22 research outputs found

    Uji Efektivitas Pupuk Organonitrofos Dan Kombinasinya Dengan Pupuk Anorganik Terhadap Serapan Hara Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Pada Musim Tanam Ke Dua Di Tanah Ultisols Gedong Meneng

    Full text link
    Pupuk Organonitrofos merupakan pupuk organik baru yang terbuat dari pencampuran kotoran sapi dengan batuan fosfat alam yang diperkaya mikroorganisme penambat N dan pelarut P. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, serapan hara, dan produksi tanaman jagung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 6 perlakuan yaitu A (kontrol), B (900 kg urea ha-1, 250 kg SP-36 ha-1, 250 kg KCl ha-1), C (600 kg urea ha-1, 150 kg SP-36 ha-1, 150 kg KCl ha-1, 500 kg Organonitrofos ha-1), D (150 kg urea ha-1, 50 kg SP-36 ha-1, 100 kg KCl ha-1, 1.000 kg Organonitrofos ha-1), E (100 kg urea ha-1, 50 kg SP-36 ha-1, 100 kg KCl ha-1, 2.000 kg Organonitrofos ha-1), dan F (3.000 kg Organonitrofos ha-1) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk Organonitrofos mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Berdasarkan perhitungan standar deviasi kombinasi antara pupuk anorganik dan Organonitrofos pada perlakuan D dengan dosis 150 kg urea ha-1, 50 kg SP36 ha-1, 100 kg KCl ha-1, 1.000 kg Organonitrofos ha-1 menunjukkan hasil pertumbuhan, produksi, serta serapan hara N, P, dan K total tertinggi. Perlakuan D juga paling efektif terhadap biomass total tanaman jagung berdasarkan perhitungan Relative Agronomic Effectiveness yaitu sebesar 125,33 %. Serapan hara N, P, dan K berkorelasi dengan tinggi tanaman, bobot pipilan kering serta bobot berangkasan tanaman, kecuali antara serapan P dengan tinggi tanaman

    Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Aplikasi Mulsa Bagas Terhadap Populasi Dan Biomassa Cacing Tanah Pada Pertanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Ratoon Ke-2

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem olah tanah (TOT) dan aplikasi mulsa bagas pada lahan pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.) terhadap populasi dan biomassa cacing tanah di PT Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah pada ratoon 2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013. Percobaan dilakukan di lahan pertanaman tebu PT Gunung Madu Plantations dengan perlakuan sistem olah tanah dan aplikasi limbah pabrik gula jangka panjang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020. Analisis cacing tanah dilakukan di Laboratorium Biologi Ilmu Tanah dan analisis contoh tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Unversitas Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan disusun secara split plot dengan 5 ulangan. Sebagai petak utama adalah perlakuan sistem olah tanah (T) yaitu T 0 = olah tanah intensif, T 1 = tanpa olah tanah, dan anak petak dalam penelitian ini adalah penggunaan limbah pabrik gula yaitu : M 0 = tanpa mulsa ; M 1 = mulsa 80 ton ha -1 bagas (C/N ratio 86). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan Uji Bartlett dan aditivitasnya dengan Uji Tukey. Rata-rata nilai tengah diuji dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Untuk mengetahui hubungan antara populasi dan biomassa cacing tanah dengan C-organik, pH, kadar air tanah, dan suhu tanah dilakukan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Sistem olah tanah tidak berpengaruh terhadap populasi dan biomassa cacing tanah pada pertanaman tebu; (2) pengaplikasian mulsa bagas berpengaruh terhadap populasi dan biomassa cacing tanah pada pertanaman tebu; (3) terdapat 2 famili cacing tanah yang didapat dari hasil identifikasi, yaitu famili Megascolecidae dan famili Glossoscolecidae; (4) tidak terdapat interaksi antara sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas terhadap populasi dan biomassa cacing tanah

    Populasi dan Biomassa Cacing Tanah pada Berbagai Vegetasi di Setiap Kemiringan Lereng Serta Korelasinya terhadap Kesuburan Tanah di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung

