6 research outputs found
THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAVIOR WITH THE USE OF AMPHETAMIN TYPE OF DRUGS IN HIGHER EDUCATION HOSPITALITY STUDENTS IN DENPASAR 2019: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN PENGGUNAAN NAPZA JENIS AMPHETAMIN PADA MAHASISWA PERHOTELAN PERGURUAN TINGGI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2019
Salah satu faktor yang mempengaruh penyalahgunaan narkoba adalah kebiasaan merokok. Risiko terhadap penyalahgunaan narkoba cenderung meningkat pada seseorang yang memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol. NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya. Salah satu jenis NAPZA yaitu amphetamine. Amphetamine dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil dan dapat juga berbentuk sediaan farmasi (tablet). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku merokok dengan penggunaan NAPZA jenis amphetamin dari urin mahasiswa perhotelan di Perguruan Tinggi Kota Denpasar Tahun 2019. Perilaku merokok dianalisa dari hasil wawancara menggunakan kuesioner dan kandungan amphetamine dari urin di uji dengan menggunakan metode rapid diagnostic test. Jumlah sampel yang urin yang dianalisa sebanyak 27 mahasiswa perhotelan Perguruan Tinggi di Kota Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan, uji statistic Chi-Square diperoleh p-value tidak ada data statistik yang dihasilkan karena penggunanan NAPZA jenis amphetamine konstan. Hal tersebut berarti tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan penggunaan NAPZA jenis amphetamin pada urin mahasiswa perhotelan di Perguruan Tinggi Kota Denpasar Tahun 2019.One of the factors that influence drug abuse is smoking. The risk of drug abuse tends to increase in someone who has the habit of smoking and drinking alcohol. Some of the driugs are Narcotics, Psychotropic and other dangerous Addictive Materials. One of the drugs is amphetamine. Amphetamine can be white, yellow or cocoa powder, or small crystalline white powder and can also be in the form of pharmaceutical preparations (tablets). This study aims to determine the relationship between smoking behavior with the use of drug type amphetamines in the urine of hospitality students at Denpasar City University in 2019. Smoking behavior was analyzed from interviews using questionnaires and the amphetamine content of urine was tested using the rapid diagnostic test method. The number of urine samples analyzed was 27 university hospitality students in the city of Denpasar. The results showed that the Chi-Square statistical test obtained p-value of no statistical data generated due to the use of constant type of amphetamine NAPZA. This means that there is no relationship between smoking behavior with the use of drug type amphetamines in the urine of hospitality students at Denpasar City University in 2019
DETERMINATION CARBOHYDRATE LEVEL OF WHITE RICE IN THE RICE COOKER HEATING PROCESS WITH TIME VARIATION
Rice is the staple food of processed rice commonly consumed by the people of Indonesia. The content of rice consists of carbohydrates, protein, fat, and water. Carbohydrates have a role as a major energy source for humans to perform its activities. People tend to prefer to consume rice in a warm environment. Rice warmers are widely used in the community is a rice cooker. The purpose of this study is to determine the carbohydrate levels in rice heated in a rice cooker with a time variation of 0; 6; 12; 18 and 24 hours. This type of research is quantitative where the data is presented without statistics and described descriptively. This study was conducted in May 2017 using a sample of rice heated in a rice cooker with variations of time. Result: Obtained carbohydrate content from time variation 0 hours, 6 hours, 12 hours, 18 hours and 24 hours that is 16,87%, 14,22%, 10,26%, 9,30% and 8,97%. Based on the results of research can be concluded that the longer time the rice in the rice cooker, the lower the carbohydrate level. This research can be used as input matter for society to arrange healthy lifestyles in concuming carbohydrate everyday especially for diabetics is expected to not consume rice immediately after ripe, but wait a few minutes to decreas carbohydrate level.
