15 research outputs found

    Development of Siganid (Siganus guttatus) larvae during the transition period

    Get PDF
    Siganid is better known as rabbit fish. In hatcheries, constraint that is still faced is the low survival, which was assumed to occur because of the timing for initial feeding is not solidly known. This research aimed to examine the best initial feeding time for siganus, based on evaluation on eyes and yolk reserves during the transition. The research was conducted from 24-29 March 2021 in IPUW Barru, South Sulawesi. Larvae were obtained from the second progeny (G2) of domesticated Siganus guttatus. Larvae were reared for 5-6 days without feeding. Evaluated parameters include eyes diameter and yolk reserves. Samples were observed with microscope and will be explained descriptively. Water quality parameters were measured, namely DO, salinity, pH and temperature. Eyes diameter at 6 Hour After Hatching (HAH) ranges between 81.5-128.9 µm, 13 HAH= 125.5-167.7 µm, 24 HAH= 138.2-213.9 µm, two days after hatching 2 Day After Hatching (DAH) = 113.6-193.1 µm, 3 DAH= 163.1-219.2 µm, 4 DAH= 190.4-212.6 µm. Yolk reserves diameter ranged between 137-194µm (6 HAH), 13 HAH= 152-191µm, 24 HAH= 94.0-185µm, 2 DAH= 75.3-99.63µm, 3 DAH= 42.33-87.58µm, 4 DAH= 38.17-55.59µm. After age 5 DAH, there are no larvae found alive (dead). Eyes developed at age 6 HAH and experienced pigmentation at age 24 HAH. Conversely, yolk reserves diameters were getting smaller since age 24 HAH and completely disappear at age 4 DAH. It indicates that eyes effectively see feeds at age 2 DAH. Therefore, initial feeding should be started. The water quality parameters measured were still in normal conditions according to the life of S. guttatus larvae. From this research, it can be concluded that eyes have been well functioned at age 2 DAH and yolk reserves was finished at age 4 DAH. Therefore, the initial feeding should be done at the age of 2 DAH.Keywords:Development, Siganus guttatus larvae,Transitio

    Peningkatan Kualitas Warna Pada Ikan Maskoki Karena Penambahan Tepung Labu Kuning Terhadap Pakan Buatan

    Get PDF
    Nilai ikan hias ditentukan oleh penampilanya terutama warna. Tepung labu kuning merupakan salah satu sumber pakan alternatif yang dapat diberikan untuk meningkatkan kecerahan warna pada ikan hias karena kandungan karotenoidnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek penambahan tepung labu kuning ke dalam pakan ikan mas koki dalam meningkatkan kecerahan warna. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan pada masing-masing perlakuan. Parameter pendukung juga diukur untuk mengetahui efek pemberian tepung labu kuning terhadap parameter-parameter pertumbuhan ikan. Perubahan tingkat kecerahan warna diukur pada hari keempat puluh dan diperoleh hasil bahwa konsentrasi tepung labu kuning berpengaruh terhadap kecerahan warna ikan mas koki dengan peningkatan kecerahan tertinggi teramati pada perlakuan dengan konsentrasi 25%. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pelaku dan pebisnis budidaya ikan hias

    Prevalensi Endoparasit pada Lambung dan Usus Ikan Gabus (Channa striata)

    Get PDF
    Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Namun dalam masa pemeliharaannya masih menemui beberapa kendala termasuk penanganan penyakit diakibatkan oleh parasit. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis endoparasit yang menginfeksi lambung dan usus ikan gabus (Channa striata) serta menentukan tingkat prevalensi jenis-jenis endoparasit. Sebanyak 36 ekor ikan gabus (Channa striata) yang diambil dengan menggunakan seser kemudian dilakukan pengamatan di Laboratorium Balai Benih Ikan (BBI) Air Tawar Bantimurung Kabupaten Maros untuk melihat keberadaan endoparasit pada organ lambung dan usus ikan gabus. Pemeriksaaan endoparasit dilakukan dengan cara pengamatan pada permukaan dalam dari lambung dan usus ikan gabus. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa jenis endoparasit yang menginfeksi organ lambung ikan gabus yaitu Neobenedenia pargueraenis dengan prevalensi 5,55%, sedangkan yang menginfeksi organ usus ikan gabus (Channa striata) yaitu Diphyllobothriumlatum, Hexostoma sp. dan Mecoderus sp. dengan prevalensi 16,67%. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat prevalensi endoparasit yang menginfeksi organ lambung dapat dikategorikan kadang-kadang (occasionally) sedangkan tingkat prevalensi endoparasit yang menginfeksi organ usus dapat dikategorikan sering (often) menginfeksi ikan gabus (Channa striata)

