68 research outputs found

    Sintesis Titanium Oksida/Reduced Graphene Oxide (TiO2/rGO) untuk Fotokatalisis Bahan Pewarna Metilen Biru

    Get PDF
    Metilen biru (MB) merupakan bahan pewarna tekstil yang banyak digunakan di industri. Fotokatalisis dapat digunakan untuk mendegradasi struktur senyawa MB yang kompleks tersebut. Faktor penting dalam fotokatalisis adalah peran dari katalis, dalam hal ini. reduced graphene oxide (rGO) telah berhasil disintesis dengan memodifikasi metode Hummer. Reduced graphene oxide dikompositkan dengan titanium oksida (TiO2) karena orbital d-π pada TiO2–rGO akan saling tumpang tindih sehingga eksitasi elektron dapat terjadi secara berulang untuk menekan rekombinasi saat fotokatalisis TiO2 dan meningkatkan efektifitas fotokatalisis dalam mendegradasi metilen biru. Reduced graphene oxide dibuat dengan cara mereduksi gugus oksida pada graphene oxide (GO) menggunakan hydrazine hydrate. Difraktogram XRD menunjukan karakteristik puncak GO pada 2θ = 10,3° dan 26,4° serta rGO pada 2θ = 26,4°. Fotokatalisis dilakukan pada MB dengan katalis TiO2, dan TiO2–rGO, dengan rentang waktu 0, 30, 60, 90, 120 menit. Hasil fotokatalisis TiO2–rGO terbukti lebih baik dari TiO2 dalam mendegrasi MB, dengan efisiensi degradasi TiO2–rGO adalah 85,38%, dan TiO2 sebesar 72,49%

    EKSTRAK METANOL BUAH LAKUM (Cayratia trifolia (L.) Domin) SEBAGAI INDIKATOR ALAMI PADA TITRASI BASA KUAT ASAM KUAT

    Get PDF
    Buah lakum mengandung pigmen antosianin yang peka terhadap derajat keasaman (pH). Kandungan tersebut membuat buah lakum memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai indikator alami dalam proses titrasi basa kuat-asam kuat. Ekstraksi pigmen antosianin buah lakum dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian digunakan sebagai indiaktor alami pada titrasi basa kuat-asam kuat. Data yang diperoleh dari hasil titrasi divalidasi dengan hasil titrasi yang dilakukan menggunakan indikator sintetis. Indikator sintetis yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini yaitu indikator fenolftalein (pp). Hasil yang diperoleh pada titrasi basa kuat-asam kuat menggunakan ekstrak metanol buah lakum mempunyai rentang pH sebesar 9,81-4,25 menunjukkan perubahan warna yang tajam dengan nilai standar deviasi (SD) yaitu 0,141. Penggunaan indikator fenolftalein (pp) sebagai pembanding menunjukkan reentang pH yaitu 9,83-4,20 dengan nilai SD sebesar 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah lakum layak dijadikan sebagai alternatif pengganti indikator sintetis dalam proses titrasi basa kuat-asam kuat. Kata Kunci: buah lakum, ekstrak metanol buah lakum, indikator, pH, titrasi basa kuat-asam kua

    The Effect of Cell Surface Area on the Effectivity and Reusability of Bixin Sensitized Solar Cells

    Get PDF
    Dye-Sensitized Solar Cells or DSSC is the latest solar cell type generation that uses natural dyes as sensitizers. Bixin extracted from the seeds of kesumba (Bixa orellana L) is one of the natural dyes that can be used as a sensitizer. This study aims to determine the effect of the active surface area of solar cells on the effectivity and reusability of bixin-sensitized solar cells based on their open-circuit voltage (Voc), short-circuit current (Isc), and maximum energy conversion efficiency. The results of this study will provide an overview of the best surface area to produce DSSC with the highest maximum energy conversion efficiency and the lifetime of bixin sensitized solar cells. The measurement results showed that the resulting Voc for each variation of the surface area 1, 2, and 3 cm2 was 344; 719; 1002 mV under intensity 100 mW cm-2, while the Isc produced under the same intensity was 0.223; 0.471; 0.680 mA. Based on the calculation results, the maximum power generated by each surface area was 0,077; 0,338; 0,681 W.  This means that the larger the active surface area of the solar cell, the greater the voltage and current generated. In this work, the highest efficiency was produced by solar cells with a surface area of 2 cm2, which is 0.085%. The solar cells fabricated in this study can be reused for five days under continuous irradiation

