2 research outputs found
Pengaruh Waktu Maserasi Terhadap Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Indonesia merupakan negara potensial untuk penemuan obat herbal dan senyawa
obat untuk mengatasi masalah kesehatan. Salah satu tanaman obat yang sering
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah tanaman kelor (Moringa oleifera)
yang mengandung senyawa aktif flavonoid yaitu kuersetin. Proses ekstraksi maserasi
dilakukan untuk menarik kuersetin dengan optimal. Untuk mengetahui keefektifan
metode ekstraksi yang digunakan, dilakukan penetapan kadar kuesetin menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil penetapan kadar kuersetin pada ekstrak etanol 70% daun kelor yang
diekstraksi dengan metode maserasi selama 24, 48, dan 72 jam. Kondisi HPLC yang
digunakan adalah fase gerak metanol : asam fosfat 0,1% dengan perbandingan 60:40,
laju alir 1 mL/menit, suhu kolom 30°C, volume injeksi sampel 20 μL dan waktu running
10 menit. Parameter validasi metode yang dilakukan adalah selektivitas (λmaks
standar dan sampel 371 nm; waktu retensi standar dan sampel ±4,2 menit; resolusi
sampel ± 2,5), linieritas (y= 80880x - 2918; r=0,9991), LOD (0,009193 ppm), LOQ
(0,0306435 ppm), akurasi (98,20%-101,82%), dan presisi (0,38%-1,49%). Kadar
kuersetin ekstrak etanol 70% daun kelor pada metode maserasi dengan waktu 24,
48, dan 72 jam secara berturut-turut adalah 0,163 ± 0,0032%; 0,095 ± 0,0011%; dan
0,121 ± 0,0027% (%b/b). Data hasil uji dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA
didapatkan hasil (p < 0,05) dan uji post hoc Tukey didapatkan nilai (p < 0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara waktu
maserasi 24, 48, dan 72 jam dan didapatkan waktu yang paling optimal untuk
maserasi adalah 24 jam
Pengaruh Waktu Maserasi Terhadap Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Indonesia merupakan negara potensial untuk penemuan obat herbal dan senyawa
obat untuk mengatasi masalah kesehatan. Salah satu tanaman obat yang sering
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah tanaman kelor (Moringa oleifera)
yang mengandung senyawa aktif flavonoid yaitu kuersetin. Proses ekstraksi maserasi
dilakukan untuk menarik kuersetin dengan optimal. Untuk mengetahui keefektifan
metode ekstraksi yang digunakan, dilakukan penetapan kadar kuesetin menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil penetapan kadar kuersetin pada ekstrak etanol 70% daun kelor yang
diekstraksi dengan metode maserasi selama 24, 48, dan 72 jam. Kondisi HPLC yang
digunakan adalah fase gerak metanol : asam fosfat 0,1% dengan perbandingan 60:40,
laju alir 1 mL/menit, suhu kolom 30°C, volume injeksi sampel 20 μL dan waktu running
10 menit. Parameter validasi metode yang dilakukan adalah selektivitas (λmaks
standar dan sampel 371 nm; waktu retensi standar dan sampel ±4,2 menit; resolusi
sampel ± 2,5), linieritas (y= 80880x - 2918; r=0,9991), LOD (0,009193 ppm), LOQ
(0,0306435 ppm), akurasi (98,20%-101,82%), dan presisi (0,38%-1,49%). Kadar
kuersetin ekstrak etanol 70% daun kelor pada metode maserasi dengan waktu 24,
48, dan 72 jam secara berturut-turut adalah 0,163 ± 0,0032%; 0,095 ± 0,0011%; dan
0,121 ± 0,0027% (%b/b). Data hasil uji dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA
didapatkan hasil (p < 0,05) dan uji post hoc Tukey didapatkan nilai (p < 0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara waktu
maserasi 24, 48, dan 72 jam dan didapatkan waktu yang paling optimal untuk
maserasi adalah 24 ja