    Growth And Survival Rates of Sangkuriang Catfish Larvae In Media Induced With Different Dosage Of 5%- Glucose Infusion Liquid

    Get PDF
    Dalam penyediaan benih ikan Lele Sangkuriang pada umur 3–20 hari sering dijumpai masalah, yakni rendahnya sintasan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian cairan infus glukosa dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var) umur 3-20 hari pemeliharaan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober - November 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah A (kontrol), B (20 mg/l), C (40 mg/l), dan D (60 mg/l). Analisis data menggunakan ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan A, B, C dan D tidak memiliki perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan Lele Sangkuriang. Namun mengingat pentingnya studi mengenai induksi glukosa terhadap larva ikan, dan tidak ditemukannya efek negatif terhadap sintasan dan pertumbuhan dari perlakuan, maka studi lanjut mengenai pemberian glukosa pada fase ontogeni ikan dapat dilanjutkan.The provision of good quality fry is one of the main requirements for success in sangkuriang catfish culture. However, fry supply at the age of 3 – 20 days often become a challege due to the difficulties in mainataining survival and growth of the larvae. This research aims to evaluate the effect of 5% glucose infusion liquid as an alternative source of nutrient to support both growth and survival of the larvae. The infusion liquid was diffused into the water in the rearing tanks using four doses added as level of treatment, namely: 0 mg/l, 20 mg/l, 40 mg/l, and 60 mg/l. Analysis of variance test results in no treatment effects observed on either growth or survival of the larvae. However, due to the importance of studies on glucose induction at early stage of fish life, and the absence of negative effect from this study, research on administering glucose to fish during the ontogeny phase can be continued

    Respon Penetasan Telur Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Tingkatan Suhu yang Berbeda

    Get PDF
    ABSTRACT: The present study aimed to determine the effect of different temperature levels on the hatching rate of common carp eggs. This study consisted of 12 experimental units, in which 4 treatments with 3 replications were applied, namely A (control temperature 22-29 ° C), B (24 ° C), C (temperature 28 ° C), and D (temperature 32 ° C). Temperature, pH, DO and hatching rate was measured for data collection. Analysis of variance (ANOVA) with a confidence level of 95% was performed for statistical analysis. Water quality data were descriptively described. The results showed that the highest number of hatching rate was obtained in treatment D (32 ° C) of 290 (99%), C (28 ° C) of 276 (94%), treatment B (24 ° C) of 251 individuals, and the lowest was observed in treatment A (22-29 ° C) of 242 individuals (83%). Statistically, the temperature of 22-32 ° C did not affect the hatching rate of common carp eggs. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkatan suhu yang berbeda terhadap daya tetas telur ikan mas. Penelitian ini terdiri dari 12 satuan percobaan, yang mana terdapat 4 perlakuan dengan 3 ulangan yakni A (kontrol suhu 22-29°C), B (24°C), C (suhu 28°C) dan D (suhu 32°C). Parameter uji meliputi suhu, pH, DO dan daya tetas telur (hatching rate). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% dan jika menunjukkan pengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Data kualitas air dijelaskan secara deskriptif sesuai kelayakan hidup ikan mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah telur yang menetas terbanyak diperoleh pada perlakuan D (32°C) sebesar 290 ekor (99%), perlakuan C (28°C) sebesar 276 ekor (94%), perlakuan B (24°C) sebesar 251 ekor dan terendah pada perlakuan A (22-29°C) sebesar 242 ekor (83%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa suhu 22-32°C tidak berpengaruh terhadap daya tetas telur Ikan Mas

