3 research outputs found
Sekar Jagat Bali
Dipilihnya judul Sekar Jagat Bali didasarkan atas satu pertimbangan bahwa mereka, para seniman dan budayawan, yang ditampilkan dalam buku ini adalah putra-putri terbaik Pulau Dewata, orang-orang pilihan yang telah banyak berkiprah di bidang seni dan budaya, dan yang ketokohannya perlu dijadikan panutan dan tauladan Seperti halnya pragina (aktor-penari) mereka-mereka ini adalah orang-orang pilihan yang patut diposisikan sebagai kernbang-kembang atau sekar yang telah mengharumkan nama Pulau Bali, Kiprah mereka di masyarakat memang pantas ditauladani dan diapresiasi oleh kita semua. Dengan semangat ngayah (pengabdian yang tulus) yang didorong oleh rasa jengah (semangat kompetisi) yang tinggi, sesuai swadharma (bidang dan kewajiban) dan swagina (profesi) masing-masing, mereka telah berjuang keras dan memberikan yang terbaik untuk seni dan budaya Bali sehingga berhasil mencapai tingkat kehidupan dan kemasyuran seperti sekarang in
FRAGMEN TANTRI WARUNA
Bahari memiliki tiga makna yang berbeda, pertama berarti “dahulu kala”, yang kedua
“elok atau indah” dan ketiga “laut atau kelautan”. Bahari juga memiliki sinonim “maritim,
kelautan” (arkais, baheula, konservatif, kuno), namun Bahari lebih cenderung dipahami
“wisata laut”. Wisata bahari merupakan salah satu wisata unggulan yang dimiliki Indonesia.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia memiliki 20,87 Juta Ha
kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Garis pantai Indonesia
membentang 99.093 km dengan luas laut 3,257Juta km². Kekayaan maritim ini membuat
wisata bahari di Indonesia tidak diragukan lagi keindahan dan keunikannya. Wisata bahari
Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ada banyak yang bisa dieksplor dalam
wisata bahari Indonesia
DEENG PAMARISUDA KALANGAN
Deeng Pamarisuda Kalangan merupakan istilah dalam Bahasa Bali, yakni dari kata
deeng yang berarti prosesi ritual, pamarisuda yang berarti pembersihan, dan kalangan yang
berarti arena/panggung. Sehingga Deeng Pamarisuda Kalangan dapat diartikan sebagai
sebuah ritual pembersihan areal pementasan, dengan harapan agar pementasan yang
dilakukan berjalan dengan lancar. Prosesi ritual ini dibalut dengan kemasan pertunjukan
tanpa mengurangi makna dan kesakralan dari prosesi itu sendiri, dengan pengolahan beberapa
unsur yakni suara gamelan, genta, kidung, tarian rerejangan (dengan membawa pasepan,
bija, dan arak tabuh), tedung, serta banten dan gebogan bunga sebagai sarana upakara