22 research outputs found

    Penilaian Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pasien Kanker Payudara di RSUP dr. M. Djamil Padang, Indonesia

    Get PDF
    Health related quality of life is a feeling of comfort and patient satisfaction with the function of controlling diseases including psychological, social, and physical health. Measurement of quality of life needs to be done because therapeutic interventions such as drugs potentialy to increase or decrease the quality of life. The purpose of this study to determine the effect of chemotherapy on the quality of life of breast cancer patients in Dr. M. Djamil Hospital Padang. Assessment of the quality of life of breast cancer patients was performed using an EORTC QLC-30 questionnaire. The sample of the study was breast cancer patients in surgical polyclinic of Dr. M. Djamil Hospital Padang during the period of March to May 2018 meeting the inclusion criteria. The data is rated in the range 0-100 using a linear transformation formula, then presented as a mean value. The quality of life of breast cancer patients based on the functional scale group of cognitive function domain (71,09 ± 21,05), role function (66,65 ± 26,52), physical function (61,97 ± 22,22), emotional function 60,91 ± 18,24), and social function (51,47 ± 15,24), whereas in symptom scale group from diarrhea domain (24,41 ± 23,69), constipation (26,38 ± 29,36) , dyspnea (31.35 ± 31.80), insomnia (42.24 ± 34.26), financial difficulties (48.03 ± 22.24), decreased appetite (53.00 ± 26.28), pain ( 55,41 ± 20,11), fatigue (58,59 ± 17,58), and nausea and vomiting (68,00 ± 28,82), last for general health status / QoL obtained 65,03 ± 14,83.Kualitas hidup terkait kesehatan merupakan rasa nyaman dan kepuasan pasien terhadap fungsi, pengendalian penyakit termasuk psikologis, sosial, dan kesehatan fisiknya. Pengukuran kualitas hidup perlu dilakukan karena intervensi terapi seperti obat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh kemoterapi terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penilaian kualitas hidup dilakukan menggunakan kuesioner EORTC QLC-30. Sampel penelitian adalah pasien kanker payudara di Poliklinik Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang selama bulan Maret - Mei 2018 yang memenuhi kriteria inklusi. Data ditransformasikan menjadi skor dengan rentang 0-100 menggunakan rumus transformasi linear, kemudian disajikan berupa nilai mean. Kualitas hidup pasien kanker payudara berdasarkan kelompok skala fungsional dari domain fungsi kognitif (71,09 ± 21,05), fungsi peran (66,65 ± 26,52), fungsi fisik (61,97 ± 22,22), fungsi emosional (60,91 ± 18,24), dan fungsi sosial (51,47 ± 15,24), sedangkan pada kelompok skala gejala dari domain diare (24,41 ± 23,69), konstipasi (26,38 ± 29,36), dyspnea (31,35 ± 31,80), insomnia (42,24 ± 34,26), kesulitan keuangan (48,03 ± 22,24), penurunan nafsu makan (53,00 ± 26,28), nyeri (55,41 ± 20,11), kelelahan (58,59 ± 17,58), dan mual dan muntah (68,00 ± 28,82), terakhir untuk status kesehatan umum/QoL diperoleh 65,03 ± 14,83

    THE RELATIONSHIP BETWEEN THE TIME OF USE OF ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) AND THE AMOUNT OF VIRAL LOAD IN ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME

    Get PDF
    Objective: Human Immunodeficiency Virus (HIV) that causes acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) remains a health problem in the world, including in Indonesia, with increasing residents of people living with HIV/AIDS every year. Viral load measurement is a better predictor than clinical or immunological measures to evaluate the success or failure of ART. This study aimed to fig. out the sociodemographic characteristics and the relationship between the duration of antiretroviral therapy and viral load in HIV/AIDS patients. Methods: A descriptive and analytic study with a retrospective approach was getting through in this research. There were 61 patients included in this study. Results: As many as 86.89% of men reported having HIV infection. The biggest risk transmission factor through sexual intercourse by 100%. The most commonly used antiretroviral treatment is TDF+FTC+EFV (Tenofovir+Emtricitabine+Efavirenz) by 50,82%. There were 17 patients and 44 with detectable and undetectable results, respectively (p 0.05). Conclusion: A statistical analysis of the duration of antiretroviral therapy and viral load concluded that the viral load decreases until it is undetectable with the longer use of ART

    Pengaruh Karakteristik Pasien Terhadap Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pada Pasien Kanker Payudara di RSUP Dr.M. Djamil Padang, Indonesia

