    Budidaya dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi di sektor perikanan di Indonesia saat kondisi perikanan laut mengalami overfishing. Hubungan antara nilai yang digunakan produksi perikanan (budidaya laut, budidaya tanggul, tambak, budidaya keramba, jaring apung budidaya dan budidaya padi) dan Domestik Bruto sektor perikanan Produk di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan dominan dari nilai produksi perikanan budidaya terhadap Perikanan Produk Domestik sektor perikanan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan Bank Sentral Indonesia Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari tahun 2000-2010 dengan menggunakan analisis regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai produksi perikanan budidaya secara bersama-sama mempengaruhi PDB sektor perikanan di Indonesia, nilai produksi perikanan sebagian mempengaruhi Produk Domestik Bruto sektor perikanan di Indonesia. Budidaya Laut memiliki efek paling dominan terhadap Produk Domestik Bruto dari sektor perikanan di Indonesia dan diikuti budidaya kolam dan budidaya tanggul. Adapun kolam budidaya memiliki nilai negatif. kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian ini bahwa budidaya laut dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi perikanan di Indonesia, diikuti oleh tambak dan tambak, budidaya padi harus diadakan untuk studi lebih lanjut karena memiliki dampak negatif terhadap Produk Domestik Bruto dari sektor perikanan di Indonesia

    Konsumsi Dan Produksi Protein Susu Sapi Perah Laktasi Yang Diberi Suplemen Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) Dan Seng Proteinat

    Full text link
    The research aims to study the response of temulawak and Zn proteinate as feed supplementation on feed intake and milk protein production of dairy cow. The diets consist by elephant grass, field grass, tofu waste and concentrate that content TDN 65% and CP 15% (10-15 liter milk production). The materials used were 16 dairy cow (PFH) lactation. This research used was Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 4 groups. Parameters observed were dry matter intake, crude protein intake, milk protein level and milk protein production. The data obtained were then analyzed using varians analyzed and then using Duncan to test the different between the treatment. The result showed that temulawak can be produced dry matter intake higher than control (12,61 kg vs 12,45 kg) but produced crude protein intake lower than control (1798 g vs 1802 g), whereas Zn proteinat can be produced dry matter intake not different with control (12,51 kg vs 12,45 kg) but produced crude protein intake higher than control (1827 g vs 1802 g). Combination of temulawak and Zn proteinat can produced the highest dry matter intake (12,70 kg) and crude protein intake higher than control (1826 g vs 1802 g). Although no significantly in statistic, supplementation of Zn proteinate (T2) was able to produced the highest milk protein production, whereas supplementation of Curcuma xanthorrhiza decreased milk protein production (T1 and T3). Milk protein production did not significantly of T0, T1, T2, and T3 (268 g, 246 g, 324 g, and 296 g). Based on the result in this research, it could be concluded that the supplementation of temulawak were increased dry matter intake, but decreased milk protein production. Supplementation of Zn proteinate were not increased dry matter intake, but increased milk protein production. Both of the supplemen have been able to increased dry matter, crude protein intake and milk protein production

    Pengaruh Lokasi dan Harga terhadap Keputusan Berbelanja pada Mini Market Sastra Mas Tabanan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh lokasi secara parsial, 2) pengaruh harga secara parsial, 3) Pengaruh simultan lokasi dan harga terhadap keputusan berbelanja pada Mini Market Sastra Mas Tabanan. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen Mini Market Sastra Mas, sedangkan Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh lokasi dan harga terhadap Keputusan Berbelanja di Mini Market Sastra Mas Tabanan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis uji asumsi klasik, dan uji statistik yaitu uji t, uji F, analisis regresi linier berganda dan analisis koefisien determinasi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berbelanja di mini market sastra mas tabanan sebesar 66,8%. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berbelanja sebesar 59,1%. Pengaruh lokasi dan harga secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berbelanja di mini market sastra mas tabanan sebesar 76,8%Kata Kunci : Harga, Lokasi, Keputusan Berbelanja This study aimed to find (1) the effect of partial location, (2) the effect of partial price, (3) Effect of simultaneous location and price to the decision to shop at the Mini Market Literature Mas Tabanan. subjects in this study consumer shop at the Mini Market Literatur Mas Tabanan, objects in the study effect of location and price to the decision to shop at the Mini Market Literature Mas. Collection method used was a questionnaire. Data analysis technicques quantitative analysisi, using analysis classical assumption test, and the test statistic is the t test, F test, multiple linear regression analysis and of multiple determination coefficient analysis using SPSS for windows 16.0. The results showed that in partial positive and significant impact location on the decision to shop at the Mini Market Literature Tabanan Mas for 66,8, Partially affect the price of 59,1% of the shopping decision. Influence of location and price simultaneously positive and significant effect on the decision to shop at the mini market literature tabanan mas of 76,8%keyword : Location, Price, Shopping Decision

