3 research outputs found

    Model Reli-CS (Religious Coping-Spiritual Well-being) dalam meningkatkan ketahanan masyarakat desa menghadapi memanjangnya pandemi COVID-19

    Get PDF
    Model ini terdiri dari tiga konstruksi: koping religius, spiritual well-being, resilience. Konstruk yang pertama meliputi koping religius dan koping non religius. Konstruk yang kedua religious well-being dan existential well-being. Konstruk yang ketiga adalah resilience (comunication, resources, positive, interaction, spiritual, dificulty). Religious koping menjadi konstruk eksogen dan diasosiakan dengan kontruk endogen religious well-being. Religious well-being sebagai konstruk eksogen dan kontruk edogen existential well-being dan selanjutkan akan diasosiasikan dengan resilience. Ketahanan keluarga dalam masyarakat adalah kemampuan keluarga dalam menghadapi dan beradaptasi terhadap ancaman atau stress dalam kehidupannya. Spritualitas dapat meningkatkan ketahanan individu. Hadirnya nilai spritual dan agama didalam keluarga akan menjadikan sesorang merasa tenang, damai, dan nyaman. Spiritualitas adalah dimensi dinamis dari seseorang untuk belajar dari pengalaman, memaknai sebuah kejadian, tujuan, dan transendensi yang dihubungkan dengan dirinya, orang lain, dan alam. Strategi koping keluarga dengan pendekaatan agama dan spiritual dalam upaya bertahan dan beradaptasi pada kondisi pandemi COVID-19 yang memanjang ini menjadi penting untuk diidentifikasi. Perilaku religious coping seperti berdoa yang dilakukan untuk mengatasi tekanan atau situasi yang stressfull. Perilaku religious coping dapat membantu individu untuk mengelola perasaan distress dan kecemasan, selanjutnya membawanya untuk mengatasi rasa bersalah, tunduk sepenuhnya pada kehendak Tuhan. Religious coping akan meningkatkan rasa optimis dan harapan sehingga keluarga menjadi lebih beradaptasi di masa pandemi COVID-19

    RESILIENSI KELUARGA DAN SPIRITUALITAS DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Buku ini adalah hasil dari program riset keilmuan yang melibatkan dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Tema model rancangan ini terkait dengan koping dan kesejahteraan dalam beragama dalam meningkatkan ketahanan keluarga dalam menghadapi pandemi COVID-19. Dosen yang terlibat dari disiplin keilmuan keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan keilmuan agama dari Fakultas Agama Islam. Terdapat 5 (lima) mahasiswa ilmu keperawatan yang terlibat dalam penelitian ini. Mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini akan mendapatkan pengalaman belajar setara dengan 20 SKS yang terdiri dari: konversi mata kuliah keperawatan komunitas 5 SKS, Keperawatan keluarga 3 SKS, Proposal Skripsi 2 SKS, Skripsi 4 SKS, Keperawatan di rumah 3 SKS, Keperawatan terintegrasi 1 SKS, dan perawatan penyakit infeksi 2 SKS. Terdapat sembilan bab pada buku ini. Bab 1 menggambarkan situasi pandemi COVID-19 dan dampaknya pada masyarakat baik secara fisik maupu psikologis. Bab 2 mengulas ketahanan keluarga dalam menghadapi COVID-19 dan keterkaitannya dengan nilai-nilai spiritualitas. Bab 3 menampilan model RELI-CS (Religious Coping Spiritual Well-being) yang terdiri dari tiga konstruksi: koping religius, spiritual well-being, resilience. Bab 4 menggambarkan konsep dan hasil penelitian tentang pentingnya koping riligius dalam mempengaruhi ketahanan keluarga dalam memanfaatkan sumber daya sosial ekonomi. Bab 5 mengulas pentingnya konsep kesejahteraan dalam beragama dengan ketahanan keluarga dalam menjalankan nilai-nilai spiritualitas. Bab 6 dan 7 menggambarkan pentingnya koping religius dalam mempengaruhi ketahanan keluarga dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Bab 8 menjelaskan diagnosa keperawatan yang terkait dengan konsep religius. Diagnosa keperawatan ini akam memudahkan profesi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien yang mengalami distress spiritual, mekanisme koping yang tidak efektif dan lainnya. Bab 9 menjelaskan tentang program riset keilmuan yang melibatkan mahasiswa sehingga mendapatkan pengalaman belajar dan mendapatkan pengakuan belajar setara dengan 20 SKS. Penulis berharap agar buku ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan intervensi dalam menguatkan ketahanan keluarga pasca pandemi COVID-19. Penguatan yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi keluarga dengan pendekatan spiritual. Dengan demikian keluarga di Indonesia khususnya dapat beradaptasi dengan situasi sulit ini dan tetap produktif menjalankan peran dan fungsinya
    corecore