    Get PDF
    Kualitas hidup merupakan suatu bagian penting dalam penilaian hasil terapi terutama pada penyakit kronis. Faktor karakteristik individu pada pasien kanker dapat mempengaruhi persepsi kesehatan general dan kualitas hidup keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik demografis (umur, tingkat pendidikan, lama terdiagnosa, jenis kemoterapi) dan karakteristik klinis (siklus kemoterapi, setting kemoterapi) pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner EORTC QLQ-C30. Sampel diambil dengan memilih semua pasien kanker payudara di RSUP Dr. M. Djamil Padang yang memenuhi kriteria inklusi selama bulan Maret – Mei 2018. Data yang diperoleh dari pengisian kuwsoner kemudian ditaransformasikan nilainya ke dalam rentang 0-100 menggunakan rumus transformasi linear, kemudian dilakukan analisa statistik menggunakan uji Mann-whitney dan Kruskall-wallis. Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik demografi tidak berpengaruh terhadap terhadap nilai kualitas hidup pasien kanker payudara (p>0,05). Sedangkan karakteristik klinis mempunyai pengaruh bermakna terhadap nilai kualitas hidup pasien kanker payudara (p<0,05). Kata kunci: karakteristik pasien;kualitas hidup;kanker payudara;karakteristik demografi;karakteristik klinis;kuesioner EORTC QLQ-C3

    Evaluasi Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid di RSUP Dr. M. Djamil Padang, Indonesia

    Get PDF
    Hyperthyroidism is the second largest hormonal disease in Indonesia after diabetes mellitus. The most common cause of hyperthyroidism is Graves’ disease. Untreated in hyperthyroid patients will causes decreased patient quality of life, atrial fibrillation and osteoporosis. Therefore need a therapy to control thyroid hormone levels in the normal range, one of them with antithyroid drugs. This study aims to determine the patterns of antithyroid use and evaluate the appropriateness use of antithyroid drugs in patients hyperthyroidism include precise indications, precise medications, precise patients and appropriate doses. This study is a descriptive study that retrospective data collection using patient medical records during the period January-December 2015 in Polyclinic Dr. M. Djamil hospital Padang. The number of patients who fulfills  the inclusion criteria are 175 patients. Antithyroid drugs used in patients with hyperthyroidism are PTU (82,75%) and thyrozol (17,25%). The results showed that inappropriate indication and inappropriate drug was not found, while there were 13 patients (7,43%) with an inappropriate dosage regimen and 1 patients (0,57 %) with inappropriate patient.Hipertiroid merupakan penyakit hormonal kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes melitus. Penyebab terbanyak yang dapat menimbulkan keadaan hipertiroid adalah penyakit Graves. Pasien hipertiroid yang tidak diobati akan berisiko menurunnya kualitas hidup, atrial fibrilation dan osteoporosis. Oleh karena itu diperlukan terapi untuk mengontrol kadar hormon tiroid pada batasan normal, salah satunya dengan obat antitiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat antitiroid dan mengevaluasi ketepatan penggunaan obat antitiroid pada pasien hipertiroid meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif menggunakan rekam medik pasien selama periode Januari-Desember 2015 di Poliklinik Khusus RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 175 pasien.  Obat antitiroid yang digunakan pada pasien hipertiroid adalah PTU (82,75%) dan thyrozol (17,25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktepatan indikasi dan ketidaktepatan obat tidak ditemukan, sedangkan terdapat 13 pasien (7,43%) tidak tepat dosis, dan 1 pasien (0,57%) tidak tepat pasien.

    Kajian Deskriptif Retrospektif Regimen Dosis Antibiotik Pasien Pneumonia Anak di RSUP. Dr. M. Djamil Padang

