6 research outputs found

    EVALUASI KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DENGAN METODE GYSSENS DI RSUD KARAWANG

    Get PDF
    ABSTRAK             Peresepan antibiotik untuk pasien anak-anak paling banyak digunakan dalam terapi. Penggunaan Antibiotik untuk anak-anak harus diawasi dan dikendalikan karena penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dan tidak tepat dapat berdampak pada kegagalan efek terapi yang diharapkan dan kemungkinan dapat meyebabkan resistensi antimikroba.  Pemakaian antibiotik harus dianalisis untuk mengendalikan resistensi antibiotik.  Tujuan penelitian ini untuk menilai rasionalitas terapi antibiotik pada pasien anak. Penelitian ini merupakan analisis deskriptif retrospektif dengan pengambilan data purposive sampling. Subjek dari penelitian adalah rekam medis dari bangsal anak RSUD Karawang. Rasionalitas penggunaan antibiotik adalah penilaian melalui metode gyssens. 147 data dianalisis untuk penelitian ini terdiri dari anak laki-laki (54,40%) dan perempuan (45,60%) dengan kasus demam tifoid (53,10), diare (24,5%) dan bronkopneumonia (22,4%). Antibiotik yang digunakan sefotaksim (71,43%), amoksisilin (5,44%) dan kloramfenikol (4,76%). Penilaian antibiotik melalui metode Gyssens adalah skala IVA (93,20%), skala IIB (6,12%) dan skala IIIA (0,68%). Kata Kunci: Antibiotik, Rasionalitas, Metode Gyssens.   ABSTRACT             Antibiotics prescription for pediatric patients is most widely used in therapy. Antibiotic use for pediatric must be watched and controlled because uncontrolled and inappropriate use of antibiotic can impact on failure of expected therapeutic effect and can also cause the possibility of antimicrobial resistance. Antibiotic consumption is must analyzed for controlling the antibiotics resistance. The aim of study The aim of this study was to assess the rationality of antibiotic therapy in pediatric patients. This research is a retrospective descriptive analysis with purposive data sampling. Subject of study are medical record from pediatric ward in RSUD Karawang. Rationality used of antibiotic is asses through Gyssens method. 147 data was analyzed for this study consist of boys (54,40%) and girls (45,60%) with case of typhoid  fever (53,10), diarrhea (24,5%) and bronchopneumonia (22,4%). Antibiotic was use Cefotaxime (71,43%), Amoxicillin (5,44%), Chloramphenicol (4,76%)etc.  Assessment  antibiotic through Gyssens method are IVA scale (93,20%), IIB scale ( 6,12%) and IIIA scale (0,68%). Keyword : Antibiotic, Rationality, Gyssens Method

    ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODA ATC/DDD DI RUMAH SAKIT SWASTA KAB KARAWANG

    Get PDF
    ABSTRAK Resistensi antimikroba merupakan kejadian yang rentan terjadi pada masa ini yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak bijak. Untuk memerbaiki data resistensi terhadap mikroba diperluka suatu upaya untuk mengendalikan terjadinya resistensi antimikroba. Kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya adalah menggunakan antimikroba dengan bijak yang dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi penggunaan antimikroba kuantitatif dan kualitatif secara berkala. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap dewasa salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Karawang dengan kegiatan kajian analisis tingkat pemakaian antimikroba dengan metoda sesuai dianjurkan WHO ATC/DDD menggunakan aplikasi AMC tool. Penelitian dilakukan dengan metoda deskripsi analitis dengan purposive sampling pada 165 pasien dengan 141 () menggunakan terapi dengan antimikroba dan 24() menggunakan terapi non antimikroba. Hasil penelitian menunjukkan nilai antimicroba comsumtion index (ACI) sebesar 121, 57DDD/100 hari rawat dengan pemakaian jenis antimikroba tertinggi adalah golongan sefalosporin ceftriaxone 67,851 DDD/hari rawat, etambutol 16,23 DDD/hari rawat (13,36%) dan sefuroksim 11,89DDD/hari rawat (9,79%) Kata Kunci : resistensi antimikroba, ATC/DDD, Antibiotika, DDD/100 hari rawat, Sefalosporin ABSTRACT Antimicrobial resistance is an incident that occurred during this vulnerable, one of which was caused by Unwised use of an antimicrobial. To repair a resistance to microbial data need an effort to control the occurrence of antimicrobial resistance. Programs that can be done by using antimicrobial wisely by doing an evaluation of antimicrobial use quantitative and qualitative periodically. Research conducted in adult inpatient one private hospital in Karawang. Study of antimicrobial usage level analysis method in accordance with recommended WHO ATC/DDD using AMC application tool. Methode of research analytical description with purposive sampling on 165 patients with 141 patients using therapy with antimicrobial and 24 patient use a non therapeutic antimicrobials. The results showed the value antimicroba comsumtion index (ACI) of 121, 57DDD/bed days and ceftriaxone 67,851 DDD/bed days (55,86%), ethambutol 16,23 DDD/bed days ( 13,36%) and cefuroxime 11,89 DDD/bed days (9,79%) as the highest used antimicroba Keywords : antimicrobial resistance, ATC/DDD method, antibiotic, DDD/100 bed days, cephalosporin

    ANALISIS HUBUNGAN SIKAP DAN PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN Fe PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TIRTAMULYA

