51 research outputs found

    Pengaruh Komposisi Berbagai Macam Media Tanam Hidroponik Substrat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis Melo L.)

    Get PDF
    Komposisi media tanam dengan penambahan zeolit dapat meningkatkan kemampuan media tanam dalam menyimpan air dan hara, sehingga dengan penambahan zeolit pada hidroponik substrat diharapkan mampu meningkatkan hasil tanaman melon. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2019 berlokasi di PT BISI International Tbk Farm. Karangploso, Malang, dengan ketinggian tempat ± 500 m dpl, suhu rata-rata 35,42 °C dan kelembaban rata-rata 67,83%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 macam komposisi media tanam berupa arang sekam dan zeolite maupun cocopeat dan zeolit. Perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam dengan komposisi 80% cocopeat: 20% zeolit mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman melon dibandingkan dengan perlakuan lainnya

    PENGARUH AMELIORAN TANAH PADA PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA KONDISI SALINITAS

    Get PDF
    Salinitas menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman pada tanah salin. Peningkatan pertumbuhan dapat dilakukan dengan cara menggunakan varietas tahan serta penambahan amelioran yang dapat memperbaiki kondisi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian amelioran tanah terhadap pertumbuhan dari genotip tanaman kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga September 2014 di rumah kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Jatikerto, Kabupaten Malang. Metode penelitian menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) faktorial yang terdiri petak utama yaitu genotip kedelai dan anak petak yaitu amelioran. Hasil penelitian menunjukkan genotip kedelai yang berbeda memiliki hasil yang berbeda pula. Pada hasil pertumbuhan, Varietas Wilis dan Tanggamus memiliki nilai tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, serta  bobot kering tajuk dan akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Genotip IAC, 100/Bur//Malabar dan Argopuro//IAC, 100. Namun pada hasil pertumbuhan indeks klorofil daun menunjukkan Genotip IAC, 100/Bur//Malabar dan Argopuro//IAC, 100 lebih baik dibandingkan dengan Varietas Wilis dan Tanggamus. Pada penggunaan amelioran, amelioran jerami secara umum menunjukkan hasil pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot kering tajuk, yang lebih tinggi dibandingkan dengan amelioran yang lain. Sedangkan pada hasil interaksi hanya terjadi pada tinggi tanaman pada umur tanaman 14, 56 dan 63 hst

    PENGARUH APLIKASI BIOURIN DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

    Get PDF
    Biourin adalah pupuk cair yang me-ngandung unsur yang lengkap yaitu nitrogen, fosfor, dan potassium dalam jumlah yang sedikit serta seng, besi, mangan, dan tembaga. Biourin dapat memberikan peningkatan hasil tanaman yang hamper menyamai Bahan Penyubur Tanaman (BPT). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kombinasi antara beberapa macam dosis biourin dan penggunaan pupuk anorganik serta kompos dengan dosis yang tepat pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 9 perlakuan : B1= 1liter Urin sapi + 1 kg feses sapi + 10 liter air, B2 = 1liter Urin sapi + 1 kg feses sapi + 20 liter air, B3K1 = 1liter Urin sapi + 1 kg feses sapi + 30 liter air, K1 = 75 kg/ha N (ZA), 25kg/ha P2O5 (SP36), 30kg/ha K2O (KCl), K2 = Kompos Sapi 10 ton/ha, K3 = 37,5 kg/ha N (ZA), 12,5 kg/ha P205 (SP36), 15 kg/ha K20 (KCl). Hasil penelitian menunjukkan aplikasi biourin dengan kombinasi pupuk anorganik meningkatkan bobot umbi segar, bobot umbi kering dan indeks panen dari bawang merah. Kata kunci : Bawang Merah, Aplikasi Biourin, Pupuk Anorganik, Kompos Kotoran Sap

    Pengaruh Debit Aliran Nutrisi dan Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kale (Brassica oleracea var. acephala) pada Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT)

