43 research outputs found
Rancang Bangun dan Pengujian Implemen Kepras Tebu (Saccharum Officinarum L.) Tipe Rotari dengan Menggunakan Traktor Tangan
Tebu (Saccharum Officinarum L.) adalah tanaman jenis
rumput - rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula dan
vetsin. Umur tanaman tebu sejak ditanam hingga dipanen kurang
lebih 1 tahun. Setelah dipanen, tebu memiliki kemampuan untuk
memproduksi tunas-tunas baru yang dihasilkan dari tunggul
dalam tanah. Menurut Oktavia (2015), menyebutkan bahwa
tanaman tebu dapat tumbuh di lahan basah maupun kering.
Tanah yang tidak terlalu kering dan basah adalah kondisi tanah
yang baik untuk pertumbuhan tebu. Oleh karena itu irigasi dan
drainase harus diperhatikan. Tebu dapat tumbuh dengan baik
pada ketinggian 0 - 1400 mdpl dengan berbagai macam tanah
seperti alluvial, grumusol, latosol, dan regusol. Tebu paling ideal
berada pada ketinggian <500 mdpl. Dalam penelitian yang
dilakukan Gantina (2011), budidaya tanaman tebu terbagi
menjadi beberapa kegiatan, salah satunya adalah proses
penanaman. Ada dua cara dalam penanaman tebu yaitu dengan
cara bongkar ratoon maupun dengan cara kepras.
Pengeprasan tebu adalah kegiatan pemotongan sisa-sisa
tebangan yang masih tinggi dengan tujuan untuk memacu
tumbuhnya tunas keprasan dari dongkelan dibagian bawah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang, membuat dan
menguji imlemen kepras tebu tiper rotari dengan menggunakan
traktor tangan. Terdapat dua tahap pada penelitian ini yaitu tahap
perancangan & pembuatan implemen, dan tahap pengujianx
implemen. Dalam tahap perancangan dan pembuatan, mulai dari
pemilihan bentuk, perhitungan dimensi, dan bahan yang akan
digunakan untuk pembuatan implemen. Tahap kedua adalah
pengujian implemen kepras tebu tipe rotari. Pada tahap ini akan
diuji kecepatan kecepatan maju pengeprasan, kecepatan putar
pemotongan, dan pengamatan hasil keprasan dengan
melakukan: a) pengukuran jumlah persentase tunggul yang utuh,
tunggul yang pecah dan tunggul yang terbongkar b) pengamatan
jumlah tunas yang tumbuh, setelah 2 minggu pengeprasan.
Implemen kepras tebu ini bekerja pada kedalaman
pengeprasan berkisar antara 2,64 – 11,8 cm dengan rata-rata 6,5
cm. Kecepatan putar pisau pemotong yang digunakan untuk
melakukan pengeprasan sebesar kisaran 300 rpm. Bentuk
guludan yang dihasilkan dari pengeprasan menggunakan
implemen kepras memiliki bentuk keprasan rata. Pengeprasan
menggunakan implemen kepras menghasilkan tunggul tebu yang
pecah lebih banyak daripada tunggul yang utuh. Rata-rata hasil
keprasan tunggul yang utuh sebesar 42,3%, tunggul yang pecah
47,3% dan tunggul yang terbongkar sebesar 10,4%. Pengamatan
tunas yang tumbuh pada guludan yang menggunakan implemen
kepras lebih banyak dibandingkan dengan guludan yang
menggunakan cangkul. Tunas yang tumbuh pada guludan 1, 2,
dan 3 yang menggunakan implemen kepras sebanyak 259, 236,
dan 252 dengan rata-rata 249. Sedangkan pada guludan 4 yang
menggunakan cangkul sebanyak 191 tuna
Pengaruh Perendaman dalam Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) dan Natrium Klorida (NaCl) pada Variasi Konsentrasi terhadap Sifat Mekanik Cangkang Kemiri (Aleurites moluccana Willd).
Luasnya lahan perkebunan kemiri di Indonesia akan
diiringi dengan meningkatkan produktivitas kemiri. Namun
dengan besarnya tingkat produktivitas kemiri tersebut tidak
dibarengi dengan berkembangnya metode pemecahan kemiri.