    Full text link
    Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung merupakan salah satu fasilitas yang disediakan untuk menunjang kegiatan perkuliahan, terdiri atas beberapa unit lahan dengan kemiringan lereng yang berbeda. Di Laboratorium Lapang Terpadu dapat ditemukan berbagai macam vegetasi yaitu sawah, pisang, singkong, kakao, tebu, alang-alang, karet, bambu. Beragamnya vegetasi yang tersebut akan berdampak pada kualitas bahan organik yang dihasilkan dan akan berpengaruh dengan keberagaman biota tanah termasuk cacing tanah. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh vegetasi pada kemiringan lereng yang berbeda terhadap populasi cacing tanah serta korelasinya dengan kesuburan tanah di Laboratorium Lapang Terpadu Unila. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada 15 titik dengan 3 ulangan pada masing- masing titik. Penentuan titik sampel berdasarkan 4 kemiringan lereng yaitu datar ( 0-3%), landai (3-8%), bergelombang (8-15%), dan berbukit (15-30%). Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk diagramboxplotdan dilakukan uji korelasi antara populasi dan biomassa cacing tanah dengan sifat kimia tanah untuk mengetahui kesuburan kimia tanahnya. Hasil penelitian menunjukkanbahwa populasi cacing tanah dipengaruhi oleh vegetasi pada masing-masing kemiringan lereng dan populasi cacing tanah berkorelasi positif dengan kesuburan tanah di Laboratorium Lapang Terpadu. Uji korelasi menunjukkan bahwa populasi cacing tanah berkorelasi nyata dengan P-tersedia tanah dan kadar air tanah berpengaruh nyata terhadap populasi cacing tanah. Dari hasil identifikasi terdapat cacing tanah dari famili Glossoscolecidae yaitu genus Pontoscolex

    Uji Efektivitas Pupuk Organonitrofos Dan Kombinasinya Dengan Pupuk Kimia Terhadap Pertumbuhan, Serapan Hara Dan Produksi Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum Annuum L.) Pada Tanah Ultisol, Gedong Meneng

    Full text link
    Pupuk Organonitrofos merupakan jenis pupuk organik yang berasal dari proses pengomposan kotoran sapi segar dan batuan fosfat yang ditambahkan mikroba pelarut fosfat dan mikroba penambat nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia yang menghasilkan pertumbuhan, produksi dan serapan hara terbaik pada tanaman cabai merah keriting, dan menetapkan efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia secara agronomi (RAE) dan ekonomi pada tanaman cabai merah keriting. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedong Meneng pada titik koordinat 5° 22\u27 10" LS dan 105°14\u27 38" BT dengan ketinggian 146 m di atas permukaan laut dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian lapang dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013. Penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan dengan 3 ulangan disusun dalam Rancangan Acak kelompok (RAK). Perlakuan yang digunakan yaitu: A (Kontrol), B (300 kg urea ha -1 , 150 kg SP36 ha -1 , 150 kg KCl ha -1 ), C (3.000 kg Organonitrofos ha -1 ), D (150 kg urea ha -1 , 100 kg SP36 ha -1 , 100 kg KCl ha -1 , 500 kg Organonitrofos ha -1 ), E (100 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 1.000 kg Organonitrofos ha -1 ), F (100 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 2.000 kg Organonitrofos ha -1 ). Data dianalisis dengan analisis ragam dan perbedaannilai tengah perlakuan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan: Pemberian pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan, bobot basah dankering berangkasan, serapan NPK tanaman, dan NPK tanaman + buah cabai merah keriting. Perlakuan E (100 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 1.000 kg Organonitrofos ha -1 ) dan F (100 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 2.000 kg Organonitrofos ha -1 ) berpengaruh nyata meningkatkan bobot segar, bobot kering buah dan serapan NPK buah cabai merah keriting. Tidak terdapat korelasi antara serapan NPK dengan tinggi tanaman. Terdapat korelasi antara serapan NPK dengan bobot segar, bobot kering buah dan bobot basah berangkasan cabai merah keriting. Perlakuan E efektif dalam meningkatkanproduksi buah cabai merah keriting secara agronomis (RAE) dan ekonomis

    Uji Efektivitas Pupuk Organonitrofos Dengan Pupuk Kimia Pada Tanaman Cabai Rawit Kathur (Capsicum Frutescens) Di Tanah Ultisol