    Get PDF
    Kale (Brassica oleracea var. acephala) merupakan salah satu sayuran yang mendapat perhatian karena profil kandungan nutrisinya. Kale memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sistem hidroponik menjadi solusi alternatif peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman kale yang efisien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pemanfaatan sumberdaya lahan. Pengelolaan nutrisi tanaman menjadi kunci keberhasilan teknik budidaya secara hidroponik sehingga perlu dikaji debit aliran nutrisi dan jenis media tanam yang dapat mendukung penyerapan nutrisi oleh tanaman pada sistem hidroponik NFT. Penelitian dilaksanakan di fasilitas Greenhouse Angkasa, Landasan Udara Abdul Rachman Saleh TNI AU, Jalan Komodor Udara Abdul Rachman Saleh, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang pada bulan September sampai Desember 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Pola Tersarang (Nested Design). Parameter pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Parameter pengamatan hasil meliputi kandungan klorofil, panjang akar, bobot akar, bobot segar total dan bobot segar konsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang serta parameter hasil yang meliputi kandungan panjang akar, bobot akar, bobot segar total dan bobot segar konsumsi yang lebih besar dihasilkan oleh tanaman kale dengan perlakuan jenis media tanam rockwool pada masing-masing debit aliran nutrisi. Jenis media tanam cocopeat dan spons belum mampu mendukung pertumbuhan dan hasil yang optimal bagi tanaman kale dibandingkan jenis media tanam rockwool. Sedangkan, kandungan klorofil tidak dipengaruhi oleh perlakuan

    Pengaruh Amelioran Tanah Pada Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) Pada Kondisi Salinitas

    Get PDF
    Salinitas menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman pada tanah salin. Peningkatan pertumbuhan dapat dilakukan dengan cara menggunakan varietas tahan serta penambahan amelioran yang dapat memperbaiki kondisi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian amelioran tanah terhadap pertumbuhan dari genotip tanaman kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga September 2014 di rumah kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Jatikerto, Kabupaten Malang. Metode penelitian menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) faktorial yang terdiri petak utama yaitu genotip kedelai dan anak petak yaitu amelioran. Hasil penelitian menunjukkan genotip kedelai yang berbeda memiliki hasil yang berbeda pula. Pada hasil pertumbuhan, Varietas Wilis dan Tanggamus memiliki nilai tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, serta bobot kering tajuk dan akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Genotip IAC, 100/Bur//Malabar dan Argopuro//IAC, 100. Namun pada hasil pertumbuhan indeks klorofil daun menunjukkan Genotip IAC, 100/Bur//Malabar dan Argopuro//IAC, 100 lebih baik dibandingkan dengan Varietas Wilis dan Tanggamus. Pada penggunaan amelioran, amelioran jerami secara umum menunjukkan hasil pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot kering tajuk, yang lebih tinggi dibandingkan dengan amelioran yang lain. Sedangkan pada hasil interaksi hanya terjadi pada tinggi tanaman pada umur tanaman 14, 56 dan 63 hst

    PENGARUH BERBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PEMBIBITAN BUD CHIP TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) VARIETAS BL

    Get PDF
    Perbanyakan tanaman tebu yang banyak dilakuakan hingga saat ini berupa bagal, bud chip, dan bud sett. Bud chip adalah perbanyakan bibit tebu yang menggunakan satu mata tunas yang dipindahkan ke kebun dalam bentuk tunas dalam usia 2 - 2,5 bulan. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Sederhana (RAK) yang terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Pada hasil penelitian me-nunjukkan bahwa penggunaan kompos blotong dan abu ketel dapat menjadi alternatif media tanam untuk pembibitan bud chip tanaman tebu. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media tanam kompos blotong dan abu ketel memberikan respon yang berbeda pada parameter pengamatan persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun dan berat kering total tanaman. Perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M1, M2, M3, M4, dan M5 menunjukkan persentase perkecambahan yang sama dengan media tanam M0 yaitu tanah dan kotoran kambing (4:1). Selain itu pada parameter pengamatan tinggi tanaman perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M2, M4, M6 dan M8 memiliki tinggi tanaman lebih baik dibandingkan perlakuan media tanam M0. Pada pengamatan bobot kering total tanaman perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M1, M2, M4, M5, M6 dan M7 memiliki hasil lebih baik dari perlakuan media tanam M0. Dari hasil penelitian tersebut perlakuan media tanam M2 dengan komposisi media tanah dan kompos blotong (1:1) memberikan hasil yang paling baik pada pembibitan bud chip tanaman tebu dibandingkan perlakuan yang lain