Petani cenderung memilih menggunakan metode sederhana
dalam pemecahan biji kemiri dengan memukulkan kemiri pada
batu dengan bantuan pegangan rotan. Hal ini akan
meningkatkan persentase kemiri yang hancur atau tidak utuh.
Biji kemiri dikategorikan sebagai buah batu karena memiliki kulit
keras dan berlekuk dan memiliki kulit yang menyerupai
tempurung. Tempurung kemiri memiliki tebal sekitar 3-5 mm,
berwarna coklat atau kehitaman. Buah kemiri secara
keseluruhan memiliki bagian kulit luar, daging buah, lapisan
kayu, kulit biji (tempurung), dan daging biji.
Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap
(RAL) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah
perendaman dengan NaOH (N1) dan perendaman dengan NaCl
(N2). Faktor yang kedua adalah yang terdiri dari 4 variasi
konsentrasi yaitu K1= 4%, K2= 5%, K3= 6% dan K4= 7%.
Dalam percobaan ini perlakuan dibandingkan dengan kontrol.
Secara keseluruhan kombinasi perlakuan diatas masing-masing
diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan analisis ragam yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara taraf
perlakuan.
Perendaman dengan menggunakan NaOH dan NaCl
berpengaruh sangat nyata terhadap kekuatan tekan. Bahan
perendam terbaik yaitu NaOH karena memiliki tingkat keutuhan
kemiri yang lebih baik. Variasi konsentrasi berpengaruh sangat
nyata terhadap kelengketan dan energi potensial. Konsentrasi
terbaik adalah 7%. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan
maka semakin banyak persentase kemiri yang utuh
Analisa Kebutuhan Energi Proses Ekstraksi Pigmen Antosianin Kulit Buah Manggis Dan Kulit Buah Naga Merah Menggunakan Alat Non-Thermal Pigment Extractor
Perusahaan makanan dan minuman di Indonesia saat ini
berkembang cukup pesat. Banyak berbagai macam produk
makanan dan minuman yang hanya mementingkan aspek
selera konsumen tanpa memperdulikan aspek kesehatan.
Penggunaan pewarna sintetis ini dipilih karena harganya jauh
lebih murah serta memiliki tingkat stabilitas yang baik. Untuk
menggantikan pewarna sintetis digunakan pewarna alami salah
satunya dengan memanfaatkan limbah dari kulit buah naga dan
kulit buah manggis. Kulit buah manggis dan naga berpotensi
sebagai pewarna makanan karena mempunyai pigmen
antosianin warna merah yang dapat memberikan warna pada
makanan. Sehingga di perlukan teknologi untuk menggantikan
ekstraksi konvensional dengan energi yang lebih rendah
bernama NORMEX (Non-thermal Pigment Extractor) berbasis
HEP (Hyper Electric Pulse). Teknologi HEP merupakan
teknologi aplikasi denyut pendek berulang medan listrik melalui
xbahan yang diletakkan diantara dua elektroda. Besar kuat
medan listrik non-thermal HEP yang digunakan untuk ektraksi
pigmen antosianin adalah 1,3 – 6,45 kV/cm selama 30 detik.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kebutuhan
energi selama proses ekstraksi pigmen antosianin kulit buah
manggis dan kulit buah naga. Metode pelaksanaan penelitian
ini yaitu studi literatur, pendesainan alat NORMEX,
perancangan alat NORMEX, pengujian tegangan keluaran dan
frekuensi, aplikasi NORMEX menggunakan kulit buah manggis
dan kulit buah naga, pengujian total antosianin dan aktivitas
antioksidan, serta analisis data. Pada penelitian ini tegangan
input sebesar 1,2 Volt di dapatkan energi masukan spesifik
sebesar 696,384 kj/L. sedangkan pada kapasitas maksimum
NORMEX dengan tegangan input sebesar 10 Volt diperlukan
energi masukan spesifik sebesar 4113,1584 kj/L. Besar energi
yang optimal pada proses ekstraksi kulit buah manggis dan
buah naga menggunakan alat NORMEX sebesar 3144,96 kJ/
Uji Peformasi Sistem Deteksi Cepat Kontaminan Minyak Babi (Lard) Pada Minyak Kelapa Sawit Non-Kontak Menggunakan Micro Spektrometer (Photonic Sensor) Dan Analisis Kemometrik
Bagi Negara dengan penduduk Muslim tebesar di ASIA, telah sepatutnya
Indonesia menjaga produk pangan tetap pada kaidah Halal. Kaidah makanan
Halal sendiri dikenal oleh penduduk Muslim sebagai makanan yang tidak
mengandung zat yang dilarang, salah satu contohnya babi dan segala turunanya.