IDENTIFIKASI KUALITAS MATA AIR SEBAGAI SUMBER AIR MINUM TANPA PENGOLAHAN DI DESA KUKUH, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN, BALI, TAHUN 2018: IDENTIFICATION THE QUALITY OF SPRINGS AS A SOURCE OF DRINKING WATER WITHOUT PROCESSING IN KUKUH VILLAGE, MARGA DISTRICT, TABANAN REGENCY, BALI, IN 2018
Pendahuluan : Air merupakan sumber daya alam yang dilukan untuk hajat hidup orang banyak (Efendi, 2003). Berdasarkan . Men. Kes. No. 492/MENKES//IV/2010, bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan memenuhi syarat kesehatan dapat langsung diminum. Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 8 banjar dinas, salah satunya adalah banjar dinas Tatag yang menjadi pusat dalam pemanfaatan sumber mata air minum pada wilayah desa tersebut. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif tentang uji kelayakan kualitas air berdasarkan parameter kimia dan mikrobiologi dari sumber mata air di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hasil: Hasil identifikasi kelayakan kualitas air minum yang telah dilakukan sebanyak tiga kali pengujian, yaitu pada bulan (Mei, Juli, September) pada tahun 2018 memberikan hasil: a). Pemeriksaan parameter kimia menunjukkan bahwa seluruh parameter yang diujikan berada pada standar yang dibolehkan, sedangkan b). Pemeriksaan parameter mikrobiologi menunjukkan hasil adanya kandungan bakteri Fecal coli pada sampel mata air dengan jumlah rata-rata 100 Fecal coli/100 mL. Diskusi : Berdasarkan hasil identifikasi pada parameter kimia menunjukkan bahwa hasil identifikasi parameter kimia telah sesuai dengan standar kualitas air minum, sedangkan parameter mikrobiologi belum memenuhi standar kualitas air minum disebabkan adanya kandungan bakteri Fecal coli pada sampel mata air dengan jumlah rata-rata 100 Fecal coli/100 mL.
Kata Kunci : Kualitas mata air, Parameter Kimia, Parameter Mikrobiologi.
ABSTRACT
Introduction: Water is a natural resource needed for the livelihood of many people. Drinking water is water with or without processing that meet health requirements and can be drunk directly, this is based on . Men Kes No. 492/MENKES//IV/2010. Kukuh Village, Marga District, Tabanan Regency is divided into 8 banjar dinas, one of which is the Banjar Tagtag, which is the center of the utilization of drinking water sources in the village area. Method: The type of research used is a descriptive study of the feasibility of water quality based on chemical and microbiological parameters on water from a spring source in Kukuh Village, Marga District, Tabanan Regency. Results: The results of the identification of the feasibility of drinking water quality that has been carried out three times tn the month of May, July, and September. The results of the identification of chemical and microbiological parameters were : a). Chemical parameters, showed that all identified parameters are at the missible level. c). Microbiological parameters showed the results of Fecal coli contents in spring samples with and an average number of 100 Fecal coli/100 mL. Discussion: The results of the identification of chemical and microbiological parameters indicated that the identification of chemical parameters were in accordance with drinking water quality standards, while the microbiological parameters did not meet drinking water quality standards, because in the water sample there was the content of Fecal coli bacteria in the spring samples with and average number of 100 Fecal coli/100 mL.