    Pengaruh Pemberian Antibiotik Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Eksplan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Secara In Vitro

    Get PDF
    ABSTRACT: The present study aimed to determine the effect of antibiotic on the survival and growth performance of K. alvarezii using in vitro technique. This research was conducted for 2 months in Pangkep State of Agricultural Polytechnic at Tissue Culture Laboratory. The seaweed samples were taken from waters of Pangkep Regency. The fresh and healthy thallus branches were used as explants. The culture medium was conwy liquid media added vitamin mix with the treatment of different antibiotic concentrations. The parameters observed were survival rate, number of shoots, shoot length. A completely randomized design and 5 treatments with 3 replications were applied. One way ANOVA was performed for data analysis. The results showed that survival rate and shoot length and the highest number of shoots were found at 10 ppm antibiotic treatment with 56.6% of survival rate, the average number of shoots was 6, the average length of shoots was 1.86 mm. while a total 30% of survival rate was found at 12 ppm treatment with a number of shoots reaching 5.4 and a shoot length of 1.79. ABSTRAK:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan dosis antibiotik pada media kultur jaringan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan rumput laut K. alvarezii secara in vitro. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Bahan uji yang digunakan adalah bibit rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii yang diperoleh dari perairan Kabupaten Pangkep.  Bibit yang digunakan adalah bibit segar, muda, memiliki percabangan yang banyak dan sehat. Media kultur adalah media cair conwy dengan campuran vitamin mix dengan perlakuan perbedaan konsentrasi antibiotik yang berbeda. Wadah percobaan adalah botol kultur dengan volume 200 ml sebanyak 15 buah.  Parameter yang diamati sintasan, jumlah tunas, panjang tunas. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) dan 5 perlakuan sebanyak 3 ulangan.  One way ANOVA digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sintasan dan pertumbuhan panjang tunas serta jumlah tunas tertinggi adalah pada perlakuan antibiotik 10 ppm.  Sintasan eksplan rumput laut mencapai 56.6%, rata-rata jumlah tunas mencapai 6, rata-rata panjang tunas mencapai 1.86 mm. sedangkan perlakuan sintasan untuk perlakuan 12 ppm hanya 30%, dengan jumlah tunas mencapai 5.4 serta panjang tunas 1.79

    Seleksi Ikan Berbasis Penanda DNA (DNA Marker): Literature Review

    Get PDF
    Selection of fish based on DNA markers is a method or technique that has started to develop rapidly in the field of genetics and fish breeding. Selection based on DNA markers utilizes the genetic information contained in fish DNA to obtain individuals with characteristics appropriate to the stages and production of aquaculture in a timely, efficient, and measurable manner. This literature review presents several discussions and literature sources that are quite relevant regarding various aspects of DNA marker-based fish selection, including the basic principles, analytical methods, benefits, and challenges based on DNA markers, and discusses how the most recent developments in the use of methods in the process of genetic breeding and fish selection, as well as the potential for future applications.Seleksi ikan berbasis marka DNA merupakan suatu metode atau teknik yang sudah mulai berkembang secara pesat dalam bidang genetika dan pemuliaan ikan. Seleksi berbasis marka DNA memanfaatkan informasi genetik yang terkandung dalam DNA ikan untuk mendapatkan individu yang memiliki karakteristik sesuai dengan tahapan dan produksi perikanan budidaya yang dilakukan secara tepat, efisien, dan terukur. Literature review ini menyajikan beberapa pembahasan dan sumber literatur yang cukup relevan terkait tentang berbagai aspek seleksi ikan berbasis marka DNA, termasuk prinsip dasar, metode analisis, manfaat, dan tantangan yang berbasis marka DNA, serta membahas tentang bagaimana perkembangan yang paling terkini dari penggunaan metode dalam proses pemuliaan genetika dan seleksi ikan, serta potensi dari pengaplikasian pada masa yang akan datang

    Pengaruh Waktu Pemuasaan Terhadap Kinerja Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi (Cyprinus carpio) Yang Dipelihara Pada Suhu Optimal