Minyak babi sebagai salah satu contoh produk non-halal yang biasanya masih
sering dipakai oleh pedagang “curang” sebagai campuran masakan. Hal ini
merupakan masalah yang serius bagi penduduk Muslim, terlebih lagi metode
deteksi minyak babi saat ini hanya bersandar pada hasil tes DNA dengan
Polymerase Chain Reaction (PCR) di laboratorium. Sedangkan metode deteksi
tersebut merupakan cara yang membutuhkan waktu lama, serta biaya yang tidak
murah. Masih ada beberapa macam deteksi minyak babi dengan kelemahan yang
sama seperti Electrical Impedance Spectroscopy (EIS) yang mendeteksi minyak
babi dari tingkat resistansi terhadap listrik. Dari permasalahan diatas, maka
diperlukan metode keamanan pangan yang dapat mendeteksi secara lapang,
cepat, dan biaya murah. Sistem Deteksi Cepat menggunakan sensor photonic
(C12280MA) yang memiliki ukuran mini, Sistem Deteksi Cepat akan dipadukan
dengan microcontroller yang terintergrasi dengan Bluetooth. Sistem ini sendiri
memiliki prinsip kerja yang sama dengan spektrofotometri UV/Vis. Dalam
penelitian ini digunakan sampel minyak babi ekstrak dan instan, serta minyak
kelapa sawit merk X dan Y. Pencampuran minyak babi terhadap minyak kelapa
sawit akan dibagi menjadi beberapa konsentrasi yaitu 0%, 20%, 40%, 60%, 80%
dan 100%. Deteksi konsentrasi minyak babi akan dilakukan menggunakan Sistem
Deteksi Cepat (sensor photonic C12880MA) dalam 3 jarak penembakan (0,2 cm,
0,6 cm, dan 0,8 cm) dan spektrofotometri UV/Vis (bench-top) sebagai validator.
Setiap konsentrasi akan dilakukan sebanyak 10 kali pengulangan. Data yang telah
diperoleh dari Sistem Deteksi Cepat dan spektrofotometri UV/Vis (bench-top) akan
dikembangan menggunakan analisis kemometrik, yaitu Principal Component
Analysis (PCA) dan Partial Least Square (PLS) dengan aplikasi Unscramble
X.10.4. Hasil pengukuran spektrum menggunakan spektrofotometri UV/Vis
(bench-top) pada minyak kelapa sawit dan minyak babi menunjukan perbedaan.
Sedangkan pada Sistem Deteksi Cepat terbedakan secara samar. Hal ini didukung
dengan hasil PCA spektrofotometri UV/Vis (bench-top) yang dapat membedakan
semua tingkat konsentrasi dan untuk hasil PCA Sistem Deteksi Cepat hanya
mampu membedakan tingkat konsentrasi 100% dan 0%. Analisis PLS menunjukan
model prediksi yang baik dan akurat untuk pengambilan data dengan
spektrofotometri UV/Vis (bench-top) dengan hasil terbaik pada sampel POLEA
menggunakan Full Spektrum, memiliki nilai R2 kalibrasi sebesar 0,993; R2 validasi
sebesar 0,933; SEC sebesar 3,297; SEP sebesar 3,488; dan RPD sebesar 11,915
Dilain sisi Sistem Deteksi Cepat menunjukan model prediksi yang kurang baik dan
tidak stabil, dengan nilai R2 kalibrasi sebesar 0,785; R2 validasi sebesar 0,772;
SEC sebesar 19,104; SEP sebesar 20,314; dan RPD sebesar 1,823, dengan jarak
0,2 cm pada sampel POLIB menggunakan full spektru
Uji Kinerja Mesin Chopper Dengan Pisau Berbahan Baku Spring Steel Untuk Komoditi Rumput Gajah Dan Daun Tebu
Produksi makanan terutama sumber protein lemak hewani sangat dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan makanan masyarakat Indonesia. Salah satunya dipenuhi oleh daging hewani. Untuk meningkatkan pakan ternak maka pakan ternak dibudidayakan dengan memanfaatkan rerumputan atau hijauan pakan ternak yang dapat dijadikan menjadi sumber utama pakan ternak salah satunya tanaman rumput gajah dan tebu yang dimanfaatkan bagian daunnya sebagai sumber pakan ternak. Dalam memenuhi pakan ternak agar dimakan semua oleh hewan ternak dibutuhkan proses pencacahan hijauan pakan ternak dengan menggunakan mesin chopper. Namun karena kualitas bahan baku rendah maka akan mempengaruhi kapasitas kerja yang didapat. Sehingga perlu ditingkatkan salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas pisau dengan menggunakan bahan yang kuat, tidak mudah tumpul, dan murah. Pada mata pisau mesin pencacah pada umumnya hanya memiliki satu bagian sayatan sehingga mata pisau tidak dapat digunakan lebih lama jika tanpa perawatan yang baik pada mata pisau. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan memodifikasi mata pisau mesin pencacah dengan bahan baku yang lebih berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas kerja mesin chopper dengan menggunakan pisau buatan pabrik dan pisau modifikasi serta menganalisis perbandingan kualitas pisau buatan pabrik dan pisau modifikasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2022 di Desa Karangwidoro, Kec. Dau, Kab. Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, dengan melakukan perhitungan terhadap parameter yang ditentukan. Adapun hasil penelitian yaitu kapasitas kerja pada mesin chopper dengan menggunakan pisau lama buatan pabrik pada bahan rumput gajah dan daun tebu setiap hari akan mengalami penurunan dan konsumsi bahan bakar akan mengalami peningkatan setiap harinya. Sedangkan pada pengujian mesin chopper dengan menggunakan pisau modifikasi berbahan baku spring steel kapasitas kerja dan konsumsi nya stabil serta pisau modifikasi berbahan baku spring steel memiliki ketahanan dan kualitas yang lebih baik disbanding dengan pisau lama buatan pabrik
Rancang Bangun Remote Control (RC) Boat Penyiram Bawang Merah (Alium ascalonicum L.)
Bawang merah merupakan bahan pokok yang diminati masyarakat Tulungagung,
Jawa Timur. Pada proses budidaya bawang merah petani masih menggunakan
penyiraman tradisional, yaitu menggunakan kaleng bekas cat. Air yang digunakan untuk
menyiram diperoleh dari sumur bor pada daerah tersebut. Kemudian air dihisap ke atas
menggunakan mesin diesel yang digunakan untuk menggenangi lahan sawah yang
kemudian dari lahan yang sudah digenangi air disiramkan ke tanaman bawang merah.
Penyiraman dilakukan pada pagi (08.00 WIB) dan sore (15.00 WIB). Penyiraman
menggunakan metode tradisional memiliki dampak terhadap petani yaitu nyeri punggung,
cepat lelah serta menyebabkan pertumbuhan kutu air pada kaki petani. Alat yang dibuat
pada petani bawang merah di daerah Nganjuk menggunakan mesin diesel serta alat ini
pun masih didorong yang menyebabkan petani masih masuk ke dalam lahan
persawahan. Dengan alat tersebut petani akan lebih cepat lelah karena mendorong alat
yang berukuran besar dan panjang, sehingga kurang cocok bila diaplikasikan pada
daerah Kalidawir yang jarak guludannya cenderung lebih sempit. Selain itu, sudah dibuat
alat penyiram bawang merah menggunakan panel surya menggunakan remote control
atau sistem kendali jarak jauh. Dengan alat ini pun, penyiraman kurang optimal
dikarenakan masih bergantung pada cuaca yang tidak menentu. Pada penelitian ini
diperlukan pengukuran lebar guludan pada daerah Kalidawir yang bertujuan untuk
mengetahui sudut belok. Kemudian dari hasil pengukuran dibuat body kapal yang terbuat
dari bahan pipa PVC. Karena dengan bahan ini diperkirakan kapal memiliki daya angkat
yang tinggi. Setelah itu, menimbang masing-masing dari massa benda yang berada
dikapal. Sebagai contoh: pompa air, elektro kapal, batang penyiram sprayer dan lain-lain.