Keywords : Quality of Springs, Chemical Parameters, Bacteriological Parameter
The Correlation of Blood Lead Levels and Blood Pressure in Vehicle Repair Shop Workers in Tampaksiring District, Gianyar Regency, 2019: Hubungan Kadar Timbal Dalam Darah dengan Tekanan Darah pada Pekerja Bengkel Kendaraan di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Tahun 2019
Logam pencemar dari kendaraan dengan bahan bakar bensin bertimbal bisa terakumulasi dalam tubuh, menyerang organ-organ penting, bahkan merusak kualitas keturunan. Keracunan timbal (Pb) dapat dialami oleh pekerja bengkel melalui asap kendaraan yang sedang diperbaiki. Keracunan kronik timbal (Pb) yang paling sering adalah kelemahan, anoreksia, keguguran, tremor, turunnya berat badan, sakit kepala dan gejala saluran pencernaan. Timbal yang masuk dalam aliran darah dapat menyebabkan hipertensi, hal ini disebabkan karena timbal dapat menyebabkan meningkatnya produksi reactive oxygen species (ROS). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui adanya hubungan antara adanya kandungan kadar timbal dalam darah dengan terjadinya hipertensi pada pekerja bengkel. Pemeriksaan kadar timbal dalam darah dilakukan dengan menggunakan alat MPAES dan pemeriksaan tekanan darah dilakukan dengan menggunakan alat tensimeter digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan tekanan darah pada pekerja bengkel di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2019 dengan uji korelasi bivariate pearson menghasilkan sig. (2-tailed) sebesar 0.008 < 0.05 menunjukkan adanya korelasi antara variabel kadar timbal dalam darah dengan tekanan darah (hipertensi).Pollutant metals from vehicles with leaded gasoline can accumulate in the body, attack important organs, and even damage the quality of offspring. Lead poisoning (Pb) can be experienced by workshop workers through vehicle fumes that are being repaired. Chronic lead poisoning (Pb) most often is weakness, anorexia, miscarriage, tremors, weight loss, headaches and digestive tract symptoms. Lead entering the bloodstream can cause hypertension, this is because lead can lead to increased production of reactive oxygen species (ROS). This study aims to determine the relationship between the content of lead levels in blood with the occurrence of hypertension in workshop workers. Examination of blood lead levels is carried out using MPAES tools and blood pressure checks are carried out using digital tensimeter devices. The results showed that there was a correlation between blood lead levels and blood pressure in workshop workers in Gianyar Regency in 2019 with the bivariate Pearson correlation test producing sig. (2-tailed) of 0.008 <0.05 showed a correlation between variable levels of lead in blood with blood pressure (hypertension)
Hubungan antara personal hygiene dengan infeksi telur cacing usus (soil transmitted helminths) pada petani sayur di kabupaten gianyar: The relationship between personal hygiene and soil transmitted helminths in vegetable farmers in gianyar district
Soil Transmitted Helminths (STH) are intestinal nematode worms that infect humans who ingest their eggs via the faecal-oral route. Soil Transmitted Helminths (STH) infection is transmitted through eggs and larvae found in human feces which then contaminate the soil in environmental areas that have poor sanitation. The impact caused by worms includes malnutrition, growth and development disorders and cognitive disorders in children, and in adults it can reduce work productivity. The incidence of worms is found mainly in people living in rural areas, especially farmers. STH transmission to vegetable farmers occurs through water and sludge used in vegetable cultivation. STH prevalence is supported by suitable natural conditions, personal hygiene and low environmental sanitation, especially in the vegetable farming environment. This study aims to determine the relationship between personal hygiene and intestinal worm egg infection (Soil Transmitted Helmint) vegetable farmers in Gianyar Regency. The type of research used in this study is a descriptive correlative study with a cross sectional study approach which aims to determine the relationship between personal hygiene and intestinal worm infection (Soil Transmitted Helmint) in vegetable farmers in Gianyar Regency. The results showed that the personal hygiene condition of vegetable farmers in Gianyar Regency was poor (83.3%) and the incidence of worm infection in vegetable farmers in Gianyar Regency was 20%. There is no relationship between personal hygiene personal hygiene with intestinal worm egg infections (Soil Transmitted Helmint) in vegetable farmers in Gianyar Regency (p-value> 0.05).Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing golongan nematoda usus yang menginfeksi manusia yang menelan telurnya melalui rute fekal oral. Infeksi cacing Soil Transmitted Helminths (STH) ditransmisikan melalui telur dan larva yang terdapat pada feses manusia yang kemudian mengkontaminasi tanah area lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk. Dampak yang ditimbulkan oleh penyakit kecacingan antara lain, yaitu kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif pada anak, dan pada orang dewasa bisa menurunkan produktifitas kerja. Kejadian kecacingan banyak ditemukan terutama pada penduduk yang berada di daerah pedesaan, khususnya pada petani. Penularan STH pada petani sayur terjadi melalui air dan lumpur yang digunakan dalam budidaya sayuran. prevalensi STH didukung oleh keadaan alam yang cocok, personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang rendah khususnya di lingkungan pertanian sayur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara personal hygiene dengan infeksi telur cacing usus (Soil Transmitted Helmint) petani sayur di Kabupaten Gianyar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan infeksi cacing usus (Soil Transmitted Helmint) pada petani sayur di Kabupaten Gianyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi personal hygiene petani sayur di Kabupaten Gianyar buruk (83,3% )dan kejadian infeksi kecacingan pada petani sayur di Kabupaten Gianyar adalah 20%. Tidak terdapat hubungan antara personal hygiene personal hygiene dengan infeksi telur cacing usus (Soil Transmitted Helmint) pada petani sayur di Kabupaten Gianyar (p-value > 0,05)
Deteksi Dini Gejala Dengue Shock Syndrome Pada Masyarakat Awam di Lingkungan Banjar Buana Desa Kelurahan Padangsambian
ABSTRAK Demam berdarah merupakan salah satu endemic yang teerjadi di Indonesia hampir setiap tahunnya. Kasus tahun 2021 mencapai 2.185 menderita demam berdarah hingga bulan Agustus 2021. Selain menghadapi pandemic COVID-19, masyarakat Kota Denpasar juga menghadapi permasalah Demam berdarah dengan jumlah kasus 35 sampai 45 orang setiap bulannya. Permasalahan bagi masyarakat awam yang paling ditakutkan adalah kondisi renjatan demam dengue atau Dengue Shock Syndrome. Kegiatan ini berupaya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran terkait dengue shock syndrome agar mampu menjadi penolong dalam keluarga dengan cara mengindetifikasi gejala dengue shock syndrome dengan tepat. Pengadian Kepada Masyarakat ini menggunakan tiga metode yaitu survey lapangan untuk mengobservasi kondisi lingkungan dan kebiasaan masyarakat terkait Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), memberikan ceramah dan diskusi terkait dengue shock syndrome, dan melakukan demostrasi penggunaan bubuk abate. Survey lapangan ditemukan terdapat 29 Kepala Keluarga (KK) yang berada dilingkungan tersebut dan 58,6% menggunakan ember sebagai bak mandi. Setelah diberikannya penyuluhah dengue shock syndrome 85,3% masyarakat memiliki pengetahuan sedang dan masyarakat mampu melakukan demonstrasi penggunaan bubuk abate dengan benar. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait deteksi dini gejala dengue shock syndrome Sebagian besar memiliki pengetahuan sedang dan pemberian informasi dan peningkatan pengetahuan harus tetap digalakkan dengan teratur agar kesadaran masyarakat akan bahaya dengue shock syndrome tetap baik. Kata Kunci: Dengue Shock Syndrome, Deteksi Dini, Masyarakat Awam ABSTRACT Dengue fever is one of the endemics that occurs in Indonesia almost every year. Cases in 2021 reached 2,185 suffering from dengue fever until August 2021. In addition to facing the COVID-19 pandemic, the people of Denpasar City are also facing the problem of dengue fever with 35 to 45 cases every month. The most feared problem for ordinary people is the condition of dengue fever shock or Dengue Shock Syndrome. This activity seeks to provide knowledge and awareness regarding dengue shock syndrome in order to be able to be a helper in the family by correctly identifying the symptoms of dengue shock syndrome. This Community Service uses three methods, namely field surveys to observe environmental conditions and community habits related to the Eradication of Mosquito Nests (PSN), giving lectures and discussions related to dengue shock syndrome, and demonstrating the use of abate powder. The field survey found that there were 29 households (KK) in the neighborhood and 58.6% used a bucket as a bath. After being given dengue shock syndrome counseling, 85.3% of the community had moderate knowledge and the community was able to demonstrate the use of abate powder correctly. Community knowledge and skills related to early detection of symptoms of dengue shock syndrome Most of them have moderate knowledge and the provision of information and knowledge improvement must be encouraged regularly so that public awareness of the dangers of dengue shock syndrome remains good. Keywords: Common People, Dengue Shock Syndrome, Early Detectio