    Analisis Saluran Pemasaran Usahatani Jeruk di Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2013

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran usahatani jeruk di Desa kerta tahun 2013 dengan mengidentifikasi saluran pemasaran yang terbentuk, menghitung jumlah marjin pemasaran dan farmer share, serta menghitung efisiensi pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran. Data yang digunakan berupa data kulitatif dan kuantitatif, sedangkan berdasarkan sumbernya ada data primer dan data sekunder. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Data yang digunakan berupa data kulitatif dan kuantitatif, sedangkan berdasarkan sumbernya ada data primer dan data sekunder. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat lima pola saluran pemasaran jeruk di Desa Kerta yaitu: (1) pola saluran I: petanipedagang pengecerkonsumen, (2) pola saluran II: petanipedagang pengepulpedagang pengecerkonsumen, (3) pola saluran III: petanipedagang pengepulpasar Jawa (Jakarta), (4) pola saluran IV: petanipedagang pengepulpasar (Solo), (5) pola saluran V: petanipedagang pengepul pasar (Surabaya). Pola I memiliki jumlah marjin sebesar Rp.5.000,00/kg dan farmer share sebesar 61,53%, pola II memiliki marjin sebesar Rp.8.000,00/kg dan farmer share sebesar 42,85%, saluran III, IV dan saluran V memiliki margin yang sama yaitu sebesar Rp.7.500,00/kg dan untuk farmer share sebesar 48,27%. Tingkat efisiensi dari lembaga pemasaran belum efisien karena persentasenya >5%. Pada pola II untuk pedagang pengepul sebesar 14,71%, dan pada pola III, IV dan V sebesar 13,79%. Pada saluran I untuk pedagang pengecer sebesar 8,46%, sedangkan pada saluran II untuk pedagang pengecer sudah efisien dengan jumlah persentase 1,42%. Dilihat secara keseluruhan saluran I memiliki persentase paling kecil yaitu sebesar 8,46% dibandingkan saluran II sebesar 16,13%, dan saluran III, IV dan V masing-masing memiliki persentase sebesar 13,79% hal ini mengindikasikan bahwa saluran yang pendek lebih efisien dari saluran yang panjang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat lima pola saluran pemasaran jeruk di Desa Kerta yaitu: (1) pola saluran I: petanipedagang pengecerkonsumen, (2) pola saluran II: petanipedagang pengepulpedagang pengecerkonsumen, (3) pola saluran III: petanipedagang pengepulpasar Jawa (Jakarta), (4) pola saluran IV: petanipedagang pengepulpasar (Solo), (5) pola saluran V: petanipedagang pengepul pasar (Surabaya). Pola I memiliki jumlah marjin sebesar Rp.5.000,00/kg dan farmer share sebesar 61,53%, pola II memiliki marjin sebesar Rp.8.000,00/kg dan farmer share sebesar 42,85%, saluran III, IV dan saluran V memiliki margin yang sama yaitu sebesar Rp.7.500,00/kg dan untuk farmer share sebesar 48,27%. Tingkat efisiensi dari lembaga pemasaran belum efisien karena persentasenya >5%. Pada pola II untuk pedagang pengepul sebesar 14,71%, dan pada pola III, IV dan V sebesar 13,79%. Pada saluran I untuk pedagang pengecer sebesar 8,46%, sedangkan pada saluran II untuk pedagang pengecer sudah efisien dengan jumlah persentase 1,42%. Dilihat secara keseluruhan saluran I memiliki persentase paling kecil yaitu sebesar 8,46% dibandingkan saluran II sebesar 16,13%, dan saluran III, IV dan V masing-masing memiliki persentase sebesar 13,79% hal ini mengindikasikan bahwa saluran yang pendek lebih efisien dari saluran yang panjang. Kata Kunci : saluran pemasaran, efisiensi pemasaran This study aims to determine the marketing channel citrus farm in the village of Kerta in 2013 by identifying marketing channels are formed, calculate the amount of marketing margin and farmer share, and compute efficiency for each marketing agencies. Kata Kunci : saluran pemasaran, efisiensi pemasaran This study aims to determine the marketing channel citrus farm in the village of Kerta in 2013 by identifying marketing channels are formed, calculate the amount of marketing margin and farmer share, and compute efficiency for each marketing agencies. Subjects in this study is a citrus farmer, merchant collector, and retailers while becoming the object of this study is the citrus marketing channel, which assessed the level of efficiency of the marketing margin and farmer share. Data were collected through interviews and documentation. The data used in the form of data with qualitative and quantitative descriptive analysis with a qualitative approach. Subjects in this study is a citrus farmer, merchant collector, and retailers while becoming the object of this study is the citrus marketing channel, which