2 research outputs found

    Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Edamame Beku Menggunakan Metode Six Sigma dan Human Error Assessment and Reduction Technique (Studi Kasus PT Mitratani Dua Tujuh, Jember)

    No full text
    Salah satu eksportir edamame yaitu PT Mitratani Dua Tujuh. Jumlah ekspor edamame beku tahun 2021 mencapai 8100 ton dengan kapasitas produksi 10-25 ton/hari. Selama proses produksi ditemui penyimpangan melebihi batas toleransi > 5%. Tujuan penelitian untuk meminimalisir penyimpangan dan mengetahui faktor penyebab, menilai human error probability, serta memberikan rekomendasi perbaikan. Penelitian menggunakan metode six sigma dan human error assessment and reduction technique (HEART). Peneliti mengunakan data rerata penyimpangan edamame beku Maret 2022 sebanyak 9000 gr. Penelitian melibatkan responden kepala produksi, kepala quality control, dan pengawas grading. PT Mitratani Dua Tujuh memiliki kemampuan proses grading sebesar 99,96% dengan defect per million opportunity (DPMO) 39.889 dan tingkat sigma 3,83 sesuai standar industri Indonesia. Faktor penyimpangan yaitu material, manusia, mesin, metode dan lingkungan. Manusia sebagai faktor utama penyebab penyimpangan dengan HEP terbesar tugas memilah edamame sebesar 0,588. Kondisi yang mempengaruhi kesalahan dalam tugas Rekomendasi perbaikan yaitu perusahaan perlu memberikan penyuluhan tentang kedisiplinan dan tanggungjawab kerja. Memberikan edukasi postur tubuh angkat beban dan cara meregangkan otot dengan memasang poster. Meningkatkan pengawasan proses produksi khususnya grading dan pendampingan serta pelatihan khusus karyawan baru proses grading dan sortasi akhir

    Penilaian Kinerja Tenaga Kerja Produksi Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process dan Multi-Objective Optimization on The Basic of Ratio Analysis (Studi Kasus Di PT Candi Jaya Amerta, Sidoarjo)

    No full text
    PT Candi Jaya Amerta adalah produsen dan eksportir kerupuk di Sidoarjo, Jawa Timur dengan variasi produk seperti kerupuk udang, kerupuk sayur, kerupuk singkong, dan kerupuk buah. Selama ini dalam melakukan penilaian kinerja tenaga kerja langsung bagian produksi, PT. Candi Jaya Amerta menggunakan sistem berdasarkan perilaku (behavior appraisal system) dengan cara checklist attitude dengan perilaku yang jadi fokus penilaian yaitu presensi kehadiran dan ketepatan waktu kehadiran dalam bekerja. Namun yang dilakukan PT Candi Jaya Amerta ini belum memenuhi sistem penilaian perilaku (behavior appraisal system) yang semestinya, karena kelengkapan objektifitas belum tercakup lengkap (tidak komprehensif) seperti karakter, perilaku, inisiatif, tanggung jawab, kualitas pekerjaan, kuantitas hasil dan kerjasama tim, menyebabkan penurunan profesionalitas terhadap individu. Tujuan penelitian untuk memberikan usulan kepada PT Candi Jaya Amerta terkait penilaian kinerja menggunakan metode AHP dan MOORA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Multi-Objective Optimization on The Basic of Ratio Analysis (MOORA). Metode AHP untuk menghasilkan nilai bobot kriteria penilaian kinerja tenaga kerja. Metode MOORA menentukan perangkingan penilaian kinerja. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 15% yaitu 15 tenaga kerja langsung bagian produksi dengan jumlah populasi diatas 100. Berdasarkan metode AHP, krieria yang memiliki bobot tertinggi adalah tanggung jawab yaitu 0.32. dan sub kriteria tertinggi adalah orientasi kepada keberhasilan dengan nilai bobot 0.1568. Hasil perangkingan MOORA, nilai tertinggi yaitu tenaga kerja DC dan nilai terendah yaitu tenaga kerja SA dan SP. Tenaga kerja DC karyawan yang menempati rangking tertinggi dengan nilai melebihi harapan (baik) pada 8 sub kriteria dari 15 sub kriteria, diusulkan untuk mendapatkan reward dari perusahaan. Tenaga kerja SA dan SP merupakan karyawan yang menempati rangking terakhir dengan nilai melebihi harapan (baik) pada 3 sub kriteria dari 15 sub kriteria, diusulkan untuk mendapatkan masukan dan nasihat dari perusahaan agar dapat memperbaiki kinerjanya. Usulan perusahaan melakukan penilaian kinerja menggunakan metode AHP dan MOORA karena memiliki kelengkapan objektifitas dalam menilai kinerja. Sebelum merealisasikan penilaian, perusahaan perlu memberikan sosialisasi untuk memberi pemahaman atas semua kriteria yang akan dinilai dalam penilaian kinerja. Harapannya agar tenaga kerja dapat mempersiapkan diri dalam menjalankan proses penilaian kinerja dan penilaian yang dilakukan perusahaan lebih transparan. Tenaga kerja yang memiliki nilai tertinggi dalam penilaian kinerja diusulkan untuk mendapatkan reward dari perusahaan atas apa yang dikerjakan untuk perusahaan
    corecore