    PENGARUH PENGENDALIAN GULMA PADA BERBAGAI UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

    Get PDF
    Salah satu usaha yang dapat dilakukan agar diperoleh hasil tanaman padi yang optimal ialah dengan memperkecil tingkat persaingan gulma dan mengoptimalkan umur bibit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyiangan, herbisida metil metsulfuron dan umur bibit. dilaksanakan di Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan pada bulan Januari – Mei 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bibit umur 7 dan 14 hss yang disiang pada 21 dan 42 menunjukkan hasil lebih baik pada tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, bobot kering total tanaman dan hasil padi sawah t ha-1 jika dibandingkan dengan perlakuan bibit umur 21 hss yang disiang pada 21 dan 42 hst. Gulma yang dominan pada perlakuan diantaranya adalah Echinochloa colona, Leptochloa chinensis, Fimbristylis miliaceae, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava dan Ludwigia perenis. Kata kunci: Padi, Penyiangan, Herbisida, Umur Bibi

    Pengaruh Penambahan Cahaya dengan Metode Siklik dan Non Siklik pada Tanaman Krisan (Chrysanthemum Sp.) Tipe Standar

    Get PDF
    Krisan adalah tanaman hari pendek, krisan akan memasuki fase generatifnya apabila panjang hari yang diterima kurang dari batas kritisnya yaitu 12 jam atau kurang. Krisan yang memasuki fase generatif lebih cepat menyebabkan panjang tangkai yang pendek. Panjang tangkai merupakan syarat untuk menentukan kelas tanaman krisan, sehingga diperlukan upaya untuk memperpanjang tangkai dengan cara penambahan cahaya lampu. Berdasarkan SNI panjang tangkai krisan kelas A adalah ≥70cm, dan diameter bunga kelas A adalah >5cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi metode penambahan cahaya dan jumlah hari penambahan cahaya pada krisan. Untuk mengetahui pengaruh penambahan cahaya siklik dan non siklik pada krisan. Untuk mengetahui pengaruh penambahan cahaya berdasarkan jumlah hari yang berbeda pada krisan. Untuk mengetahui periode penyinaran tambahan terbaik pada krisan. Penelitian dilaksanakan di screenhouse Desa Sidomulyo, Kota Batu pada Bulan September hingga Desember 2017. Bahan yang digunakan yaitu krisan white fiji. penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan petak utama yaitu siklik dan non siklik. Pada anak petak yaitu jumlah hari penambahan cahaya 3 minggu, 4 minggu, 5 minggu dan 6 minggu. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara metode penambahan cahaya dan jumlah hari penambahan cahaya pada semua parameter penga-matan. Tetapi secara terpisah penambahan cahaya berdasarkan jumlah hari meningkat-kan tinggi tanaman, panjang tangkai, diameter bunga, waktu inisiasi bunga, waktu panen, dan vaselife. Sedangkan metode penambahan cahaya memberikan pengaruh yang sama pada semua parameter penga-matan. Berdasarkan kualitas bunga yang dihasilkan dan biaya diperlukan, periode penambahan cahaya terbaik yaitu selama 5 minggu

    Pengaruh Pengendalian Gulma Pada Berbagai Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.)

    Get PDF
    Salah satu USAha yang dapat dilakukan agar diperoleh hasil tanaman padi yang optimal ialah dengan memperkecil tingkat persaingan gulma dan mengoptimalkan umur bibit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyiangan, herbisida metil metsulfuron dan umur bibit. dilaksanakan di Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan pada bulan Januari – Mei 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bibit umur 7 dan 14 hss yang disiang pada 21 dan 42 menunjukkan hasil lebih baik pada tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, bobot kering total tanaman dan hasil padi sawah t ha-1 jika dibandingkan dengan perlakuan bibit umur 21 hss yang disiang pada 21 dan 42 hst. Gulma yang dominan pada perlakuan diantaranya adalah Echinochloa colona, Leptochloa chinensis, Fimbristylis miliaceae, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava dan Ludwigia perenis
    • …
    corecore