    Full text link
    Pupuk Organonitrofos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berasal dari hasil dekomposisi campuran kotoran sapi segar dan batuan fosfat alam yang baru dikembangkan di Provinsi Lampung. Penelitan ini bertujuan untuk mempelajari uji efektivitas dan pengaruh pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia terhadap pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman cabai rawit kathur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Oktober 2012 di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung. Penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan dengan 3 ulangan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan adalah A=tanpa pemupukan, B=1.000 kg urea ha-1, 400 kg SP36 ha-1, 300 kg KCl ha-1, C=800 kg urea ha-1, 300 kg SP36 ha-1, 300 kg KCl ha-1, 500 kg Organonitrofos ha-1, D=600 kg urea ha-1, 200 kg SP36 ha-1, 200 kg KCl ha-1, 1.000 kg Organonitrofos ha-1, E=400 kg urea ha-1, 100 kg SP36 ha-1, 100 kg KCl ha-1, 2.000 kg Organonitrofos ha-1, F=5.000 kg Organonitrofos ha-1. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) Perlakuan pupuk kombinasi E (400 kg urea ha-1 , 100 kg SP36 ha-1 , 100 kg KCl ha-1 , 2.000 kg Organonitrofos ha-1) dan pupuk Organonitrofos tunggal dengan dosis 5.000 kg ha-1 efektif terhadap produksi secara RAE masing-masing sebesar 47 dan 176%, serta perlakuan pupuk Organonitrofos tunggal menunjukkan yang paling ekonomis (2) Kombinasi pupuk Organonitrofos dan pupuk kimia dengan dosis 400 kg urea ha-1, 100 kg SP36 ha-1, 100 kg KCl ha-1, 2.000 kg Organonitrofos ha-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan serapan hara NPK, sedangkan produksi terbaik terdapat pada perlakuan pupuk Organonitrofos tunggal dengan dosis 5.000 kg ha-1

    Respirasi Tanah pada Sebagian Lokasi di Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Tnbbs)

    Full text link
    Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan perwakilan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terdiri dari tipe vegetasi hutan mangrove, hutan pantai, hutan tropika sampai pegunungan di Sumatera. Respirasi tanah merupakan salah satu indikator dari aktivitas biologi seperti mikroba, akar atau kehidupan lain di dalam tanah, dan aktivitas ini sangat penting untuk ekosistem di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respirasi tanah di beberapa lokasi di TamanNasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei, yaitu dengan pengumpulan data langsung dari beberapa lokasi di hutan TNBBS yaitu di 3 lokasi, Bukit Camp Rhino, Bukit Kilometer 26, dan Pemerihan Kecil. Uji korelasi dilakukan antara respirasi tanah dengan pH tanah, C-organik tanah (%), C-organik seresah (%), N-total tanah (%), N-total seresah (%), kadar air tanah (%), kadar air seresah (%), suhu tanah (ºC), biomassa seresah, C/N ratio tanah, dan C/N ratio seresah. Hasil penelitian menunjukkan masing – masing lokasi memiliki respirasi tanah yang berbeda serta C- organik tanah berkorelasi positif nyata dengan respirasi tanah dan tidak berkorelasi dengan faktor-faktor pendukung lainnya

    Uji Efektifitas Pupuk Organonitrofos Dan Kombinasinya Dengan Pupuk Kimia Terhadap Pertumbuhan, Serapan Hara Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merr) Pada Musim Tanam Ketiga

    Full text link
    Pupuk Organonitrofos merupakan pupuk berbahan baku kotoran sapi, batuan fosfat, mikroorganisme pelarut fosfat (MPF) dan N-fikser yang baru dikembangkan di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik dari kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia dalam meningkatkan pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman kedelai pada musim tanam ketiga, serta menguji efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimiasecara agronomi maupun secara ekonomi pada tanaman kedelai musim tanam ketiga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2013 di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung. Pada penelitian ini terdapat 6 perlakuan dan 3 ulangan. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia 40 kg urea ha -1 , 50 kg SP-36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 2500 kg Organonitrofos ha -1 memberikan nilai tertinggi dibandingkan perlakuan kombinasi lainnya dalam hal bobotpolong, bobot biji dan serapan hara N, P dan K biji. Kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot berangkasan, serapan hara N, P dan K tanaman dan produksi secara RAE (Relative Agronomic Effectiviness) pada perlakuan 20 kg urea ha -1 , 25 kg SP-36 ha -1 , 25 kg KCl ha -1 , 3000 kg Organonitrofos ha -
    corecore