1 research outputs found
Pengaruh Pravastatin terhadap Kadar Hypoxia Inducible Factor-1α dan Transforming Growth Factor-β Pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar Model Preeklampsia,
Preeklampsia merupakan suatu kondisi patologis yang terjadi pada kehamilan
yang dapat menyebabkan mortalitas maupun morbiditas pada ibu dan juga janin. Pada
preeklampsia, sitotrofoblas pada sel trofoblas gagal berdiferensiasi menjadi fenotip
endotel, sehingga invasi terhadap arteri spiralis menjadi dangkal. Kondisi ini dapat
menyebabkan kondisi hipoksia pada plasenta. Hipoksia pada plasenta preeklampsia
akan melepaskan Syncytiotrophoblast-derived Microparticles dan menyebabkan stres
oksidatif yang ditandai dengan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS yang
meningkat merupakan tahap awal terjadinya iskemia plasenta, kemudian akan
menyebabkan overekspresi HIF-1α (Hypoxia Inducible Factor-α). HIF-1α akan
menyebabkan peningkatan stimulasi produksi sFlt-1 dan inaktivasi endotelial Nitic Oxide
(eNOS) sintase, sehingga terjadi penurunan produksi NO. Penurunan kadar NO akan
memberi umpan balik ke HIF-1α sehingga akan memperburuk kondisi stres oksidatif.
Peningkatan HIF-1α juga meningkatkan produksi sFLt-1 dan sEng yang berlebihan
sehingga akan menghambat TGF-β. Endoglin memodulasi signal TGF-β di sel endotel
dan sEng menghambat sinyal TGF-β sehingga aktivitas Nitrit Oxide Syntase (NOS) juga
terhambat. Produksi berlebihan sEng pada preeklampsia akan mengganggu bioaktivitas
TGF-β sehingga menghambat vasodilatasi yang akan menyebabkan fungsi vaskular sel
endotel maternal terganggu. Kondisi tersebut menyebabkan disfungsi endotel yang
merupakan salah satu penyebab awal terjadinya preeklampsia.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pravastatin memiliki efek pencegahan
atau terapi yang kuat pada preeklampsia dan berpotensi meningkatkan prognosis wanita
hamil, janin, dan neonatus Pravastatin bekerja dengan mengembalikan
ketidakseimbangan angiogenik, peningkatan fungsi endotel dan pencegahan cedera
akibat oksidasi dan peradangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pravastatin berbagai dosis
terhadap kadar HIF-1α dan TGF-β pada tikus bunting model preeklampsia. Tikus bunting
diberikan injeksi L-NAME (NG-nitro-L-arginine methyl ester) 125 mg/kgBB untuk
membuat tikus model preeklampsia. Banyak penelitian membuktikan bahwa pemberian
L-NAME menyebabkan disfungsi endotel dan mensimulasikan kondisi kehamilan dengan
preeklampsia. L-NAME menyebabkan gangguan pensinyalan di semua arteri termasuk
diantaranya memblokir aktivitas eNOS sehingga menghambat sintesis NO.
Penelitian ini merupakan true eksperimental dengan menggunakan tikus (Rattus
norvegicus) wistar bunting model preeklampsia. Sampel sebanyak 20 ekor yang dibagi
masing masing menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif (tikus bunting normal),
kelompok kontrol positif (tikus bunting model preeklampsia), perlakuan 1 (tikus bunting
model preeklampsia + pravastatin dosis 2 mg), perlakuan 2 (tikus bunting model
preeklampsia + pravastatin dosis 4 mg) dan perlakuan 3 (tikus bunting model
preeklampsia + pravastatin dosis 8 mg).
Hasil pada penelitian ini didapatkan bahwa pemberian pravastatin dalam
berbagai dosis berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar HIF-1α pada
tikus wistar bunting model preeklampsia (p value=0,000<α). Terlihat adanya penurunan
kadar HIF-1α seiring bertambahnya dosis pravastatin yang diberikan. Pemberian
pravastatin dalam berbagai juga memiliki pengaruh yang bermakna dalam menaikkan
kadar TGF-β (p value=0,003<α). Ada korelasi yang kuat dan berlawanan antara kadar
HIF-1α dan kadar TGF-β (p value<α).
Ketidakseimbangan oksidatif dan disregulasi dari pensinyalan Hypoxia Inducible
Factor-1α (HIF-1α) dan Transforming Growth Factor-β (TGF-β) terbukti telah terlibat
dalam patogenesis preeklampsia. L-NAME diketahui bekerja menghambat sintesis NOix
dengan menghambat aktifitas enzim Heme Oxygenase-1 (HMOx-1) sehingga
menimbulkan gangguan pensinyalan pada NO. Sedangkan pravastatin bekerja
menghambat jalur sintesis kolesterol 3-hidroksi-3-metilglutaril-koenzim A (HMG-CoA)
reductase sehingga enzim Heme Oxygenase-1 (HMOx-1) tidak terhambat. HMOx-1
diketahui berperan dalam katabolisme karbon monoksida (CO) dan mengaktivasi eNOS
untuk memproduksi NO. CO sebagai vasodilator kuat dapat membantu menjaga
keseimbangan angiogenik dengan menekan ekspresi faktor antiangiogenik Ada derajat
tinggi crosstalk (hubungan timbal balik) antara pensinyalan HIF-1 dan NO. Banyak
respons seluler terhadap NO dimediasi oleh HIF-1α dan juga sebaliknya. Semakin besar
dosis paravastatin yang diberikan, maka level serum HIF-1α semakin rendah. Selain
itu,pensinyalan molekul TGF-β berkaitan dengan nitrit oksida pada sindroma
preeklampsia. Semakin besar dosis paravastatin yang diberikan, maka level serum TGF-
β semakin meningkat sehingga fungsi pro angiogenik dari TGF-β dapat bekerja
maksimal. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pravastatin mampu memperbaiki
disfungsi endotel yang disebabkan oleh pemberian L-NAME