8 research outputs found

    PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGELOLA KOPERASI

    Get PDF
    Permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi Cagar Jaga Nusantara (CGN) adalah kurang mampu menyusun laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip yang benar.  Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk memfasilitasi sebuah pelatihan dalam rangka penyusunan laporan keuangan bagi anggota dan pengelola koperasi. Manfaat yang diharapkan adalah pengelola mampu melakukan penyusunan laporan keuangan, sehingga mereka mengetahui keadaan keuangan koperasi saat ini.  Metode dalam kegiatan ini adalah memberikan pelatihan penyusunan laporan keuangan, dengan memberikan pemahaman tentang seluruh aktivitas keuangan yang dilakukan oleh koperasi, bahwa seluruh aktivitas keuangan tersebut harus dicatat secara sistematis.  Setelah itu dilakukan bimbingan teknis, dimana tim pelaksana memberikan bimbingan secara langsung bagi pengelola koperasi untuk menyusun laporan keuangan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan keuangan koperasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan, disamping adanya peningkatan kompetensi dari pengelola koperasi khususnya dalam menyusun dan membuat laporan keuangan. Kegiatan ini juga memberikan manfaat bagi dosen-dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai pelaksana kegiatan, untuk dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada masyarakat luas

    PENGEMBANGAN MORAL & KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

    Full text link
    Pendidikan moral akan berhasil, apabila pendidikan itu dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan moral anak. Dengan kata lain kedua ahli ini mencitacitakan adanya strategi pendidikan moral yang disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan moral anak. Dalam perkembangan moral itu titik heterotomi dan autonomi lebih menggambarkan proses perkembangan dari pada totalitas mental individu. Melalui pergaulannya anak mengembangkan pemahamannya mengenai tujuan dan sumber aturan. Sampai usia tujuh atau delapan tahun anak dikendalikan oleh seluruh aturan. Terhadap aturan yang berasal dari luar,anak belum memiliki pengertian dan motivasi untuk konsisten. Pada tahap autonomi anak menyadari akan aturan dan menghubungkannya dengan pelaksanaannya.tahap berikutnya adalah pelaksanaan autonomi. Pertama-tama moral berkembang melalui adopsi terhadap norma-norma sosial. Dalam pengertian ini anak mengambil norma yang dipakai oleh orang-orang dengan cara mencontoh. Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya memberi contoh pada muridnya untuk menanamkan norma yang sesuai. Perkembangan moral dapat juga melalui pemahaman terhadap norma. Pengalaman sosial ini didapat melalui interaksi dengan institusi sosial,sistem hukum yang berlaku dan hubungan interpersonal. Agama yang dianut Orang tua berkewajiban menanamkan ajaran-ajaran agama yang dianutnya kepada anak, baik berupa bimbingan-bimbingan maupun contoh implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan orang tua dalam menjalankan moral keagamaan merupakan cara yang paling baik dalam menanamkan moral keagamaan anak. Dengan perkembangan moral keagamaan yang baik pada anak sudah barang tentu akan dipengaruhi terhadap budi pekerti atau tingkah laku anak pada masa yang akan datang. Disamping faktor pengaruh keluarga, faktor lingkungan masyarakat dan pergaulan anak juga mempengaruhi perkembangan moral keagamaan anak, pada perkembangannya terkadang anak lebih percaya kepada teman dekatnya dari pada pada orang tuanya,terkadang juga lebih mematuhi orang-orang yang dikaguminya seperti; gurunya,artis favoritnya, dan sebagainya. Keluarga dengan moral keagamaan yang baik dan lingkungan masyarakat yang baik, secara teoritis akan berpengaruh positif terhadap perkembangan moral keagamaan yang baik pada anak
    corecore