16 research outputs found
Pembenahan sistem inventori ukm sumber berkat mandiri, blitar, jawa timur
UKM Sumber Berkat Mandiri sebagai Mitra Tim Abdimas selama ini menggunakan “sistem manajemen warung” dalam menjalankan bisnis di mana hampir seluruh urusan dikerjakan secara perorangan. Manajemen tersebut menyebabkan kurang optimalnya sistem administrasi, terutama dalam hal pencatatan aset, berdampak pada over stock dan kerugian lain. Secara umum, permasalahan yang dihadapi mitra adalah belum adanya sistem administrasi terpadu untuk membantu pelaksanaan proses bisnis Mitra dan belum adanya sistem manajemen aset yang baik. Karena itu, tim abdimas membantu mitra untuk membenahi sistem inventori mitra, juga mengembangkan kemampuan manajerial Mitra melalui pengembangan keterampilan bagi Mitra dalam hal kepemimpinan, etika profesi, manajemen waktu, layanan prima, dan keterampilan interpersonal. Metode pelaksanaan kegiatan Abdimas ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap. Tahap pertama survey untuk mengidentifikasi kebutuhan mitra; tahap kedua pemberian materi pelatihan; tahap ketiga penugasan kepada mitra terkait inventori barang yang dijual; tahap keempat sharing atas pelatihan yang telah didapatkan dan pendampingan penggunaan aplikasi inventory management. Luaran kegiatan pengabdian ini adalah buku panduan kerja yang dapat digunakan oleh mitra dalam mengimplentasikan aplikasi inventory management
Karakterisasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dari Cangkang Rajungan dengan Metode Karbonasi
Precipitated Calcium Carbonat (PCC) is a product of processing natural materials that contain calcium carbonate through a series of chemical reaction. Carbonation is one of the most widely used processes for making PCC. This study aims to determine the characterization of PCC which can be applied into biomaterials from small crab shells based on the type of crystal produced. The main raw material used for crab shells is taken from the Island of Madura, the content of calcium carbonate in the shell can become PCC in the presence of chemical reactions. The crab shell that has been mashed and sieved 100 mesh size is burned in the furnace at 900ËšC for 1 hour, then it is dissolved in HCL 2N with the contact temperature according to the variable. The test carried out was an analysis of the content crab shell using XRF (X-ray Fluorescence), XRD (X-rayDifraksi) to find out the type of crystal and SEM (Scanning Electron Microscopy) to find out crystal form.
 
Pembenahan sistem inventori ukm sumber berkat mandiri, blitar, jawa timur
UKM Sumber Berkat Mandiri sebagai Mitra Tim Abdimas selama ini menggunakan “sistem manajemen warung” dalam menjalankan bisnis di mana hampir seluruh urusan dikerjakan secara perorangan. Manajemen tersebut menyebabkan kurang optimalnya sistem administrasi, terutama dalam hal pencatatan aset, berdampak pada over stock dan kerugian lain. Secara umum, permasalahan yang dihadapi mitra adalah belum adanya sistem administrasi terpadu untuk membantu pelaksanaan proses bisnis Mitra dan belum adanya sistem manajemen aset yang baik. Karena itu, tim abdimas membantu mitra untuk membenahi sistem inventori mitra, juga mengembangkan kemampuan manajerial Mitra melalui pengembangan keterampilan bagi Mitra dalam hal kepemimpinan, etika profesi, manajemen waktu, layanan prima, dan keterampilan interpersonal. Metode pelaksanaan kegiatan Abdimas ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap. Tahap pertama survey untuk mengidentifikasi kebutuhan mitra; tahap kedua pemberian materi pelatihan; tahap ketiga penugasan kepada mitra terkait inventori barang yang dijual; tahap keempat sharing atas pelatihan yang telah didapatkan dan pendampingan penggunaan aplikasi inventory management. Luaran kegiatan pengabdian ini adalah buku panduan kerja yang dapat digunakan oleh mitra dalam mengimplentasikan aplikasi inventory management
The acquisition of an artificial logographic script and bilingual working memory: Evidence for L1-specific orthographic processing skills transfer in Chinese-English bilinguals
Studies of orthographic skills transfer between languages focus mostly on working memory (WM) ability in alphabetic first language (L1) speakers when learning another, often alphabetically congruent, language. We report two studies that, instead, explored the transferability of L1 orthographic processing skills in WM in logographic-L1 and alphabetic-L1 speakers. English-French bilingual and English monolingual (alphabetic-L1) speakers, and Chinese-English (logographic-L1) speakers, learned a set of artificial logographs and associated meanings (Study 1). The logographs were used in WM tasks with and without concurrent articulatory or visuo-spatial suppression. The logographic-L1 bilinguals were markedly less affected by articulatory suppression than alphabetic-L1 monolinguals (who did not differ from their bilingual peers). Bilinguals overall were less affected by spatial interference, reflecting superior phonological processing skills or, conceivably, greater executive control. A comparison of span sizes for meaningful and meaningless logographs (Study 2) replicated these findings. However, the logographic-L1 bilinguals’ spans in L1 were measurably greater than those of their alphabetic-L1 (bilingual and monolingual) peers; a finding unaccounted for by faster articulation rates or differences in general intelligence. The overall pattern of results suggests an advantage (possibly perceptual) for logographic-L1 speakers, over and above the bilingual advantage also seen elsewhere in third language (L3) acquisition