assessed the level of efficiency of the marketing margin and farmer share. Data were collected through interviews and documentation. The data used in the form of data with qualitative and quantitative descriptive analysis with a qualitative approach. In 2013 the results showed that the pattern of orange marketing channels in Kerta village, there are five patterns of marketing channels, namely: (1) channel patterns I: Farmers Retailer Consumer, (2) channel Pattern II: Farmers Merchant Collectors Retailers Consumers, (3) channel pattern III: Farmers Merchant Collectors Market Java (Jakarta), (4) channel pattern IV: Farmers Marchant Collectors Market (Solo), (5) V channel patterns: Farmers Marchant Collectors Market (Surabaya). In channel pattern I the marketing margin is Rp. 5000.00/ kg and the farmer share is 61.53 %, channel II has a marketing margin of Rp. 8000.00/ kg and the farmer share of 42.85 %, in channels III, IV and V have the same amount of margin is Rp. 7,500.00/ kg and for the farmer share of 48.27 %. The level of efficiency of the marketing agency is not efficient because the percentage is >5 %. In the second channel for merchants collectors of 14.71 %, and the channel III, IV and V of 13.79 %. In the first channel to retailers by 8.46 %, while the second channel for retailers has been streamlined with the total percentage of 1.42 %. Viewed as a whole citrus marketing channel in the Village Kerta yet efficient. The most efficient marketing channel is the first channel that has the smallest percentage of the amount by 8.46 % as compared to the other channel is the channel II was 16.13 %, and the channel III, IV and V each have a percentage of 13.79%. This is to tell the short marketing channel more effecien than the long marketing channel. In 2013 the results showed that the pattern of orange marketing channels in Kerta village, there are five patterns of marketing channels, namely: (1) channel patterns I: Farmers Retailer Consumer, (2) channel Pattern II: Farmers Merchant Collectors Retailers Consumers, (3) channel pattern III: Farmers Merchant Collectors Market Java (Jakarta), (4) channel pattern IV: Farmers Marchant Collectors Market (Solo), (5) V channel patterns: Farmers Marchant Collectors Market (Surabaya). In channel pattern I the marketing margin is Rp. 5000.00/ kg and the farmer share is 61.53 %, channel II has a marketing margin of Rp. 8000.00/ kg and the farmer share of 42.85 %, in channels III, IV and V have the same amount of margin is Rp. 7,500.00/ kg and for the farmer share of 48.27 %. The level of efficiency of the marketing agency is not efficient because the percentage is >5 %. In the second channel for merchants collectors of 14.71 %, and the channel III, IV and V of 13.79 %. In the first channel to retailers by 8.46 %, while the second channel for retailers has been streamlined with the total percentage of 1.42 %. Viewed as a whole citrus marketing channel in the Village Kerta yet efficient. The most efficient marketing channel is the first channel that has the smallest percentage of the amount by 8.46 % as compared to the other channel is the channel II was 16.13 %, and the channel III, IV and V each have a percentage of 13.79%. This is to tell the short marketing channel more effecien than the long marketing channel. keyword : marketing channels, marketing efficiency keyword : marketing channels, marketing efficienc

    Seleksi Fenotipe Populasi Padi Gogo Untuk Hasil Tinggi, Toleran Alumunium Dan Tahan Blas Pada Tanah Masam

    Full text link
    The aim of this research was to get upland rice lines with high yield, aluminum tolerance and resistance to blast. Genetic material used were 380 lines (F6) from six hybridization combinations evaluated under Al stress condition in environment endemic blast using augmented design with five randomized blocks. Performance of lines in the field and level of tolerance was tested. The results showed five genetic clusters formed from 380 lines of upland rice in a test based on quantitative characters. Cluster number 2 was the best cluster with characters: uniform growth vigor of plants, early flowering days, early maturing, medium plant height, high productive tillers, medium panicle length, high number of filled grain, the lowest of empty grains, high weight of 5 panicles and high yield potential. Aluminum tolerance and blast resistance were observed in almost all clusters. The lines in cluster 2 had the highest resistance to blast (98%) and tolerance to Al (94%)
    corecore