    Get PDF
    Koi fish is a type of ornamental fish whose color and unique body shape are one of the attractions of koi fish. This study aims to determine and evaluate the effect of fasting time on the growth and survival of koi fish (Cyprinus carpio) which are fasted periodically at optimum temperature. The method used in this study was the RAL experimental method (completely randomized design) with 4 treatments and 3 replications. The fasting treatment used was the non-fasting treatment as (control), 1 day of fasting and 1 day of feeding, 1 day of fasting and 2 days of feeding, and 1 day of fasting and 3 days of feeding. Each treatment used seeds measuring 4-5 cm. Parameters observed were absolute weight growth, absolute length growth, daily growth rate, survival rate and feed conversion ratio. The results of the study based on the analysis of variance showed that fasting in koi fish had a significant effect (P<0.05) on absolute weight growth and daily growth rate and had no significant effect on growth in absolute length, survival raet and feed conversion ratio. The best treatment of periodic fasting is in treatment P2 = 1 day of fasting 1 day of being feed.Ikan koi merupakan jenis ikan hias yang warna dan keunikan bentuk tubuhnya menjadi salah satu daya tarik pada ikan koi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh lama pemuasaan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan koi (Cyprinus carpio) yang dipuasakan secara periodik pada  suhu optimal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen RAL dengan 4 perlakuan 3 ulangan. Adapun perlakuan pemuasaan yang digunakan adalah perlakuan tanpa pemuasaan sebagai (kontrol), perlakuan 1 hari puasa dan 1 hari diberi pakan, perlakuan 1 hari puasa dan 2 hari diberi pakan, dan perlakuan 1 hari puasa dan 3 hari diberi pakan. Setiap perlakuan menggunakan benih berukuran 4-5 cm. Parameter yang diamati yaitu pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup dan rasio konversi pakan. Hasil penelitian berdasarkan analisis sidik ragam diperoleh hasil bahwa pemuasaan pada ikan koi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan berat mutlak dan laju pertumbuhan harian dan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak, kelangsungan hidup dan rasio konversi pakan. Perlakuan terbaik pemuasaan secara periodik yaitu pada perlakuan P2 = 1 hari puasa 1 hari diberi pakan

    Pengujian In-Vivo Ekstrak Rumput Laut Dalam Menangani Bakteri Pathogen Yang Menyerang Ikan Kerapu

    Get PDF
    Vibriosis controlling in the cultivation of grouper fishes still counts on the use of synthetic pharmacy or antibiotics. However,  prolonged used of  antibiotics can resulted in bacteria becoming resistance. Antibacterial agent derived from natural resources is expected to be able to overcome the problem. Ulva reticulata extract is one of the candidates that has been tested in-vitro to possessed antimicrobial bioactive compounds. This study aimed at testing its effectivity against pathogenic bacteria infecting Humpback grouper. Final results shows that the highest concentration (2000 ppm) given to the fish soaking tanks gives the best results.Pengendalian vibriosis pada kegiatan budidaya ikan kerapu masih mengandalkan penggunaan obat-obatan atau antibiotik sintetik.  Namun penggunaan antibiotik dalam jangka waktu tertentu menyebabkan timbulnya masalah resistensi bakteri patogen terhadap obat-obatan tersebut. Antibakteri yang diperoleh dari sumber-sumber alami diharapkan dapat mengatasi masalah resistensi bakteri. Salah satu sumber yang telah diuji efektivitasnya secara in-vitro adalah ekstrak rumput laut Ulva reticulata. Pada penelitian ini, efektivitas senyawa antibakteri pada U. reticulata diujikan secara in-vivo dengan memberikan perlakuan berupa empat kelompok yang direndam pada larutan empat konsentrasi ekstrak sebagai media pengobatan dan satu kelompok kontrol. Hasil akhir menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik yang dapat digunakan untuk membunuh dan menekan pertumbuhan bakteri Vibrio algynolitcus  adalah perlakuan dengan konsentrasi 2000 ppm
    corecore