    Get PDF
    Stunting merupakan masalah gizi kronis yang bersifat antargenerasi dan disebabkan oleh multifaktorial. Hasil studi membuktikan bahwa pengaruh faktor keturunan hanya berkontribusi sebesar 15%, sementara unsur terbesar adalah terkait masalah asupan gizi, hormon pertumbuhan dan terjadinya penyakit infeksi berulang. Salah satu asupan gizi yang perlu diperhatikan ibu hamil adalah zat besi (Fe). Tujuan penelitian untuk melihat hubungan sikap dan pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan penggunaan Fe pada ibu hamil di Puskesmas Tirtamulya. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian analitik prospektif dengan pendekatan korelasi.  Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Tirtamulya yang telah diuji dengan menggunakan metode Chi-Square, terdapat hubungan yang signifikan pada Puskesmas Tirtamulya dengan nilai p-value 0,001 (pv < 0,05) artinya, tingkat sikap memiliki hubungan dengan kepatuhan penggunaan Fe pada ibu hamil dan tingkat pengetahuan memiliki hubungan dengan kepatuhan penggunaan Fe pada ibu hamil

    ANALISIS HUBUNGAN SIKAP DAN PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN Fe PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KLARI

    Get PDF
    Stunting adalah suatu proses yang berdampak pada perkembangan anak mulai dari tahap dini, yakni saat konsepsi hingga tahun ke-3 atau ke-4 kehidupan anak, dimana keadaan gizi ibu  dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan anak. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan sikap dan pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan penggunaan Fe pada ibu hamil di Puskesmas Klari. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian analitik prospektif dengan pendekatan korelasi.  Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Klari yang telah diuji dengan menggunakan metode Chi-Square, terdapat hubungan yang signifikan pada Puskesmas Klari dengan nilai p-value 0,001 (pv<0,05) artinya, tingkat sikap memiliki hubungan dengan kepatuhan penggunaan Fe pada ibu hamil dan tingkat pengetahuan memiliki hubungan dengan kepatuhan penggunaan Fe pada ibu hamil

    ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFFECTIVENES ANALYSIS) PENGGUNAAN KOMBINASI DUA OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD KARAWANG

    Get PDF
    Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia, sehingga diperlukan intervensi di berbagai tingkat fasilitas kesehatan. Adanya penggunaan antihipertensi yang berbeda pada masing-masing pasien mengakibatkan besarnya biaya obat yang dikeluarkan pasien bervariasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dua terapi kombinasi antihipertensi, efektivitas terapi dan biaya terapi di RSUD Karawang Periode Juli-Desember 2019. Metode penelitian ini adalah noneksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dengan metode analisis efektivitas biaya menggunakan perhitungan rasio  efektivitas biaya (REB) atau rasio inkremental biaya (RIEB). Kriteria inklusi pasien terdiagnosa hipertensi, usia >18 tahun, mendapatkan terapi rutin selama 3 bulan dan kriteria eksklusi adalah pasien hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat antihipertensi dua kombinasi  pada pasien hipertensi di RSUD Karawang periode Juli-Desember 2019 yang paling banyak digunakan adalah kombinasi CCB dengan ARB, dimana berdasarkan jenis obatnya yakni amlodipin dengan candesartan sebesar 26,56%. Total rata-rata biaya yang paling rendah adalah kombinasi CCB dengan ACEI sebesar Rp 83.741.33 dan yang paling besar kombinasi CCB dengan BB Rp. 183.091.42. Terapi dua kombinasi yang paling efektif adalah terapi kombinasi CCB dengan ACEI dengan presentase 75,00% dibandingkan lainya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terapi kombinasi dua obat antihipertensi yang paling cost effective pada pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Karawang Periode Juli-Desember 2019 berdasarkan nilai REB yaitu kombinasi CCB dan ACEI dengan nilai Rp. 1.116.55

    INFLUENCE OF PHARMACIST–DOCTOR COMMUNICATION ON PEDIATRIC ANTIBIOTIC PRESCRIPTIONS

    No full text
    Objectives: The purpose of the research was to describe drug-related issues and assess the effect of communication between pharmacists and physicians on decreased prescription drug-related problems in pediatric antibiotics.Methods: Intervention was carried out in the form of pharmacist discussing information-related issues about drugs with physicians prescribing antibiotics to pediatric patients. The research sample included 338 prescription sheets on pediatric outpatient use of antibiotics, and a prospective design was used. Analysis of the data was carried out in the form of a frequency distribution and bivariate analysis Wilcoxon test.Results: The results showed that drug-related problems were recorded on 62.22% of the 338 prescription sheets. The biggest problems that occurred had to do with the effectiveness of therapy (P1; 79.3%) and cost issues (P1; 20.7%). In terms of P1, drug-related problems involved excessive frequency of drug administration (80.1%), inappropriate drug dose selection (17.2%), drug interactions (9.6%), inadequate drug selection (12.2%), a subtherapeutic dose (4.1%), and excessive drug dose (0.5%). For P1, therapy cost problems were a lack of indication for the drug (84.1%) and improper drug selection (15.9%).Conclusions: The influence of pharmacist–physician communication concerning the reduction of drug-related problems for pediatric outpatient prescriptions was statistically significant (p<0.05). Ultimately, communication between pharmacists and physicians can reduce drug-related problems by 22.9%
    corecore