5 research outputs found

    The Histological Description of Intestine of the Epinephelus Lanceolatus Fuscogutattus Administered with Simplicia Papaya

    Full text link
    Fish intestine and growth histological descriptions constitute the parameters which are a function of internal and external condition. The external factors include water quality, feed quality and feed quantity. Currently, grouper's growth is quite low, when in fact the protein content of its feed is high. The purpose of this study was to determine the effect of simplicia papaya on histological description that affects the growth Epinephelus lanceolatus fuscogutattus. Grouper's absolute weight and grouper's protein efficiency ratio which is fed with Simplicia papaya-added feed. The research is conducted using Completely Randomized Design with 5 treatments and 3 repetitions (A: simplicia papaya 5% application, B: simplicia papaya 3.75% application, C: simplicia papaya 2.5% application, D: simplicia papaya 1.25% application, and E: 0% simplicia papaya). The grouper cultivation is done in a Floating Net Cage in Pangandaran Regency. The addition of simplicia papaya at 3.75% and 55 to the grouper's artificial feed has some influence in number of necrosis cell of 169 and 183, and the number of goblet cell too. The addition of simplicia papaya at 5%, 3.75% and 2.5% of the grouper's artificial feed has some increasing absolute gain by 161.36 grams, 152.19 grams, 152.09 grams. The addition of simplicia papaya at 5%, and 3.75% of the grouper's artificial feed has some increasing in protein efficiency ratio by 3.18% and 3.19% respecttively

    Pengaruh Penggunaan Warna Lure Light Fishing terhadap Hasil Tangkapan Ikan Layur (Trichiurus SP.) di Palabuhanratu

    Full text link
    Penelitian bertujuan untuk menentukan warna cahaya sebagai umpan buatan (Lure Light Fishing) pada pancing layur yang menghasilkan tangkapan terbanyak di Perairan Teluk Palabuhanratu. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 3 perlakuan dan 14 kali ulangan (trip). Parameter yang diamati pada penelitian ini bobot ikan layur, panjang ikan layur, jumlah ikan layur dan parameter kualitas air. Data hasil di analisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dengan uji F, apabila terdapat perbedaan antara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan umpan buatan bercahaya (lure light fishing) berwarna biru menghasilkan tangkapan ikan layur terbanyak

    Analisis Sebaran Suhu Permukaan Laut pada Musim Barat dan Musim Timur terhadap Produksi Hasil Tangkapan Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) di Perairan Selat Bali

    Full text link
    Penelitian mengenai analisis sebaran suhu permukaan laut pada musim barat dan musim timur terhadap produksi hasil tangkapan ikan lemuru (sardinella lemuru) di perairan Selat Bali ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh suhu permukaan laut terhadap hasil tangkapan (produksi) ikan lemuru hasil tangkapan di perairan Selat Bali. Perairan Selat Bali terletak pada rentang 8.10oLS - 8.90oLS dan 114.25oBT – 115.25oBT. Ikan lemuru dapat ditemukan dan ditangkap pada suhu 26oC – 29oC, dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa trend hasill tangkapan ikan lemuru tertinggi terjadi pada bulan April yang memiliki rata –rata yaitu sebesar 1.885ton dan trend terendah terjadi pada bulan Juli yang memiliki rata – rata hasil tangkapan sebanyak 109 ton namun selama 5 tahun terdapat hasil tangkapan yang sangat melimpah yaitu terjadi pada bulan November 2014 dan pada Januari hingga Maret 2017 tidak ditemukannya ikan lemuru. Pada saat musim Barat suhu permukaan laut cenderung tinggi dibanding musim Timur hasil tangkapan ikan lemuru juga lebih tinggi di musim Barat dibanding musim Timur. Daerah tangkapan ikan lemuru berada pada sepanjang laut Selatan Belimbingsari sampai laut Selatan Pulukan (8.10oLS-8.50oLS dan 114.20oBT-115.10oBT) namun pada saat melimpah ikan lemuru dapat ditemui di laut sekitar Taman Nasional Alas Purwo . Koefesien R bernilai 0.565 atau 56,5% hubungan suhu permukaan laut cukup kuat dengan hasil tangkapan ikan lemuru, nilai determinasi pun bernilai 0,32 atau 32% hasil tangkapan ikan lemuru dipengaruhi oleh nilai suhu permukaan laut

    Studi Pengaruh Perbedaan Konstruksi Mulut Bubu Lipat terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus Pelagicus) di Perairan Karangsong, Indramayu

    Full text link
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas alat tangkap bubu berdasarkan sudut kemiringan mulut bubu dan menghasilkan jenis dan komposisi hasil tangkapan bubu lipat tertinggi di perairan Karangsong Indramayu. Penelitian dilakukan pada bulan Februari - Maret 2017. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan analisis ragam (Anova) dengan uji F dan deskriptif kuantitaif. Bubu lipat yang digunakan memiliki disain dan kontruksi dengan ukuran 50 x 30 x 10 cm3 untuk sudut 20o dan ukuran konstruksi 50 x 30 x 20 cm3 untuk sudut 40o, sedangkan konstruksi yang dimiliki nelayan di Indramayu memiliki ukuran 40 x 30 x 15 cm3 untuk sudut 30o. Bentuk konstruksi mulut bubu dengan kemiringan 20o, 30o, dan 40o dimaksudkan untuk memperoleh hasil tangkapan yang signifikan dengan mengubah konstruksi di bagian mulut bubu lipat. Hasil tangkapan terdiri dari rajungan (85%), ikan baji-baji (5%), udang mantis (7%), cumi-cumi (1%), ikan betotot (1%) dan ikan alamkao (1%). Total hasil tangkapan rajungan untuk kemiringan lintasan masuk 30o sebesar 36 ekor, 40o sebanyak 29 ekor dan 20o mendapatkan hasil tangkapan rajungan sebanyak 16 ekor. . Berdasarkan uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% lintasan masuk bubu dengan kemiringin 30o dan 40o tidak berbeda nyata, artinya bubu nelayan dan bubu modifikasi sama efektif digunakan oleh nelayan
    corecore