    Get PDF
    Pneumonia is one of acute respiratory tract infection which a major causes mortality in children and infant. The role of antibiotics in reducing morbidity and mortality this infectious disease is still dominant. Improper use of antibiotics can lead to the development of bacteria resistant to antibiotics and the occurrence of toxicity/side effects of drugs. The objective of this study was to determine the appropriateness of dosage regimen of antibiotics in children with pneumonia compared to standard literature. The study was conducted by retrospective descriptive analysis, using medical records of children with pneumonia during 2013. The results showed inappropriateness in several dosage regimen of antibiotics, such as chloramphenicol (5%), meropenem (50%), erythromycin (100%), azithromycin (100%), ceftazidime (100%), clindamycin (100%), ampicillin (100%) and gentamicin (100%). The inappropriateness of frequency of administration (administration interval) was also found in ampicillin (50%), gentamicin (20%), and cefotaxime (100%). The inappropriateness of dosage duration was found in amoxicillin (44.45%), chloramphenicol (45%), gentamicin (70%), meropenem (33.34%), ceftriaxone (66.67%), ampicillin (50%), cefotaxime (100%). While the route of administration of antibiotics was 100% appropriate.Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang menduduki peringkat atas sebagai penyebab kematian pada anak dan balita. Peranan antibiotik dalam menurunkan morbilitas dan mortilitas penyakit infeksi ini masih sangat dominan. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik serta timbulnya toksisitas/efek samping obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji regimen dosis antibiotik yang diberikan pada pasien pneumonia anak dibandingkan dengan regimen dosis pada literatur resmi. Penelitian dilakukan dengan metode observasi deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik pasien pneumonia anak selama tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaktepatan pada beberapa regimen dosis antibiotik, seperti ketidaktepatan dosis kloramfenikol (5%), meropenem (50%), eritromisin (100%), azitromisin (100%), seftazidim (100%) klindamisin (100%), ampisilin (100%) dan gentamisin (100%). Ketidaktepatan frekuensi pemberian (interval pemberian) ampisilin (50%), gentamisin (20%) sefotaksim (100%). Ketidaktepatan lama pemberian amoksisilin (44.45%), kloramfenikol (45%), gentamisin (70%), meropenem (33,34%), seftriakson (66,67%), ampisilin (50%), sefotaksim (100%). Sedangkan rute pemberian antibiotik sudah tepat 100%.

    Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Penggunaan Obat yang Rasional melalui Edukasi Pengenalan Obat

    Get PDF
    One of the factors influencing the level of drug usage is the level of knowledge. Knowledge is an essential aspect in shaping concrete actions. In society, various issues related to drug usage often arise due to a lack of understanding and incorrect behaviours regarding drug usage. Educating the public about the selection and rational use of drugs is compulsary cause of that. This activity was carried out on May 7, 2023, at Jondul Housing, Padang City. The education method employed was a lecture delivered to 35 participating mothers. This method has proven effective for all segments of society, regardless of their educational background. The general public showed high enthusiasm in participating and actively engaged in interactions, asking questions, and discussing with the speaker. The conclusion drawn from this activity is that education and outreach enhanced the public knowledge about the rational use of drugs

    Efek Ekstrak Etanol Kulit Batang Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah dan Kolesterol

    Get PDF
    This study aims to determine effect of the ethanolic extract of soursop stembarks in the increasing of blood glucose and cholesterol levels. Maceration technique has been used to extract the soursop stembarks with ethanol 96% as a solvent extraction. Furthermore, the ethanolic extract of soursop stembarks was prepared in a suspension form with Na CMC 0.5 % as a suspending agent. The suspension was administered orally at dose of 50, 100, 300, 1000 mg/kg BW daily to white male mice for seven days. The level of blood sugar and cholesterol were measured at 8th day using digital tools Nesco®Multicheck. The result showed that the blood glucose level in mice at dose of 50, 100, 300, 1000 mg/KgBW were 123.25, 129.75, 132.25, 121.25 mg/dl. The cholesterol level mice at dose of 50, 100. 300, 1000 mg/kg BW were 156.5, 118.5, 149.75, 156.75 mg/dl respectively. Biostatistically, the ethanolic extract of soursop stembark showed the decreasing of cholesterol level significantly (p 0.05).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol kulit batang sirsak dalam menurunkan kadar glukosa darah dan kolesterol. Pengekstrakan kulit batang sirsak dilakukan dengan metoda maserasi menggunakan etanol 96%. Selanjutnya ekstrak etanol kulit batang sirsak dibuat dalam bentuk suspensi menggunakan Na CMC 0,5% dan diberikan kepada mencit putih jantan secara oral satu kali sehari selama 7 hari dengan dosis 50, 100, 300, 1000 mg/kg BB. Kadar gula darah dan kolesterol diukur pada hari ke delapan menggunakan alat digital Nesco®Multicheck. Hasil penelitian memperlihatkan kadar glukosa darah mencit putih jantan pada kelompok dosis ekstrak 50, 100, 300, 1000 mg/kg BB adalah 123,25, 129,75, 132,25, 121,25 mg/dl. Kadar kolesterol darah rata-rata mencit putih jantan pada kelompok dosis ekstrak 50, 100, 300, 1000 mg/kg BB adalah 156,5, 118,5, 149,75, 156,75 mg/dl. Analisa statistik menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit batang sirsak berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar kolesterol (p0,05)