    KARAKTERISASI SENYAWA STEROID DARI FRAKSI DIKLOROMETANA BATANG TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL HeLa

    Get PDF
    ABSTRAKTanaman andong (Cordyline fruticosa) merupakan tanaman obat yang banyak digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik senyawa steroid dari fraksi diklorometana batang tanaman andong dan aktivitas sitotoksiknya terhadap sel HeLa. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol sehingga diperoleh ekstrak kental metanol. Ekstrak kental metanol kemudian difraksinasi dengan menggunakan beberapa pelarut sehingga diperoleh fraksi n-heksana, diklorometana, etil asetat, dan fraksi metanol. Semua ekstrak dan fraksi diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel HeLa menggunakan metode MTT(3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromide). Nilai aktivitas sitotoksik (IC50) yang diperoleh untuk ekstrak metanol, fraksi n-heksana, diklorometana, etil asetat, dan fraksi metanol berturut-turut adalah sebesar 282; 280; 256; 161 dan 177 µg/mL. Fraksi diklorometana selanjutnya dilakukan pemisahan dan pemurnian sehingga diperoleh isolat B1. Isolat menunjukkan nilai aktivitas sitotoksik IC50 sebesar 280 µg/mL. Hasil analisis spektrum ultraviolet-visible (UV-Vis) diperoleh absorbansi maksimum pada panjang gelombang 339,5 dan 220,5 nm yang menunjukkan adanya transisi elektronik π→π* dan n→π*. Spektrum infra red (IR) menunjukkan serapan pada bilangan gelombang 2954-2854; 1739; 1461 dan 1203-1172 cm-1 yang menunjukkan gugus C-H; C=O; C=C aromatik, dan C-O-C eter. Serapan pada bilangan gelombang 1272 cm-1 merupakan serapan yang khas untuk senyawa steroid (-CH-OH). Berdasarkan hasil spektrum UV-Vis dan IR menunjukkan adanya senyawa steroid dan pada isolat B1. Kata Kunci: Andong (Cordyline fruticosa), steroid, sitotoksik, sel HeL

    ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI ETIL ASETAT BATANG TUMBUHAN SENGGANI (Melastoma malabathricum L.)

    Get PDF
    Tumbuhan senggani (Melastoma malabathricum L.) merupakan tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Tumbuhan senggani memiliki bunga majemuk dan buah berwarna merah. Tumbuhan senggani mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid dan fenolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa flavonoid. Proses isolasi senyawa dilakukan dengan metode ekstraksi, fraksinasi, dan kromatografi. Penelitian ini telah berhasil mengisolasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi etil asetat batang tumbuhan senggani. Isolat pada fraksi 4 diperoleh sebanyak 1,6 mg. Hasil analisis spektrum 1H-NMR terlihat ada dua kelompok pergeseran kimia pada area 1-4 ppm dan 6-8 ppm yang merupakan kumpulan aromatik dari aglikon flavonoid. Berdasarkan spektrum dan uji fitokimia, fraksi 4 diprediksi merupakan senyawa flavonoid.  Kata Kunci: flavonoid, isolasi, karakterisasi, Melastoma malabathricum L

    TiO2-rGO Composite for Photocatalytic Decolorization of Methylene Blue Under the Visible Light Illumination

    Get PDF
    Titanium dioxide-reduced graphene oxide (TiO2-rGO) was synthesized by hydrothermal method using TiO2 powder and rGO precursor from graphite rod by modified Marcano Method. The obtained TiO2-rGO photocatalyst was characterized by X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FT-IR), and Diffuse reflectance UV (DRUV). Based on XRD diffractogram, it is known that TiO2 has an anatase crystal phase. In the FTIR spectrum, it was observed that there was an absorption peak at the wavenumber of 1630 cm-1 from the vibration (C=C) as an indication that the C atom was incorporated into the TiO2 structure. The incorporation of C atoms into the TiO2 structure to form TiO2-rGO causes the bandgap energy to decrease from 3.29 eV to 3.20 eV. The photocatalytic activity was tested against decolorization of methylene blue solution for 180 minutes under visible light illumination from a 50 watt LED lamp. Every 10 minutes, absorbance was measured using a UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 664 nm. TiO2-rGO photocatalyst has better photocatalytic activity with %D of 96.39% under UV light and 84.32% under visible light illumination, while TiO2 is only able to degrade 93.87% and 36.55%, respectively
    • …
    corecore