Selanjutnya proses penempatan dari masing-masing benda sehingga kapal mendongak
ketas pada bagian depan atau terdapat beban berlebih pada bagian belakang kapal. Hal
tersebut bertujuan agar kapal mudah bergerak saat kondisi berjalan. Berdasarkan hasil
pengujian RC Boat didapatkan massa total dari kapal sebesar 3950 gram dan volume
total dari kapal sebesar 10.527.435,31 mm3. Pada penelitian yang dilakukan yaitu pada
kondisi pompa diam dan pompa bekerja. Pada pompa diam didapatkan nilai luas
penampang, volume bagian yang tercelup, gaya angkat, massa jenis kapal secara
berturut-turut yaitu 217.267,44 mm2; 5.171.835,85 mm3; 39,67775 N; dan 503,55 kg/m3.
Sedangkan pada pompa bekerja didapatkan nilai luas penampang, volume bagian yang
tercelup, gaya angkat, massa jenis kapal secara berturut-turut yaitu 0,22266872 mm2;
5.987.513,27 mm3; 52,234 N; dan 582,97 kg/m3
Pengaruh Ketinggian Air Pada Sistem Hidroponik Metode Dft (Deep Flow Technique) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada Daun (Lactuca Sativa)
Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian yang memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih terkontrol. Pengembangan teknologi serta kombinasi sistem hidroponik dengan membran mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih efisien (minimalis system) dibandingkan dengan kultur tanah terutama pada tanaman berumur pendek. Sistem hidroponik dapat dengan mudah diterapkan di halaman rumah, dinding luar rumah maupun atap rumah sebagai lahan pertanian. Namun dalam kenyataannya sistem hidroponik memerlukan penelitian lebih mendalam agar dapat bertani lebih efektif dan efisien. Salah satunya adalah ketinggian air pada sistem hidroponik metode DFT (Deep Flow Technique). Sehingga dilakukan penelitian pada tanaman selada daun untuk mengetahui pertumbuhan tanaman terbaik pada pemberian ketinggian air yang berbeda dan untuk mengetahui kebutuhan air terbaik pada tanaman selada daun sistem hidroponik metode DFT.
Pada penelitian ini menggunakan sistem hidroponik metode DFT (Deep Flow Technique) pada tanaman selada daun dengan tiga variasi ketinggian air yaitu 2 cm, 3 cm dan 4 cm dengan paralon berukuran 4 inchi. Didapatkan hasil pertumbuhan tanaman selada daun terbaik pada ketinggian air 4 cm dengan rata-rata berat basah sebesar 93,087 gram dan rata-rata jumlah daun 14,125. kebutuhan air terbanyak pada ketinggian air 4 cm dengan rata-rata per hari 856,4 ml/hari
Memanfaatkan Udara Buang Kondensor Dari AC Untuk Mengeringkan Umbi Kunyit
Dalam usaha meningkatkan ketahanan pangan Indonesia
salah satu diantaranya menyelamatkan produk hasil pertanian.
Usaha pengeringan sudah dilaksanakan oleh para petani baik
secara tradisional maupun penerapan teknologi tepat guna.
Kunyit merupakan jenis tanaman rimpang curcuma domestica
val, kunyit merupakan jenis rumput-rumputan yang memiliki
tinggi kisaran kurang lebih satu meter. Sitem air conditioner
(AC) merupakan suatu alat yang mampu mengkondisikan
udara. Dengan fungsi untuk mendinginkan atau menurunkan
temperature pada suhu ruangan. Kondesor pada sistem AC
mengeluarkan suhu panas, hal tersebut dapat dimanfaatkan
untuk media pengeringan.
Setelah melakukan perancangan mesin penggering yang
memanfaatkan udara panas dari kondensor pada AC yang
mampu mengeluarkan energi panas sebesar 0,0165 m3/s.