    Analysis of Pharmacists' Knowledge Level on Drug Management with The Availability of Medicine in Community Health Centers in Padang City

    Get PDF
    The availability of medicine is one of the factors that can be employed to assess the quality of community health centers and determine customer satisfaction. Pharmacists require a strong foundation in drug management knowledge to ensure the medicine availability. Proficient drug management can enhance the rational use of medications, promote rational prescription practices, and improve drug utilization efficiency. This research aims to ascertain the pharmacist's knowledge level and the availability of medicine while also exploring any potential correlations between pharmacist knowledge and medicine availability. This research adopts a non-experimental study design with cross-sectional data collection. The research sample was selected using purposive sampling techniques, employing a questionnaire to assess pharmacist knowledge levels, as well as Drug Usage Reports and Drug Request Sheets (LPLPO) to evaluate the availability of medicine levels. Data analysis involved the Chi-Square test and Spearman Rank test. The study results indicated that the majority of pharmacists possessed a high level of knowledge (73.7%), while most community health centers have a moderate level of medicine availability (73.7%). The Spearman Rank test revealed no significant correlation between pharmacist knowledge levels and the availability of medicine

    Drugs Related Problems (DRPs) Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) Di RSUP Dr. M. Djamil

    Get PDF
    Penyakit Ginjal Kronis (PGK) ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara ireversibel yang dapat mempengaruhi proses eliminasi obat dari dalam tubuh. Drugs Related Problems (DRPs) merupakan suatu peristiwa terkait pengobatan bersifat aktual ataupun potensial yang dapat mempengaruhi hasil terapi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kejadian DRPs dan hubungan antara kejadian DRPs dengan kondisi pulang pasien didiagnosis PGK. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif. Pengumpulan data dilakukan melalui rekam medis pasien pada tahun 2021. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan uji korelasi Spearman Rank. Sebanyak 74 pasien memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari 44 pasien laki-laki (59,46%) dan 30 pasien perempuan (40,54%). Rentang usia pasien PGK terbanyak adalah 46-55 tahun, yakni 22 pasien (29,73%). Ditemukan kejadian DRPs yakni indikasi tanpa terapi pada 7 pasien (35%), dosis obat kurang pada 1 pasien (5%), dan dosis obat berlebih pada 12 pasien (60%). Pada penelitian ini 67 orang pasien (90,54%) pulang dengan kondisi perbaikan, 5 orang pasien (6,76%) pulang dengan kondisi belum sembuh, dan 2 orang pasien (2,74%) meninggal. Dapat disimpulkan bahwa pada terdapat kejadian DRPs meliputi indikasi tanpa terapi, dosis obat kurang, dan dosis obat berlebih yang ditemukan pada pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dalam penelitian ini. Tidak ada hubungan bermakna antara kejadian DRPs dengan kondisi pulang pasien (p>0,05)

    Kajian Efek Analgetik dan Toksisitas Subakut Dari Ekstrak Etanol Daun Kitolod (Isotoma longiflora L.) Pada Mencit Putih Jantan

    Get PDF
    Penelitian tentang pengaruh ekstrak etanol daun kitolod (Isotoma longiflora L. Presl.) terhadap aktivitas analgetik dan uji toksisitas pada mencit putih jantan telah dilakukan.. Hewan percobaan terdiri dari 30 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, pembanding (Asam mefenamat 65 mg/kg BB), dan ekstrak etanol daun kitolod dengan dosis 1; 2 dan 4 g/kg BB. Asam mefenamat dan ekstrak etanol daun kitolod diberikan secara oral selama 15 hari. Aktivitas stimulansia diuji pada hari ke-1, ke-5, ke-10, dan ke-15. Parameter yang diamati yaitu jumlah geliat hewan dengan metode writhing test. Pada pengujian aktivitas SGPT dan kadar kreatinin serum, hewan percobaan dibagi menjadi 4 kelompok (15 ekor/kelompok) yaitu kelompok kontrol yang diberikan Na CMC dan kelompok ekstrak etanol daun kitolod dengan dosis 1, 2, 4 g/Kg BB. Sediaan diberikan selama 15 hari secara oral. Aktivitas SGPT dan kadar kreatinin serum diukur dari serum pada hari ke-5, ke-10, dan ke-15 dengan menggunakan spektrofotometer microplate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kitolod dosis 1; 2; 4 g/kgBB dan lama pemberian mempengaruhi aktivitas analgetik (Sig 0,05)
    corecore