Hubungan suhu dengan kelembapan tersebut adalah semakin
lama proses pengeringan maka kelembapan akan mengalami
penurunan. Hal tersebut berlaku pada hubungan antara
temperature dengan masa yaitu semakin lama proses
pengeringan maka bobot pada masa akan mengalami
penyusuta
Rancang Bangun Mesin Biopelet Berpengaduk Tipe Horizontal untuk Bagasse Tebu (Saccharum officinarum Linn)
Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Energi
dimanfaatkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu energi
yang banyak digunakan oleh manusia adalah energi yang berasal dari bahan
bakar fosil. Bahan bakar fosil masih menjadi sumber energi utama yang
digunakan manusia karena cara mendapatkannya yang lebih mudah, tampa
memerlukan proses yang panjang, dan nilai kalor yang sangat tinggi jika
dibandingkan dengan bahan bakar biomassa. Namun seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan energi terus meningkat.
Beberapa negara terus berupaya untuk menciptakan energi terbarukan salah
satunya adalah bahan bakar biomassa. Untuk mendapatkan nilai kalor yang lebih
tinggi dari bahan bakar biomassa adalah mencampurnya dengan bahan lain
yang memiliki nilai kalor yang lebih tinggi atau dengan memberikan tekanan pada
bahan tersebut. Salah satu aplikasi pemberian tekanan pada biomassa untuk
bahan bakar terbarukan adalah pembuatan biopelet atau biobriket.
Pembuatan biopelet pada penelitian ini menggunakan mesin biopelet
berpengaduk tipe horizontal yang dirancang dengan Software Solidwork 2015
dari Dassault Systemes. Mesin ini didesain agar proses pencacahan,
pencampuran atau pengadukan, pengepresan menjadi satu dan mampu
dijalankan oleh satu operator. Dengan adanya mesin ini diharapkan mampu
menambah jumlah dan kapasitas produksi dari biopelet sehingga mampu
menggantikan peran dari bahan bakar fosil. Pada akhir penelitian ini akan
diketahui kinerja dari mesin biopelet dengan pengaduk tipe horizontal meliputi
daya motor, diameter pulley, spesifikasi v-belt, daya chopper, daya pengaduk,
daya screw extruder, kapasitas pengaduk, dan % kerusakan hasil
Pengaruh Konsentrasi Oksigen Pada Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi (Modified Atmosphere Storage) Buah Naga (Hylocereus costaricensis)
Buah naga merupakan salah satu jenis tanaman buah
yang memiliki daya tarikt ersendiri dimana buah tersebut
memiliki rasa yang khas yaitu kombinasi unik antara manis dan
asam menyegarkan. Pada saat musim panen, buah naga akan
mengalami kenaikan yang sangat signifikan, banyak buah naga
yang menumpuk dan dibiarkan di udara terbuka. Sehingga,
perlu dilakukan upaya untuk menghambat atau menunda
kematangan dan kerusakan agar tidak menurunkan kualitasnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1). Mengetahui pengaruh
konsetrasi oksigen terhadap perubahan karakteristik buah naga,
2). Menganalisis pengaruh konsentrasi O2 terhadap lama
simpan buah naga pada penyimpanan atmosfer termodifikasi.
Rancangan penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor.
Faktor pertama adalah konsentrasi gas oksigen (K) yang terdiri
dari tiga taraf yaitu : K1 = 4% O2, K2 = 7% O2, K3 = 10% O2 dan
factor kedua adalah suhu penyimpanan (T) yang terdiri dari dua
taraf yaitu : T1 = 10OC, T2 = 15oC.
Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi O2
dalam penyimpanan atmosfer termodifikasi berpengaruh
terhadap lajurespirasi buah dan lama simpanbuah tersebut.
Pada hasil laju respirasi oksigen buah naga pada suhu 10o C
dengan perlakuan 10% O2 merupakan perlakuan terbaik dengan
hasil 6,43 ml/kg.jam dan 5.30 ml/kg.jam untuk CO2 pada
perlakuan 10% O2 dengan suhu 15o C, hasil tekstur 1.66 kg/cm2
pada perlakuan 10% O2 dengan suhu 10o C, hasil susut bobot
0.95% pada perlakuan 4% O2 dengan suhu 10o C, hasil kadar
air 73.93% pada perlakuan 4% O2 dengan suhu 10o C, 8.03
viii
oBrix untuk total padatan terlarut dan perlakuan terbaik warna
yaitu pada 4% O2 dengan suhu 15o