20 research outputs found

    PEMBUATAN MAGNET PADUAN FERRO NIKEL PADA KOMPOSISI: Fe 70% dan Ni 30% MELALUI TEKNIK METALURGI SERBUK DAN KARAKTERISASINYA

    Get PDF
    Pembuatan paduan ferronikel sebagai bahan magnet dibuat dengan menggunakan metode sinteringmetalurgi serbuk dengan variasi waktu milling 15, 30 dan 45 menit serta suhu sintering 1200 dan 1300oC. Metode ini menggunakan 10 gram serbuk paduan Fe dan Ni dengan komposisi Fe 70% berat dan  Ni 70% berat. Serbuk di campurkan kemudian dihancurkan menggunakan High Energy Milling delama 15 menit, 40 menit, dan 45 menit. Selanjutnya di lakukan kalsinasi selama 1 jam dengan suhu 6000C. Kemudian sampel di hancurkan menggunakan mortar dan di cetak menggunakan hydraulic press dengan gaya sebesai 10 ton. Sampel lalu di sintering pada suhu 12000C dan 13000C dan ditahan selama 1 jam menggunakan tungku vacuum. Karakterisasi sampel yang telah disinter meliputi pengukuran densitas, porositas, sifat magnet menggunakan VSM, dan analisa struktur kristal dengan XRD. Hasil karakterisasi menunjukan bahwa paduan Ferinikel tersebut memiliki densitas tertinggi 5,67-5,98 g/cm3 , porositas 1,77 – 4,31 % serta memiliki sifat magnet dengan remanensi = 3,74 – 3,83 emu/g dan koersivitas = 77,20 – 77,30 Oe pada sampel dengan waktu milling 45 menit dan suhu sintering 1200-1300oC. Maka berdasarkan hasil karakterisasi dapat dinyatakan material feronikel tergolong material magnet lunak

    Pembuatan dan Pengujian Bulk Density, Fluks Magnetik, dan Mikrostruktur pada Hybrid Magnet Berbasis NdFeB / BaFe12O19

    Full text link
    Telah dilakukan pembuatan hybrid magnet permanen berbasis NdFeB dengan penambahan BaFe12O19 ( 5, 10, 15, dan 20 % wt). Aplikasi hybrid magnet permanen NdFeB untuk komponen motor dan generator listrik skala kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhnya penambahan BaFe12O19 terhadap densitas, fluks magnetik dan mikrostruktur dari hybrid magnet NdFeB. Proses preparasi bahan baku mulai dari pencampuran serbuk NdFeB tipe MQP-B+ dengan BaFe12O19, digerus dan dicampur bahan perekat Epoxy Resin sebanyak 6 %wt dan dicetak dengan gaya 8 tonf sehingga membentuk pellet dengan diameter 18,5 dan tebal 4,3 mm. Sampel yang telah dicetak kemudian dikeringkan pada kondisi vacuum (±15 mbar) dengan temperatur 80°C ditahan selama 1 jam. Karakterisasi yang dilakukan meliputi pengukuran bulk density, microstructurer menggunakan Optical Microscope dan sifat magnet dengan menggunakan Gaussmeter. Dari hasil karakterisasi secara keseluruhan diperoleh kondisi optimum pada komposisi hybrid magnet NdFeB adalah 95% NdFeB, 5 %wt BaFe12O19 . Sifat-sifat hybrid magnet NdFeB tersebut adalah bulk density = 4,469 g/cm3, Fluks magnetik = 1029,85 Gauss, ukuran bulir (grain size) sekitar 4,1 – 5,2 µm

    Analisis Pengaruh Komposisi Arang Kayu pada Pembuatan Beton terhadap Densitas, Daya Serap Air, dan Uji Tekan

    Full text link
    Penggunaan beton sebagai bahan konstruksi bangunan di Indonesia semakin meningkat, khususnya pada industri beton siap pakai. Permasalah yang sering ditemui adalah produk beton yang rapuh, beton yang terlalu berat, dan beton yang kurang mampu menyerap air. Tujuan beton penelitian ini untuk menganalisis beton yang dicampurkan dengan kemposisi bubuk arang kayu yang digabungkan dengan cor beton untuk mengetahui efek positif dan negatif dari penambahan bubuk arang kayu tersebut terhadap kuat tekan beton. Metode dan langkah-langkah yang dilakukan seperti metode saat analisis pada beton yang meliputi densitas, daya serap air dan uji kuat tekan. Hasil mengujian diketahui bahwa kuat tekan beton normal < 100 kg/cm2 . Beton normal ditambah arang kayu dengan masa pengeringan 10 hari ditambah serbuk arang kayu memiliki kuat tekan 15 kg/cm2 , beton normal ditambah arang kayu dengan masa pengeringan 20 hari ditambah serbuk arang kayu memiliki kuat tekan 20 kg/cm2 , beton normal ditambah arang kayu dengan masa pengeringan 30 hari ditambah serbuk arang kayu memiliki kuat tekan 20 kg/cm2 , beton normal ditambah arang kayu dengan masa pengeringan 40 hari ditambah serbuk arang kayu memiliki kuat tekan 30 kg/cm2 , beton normal ditambah arang kayu dengan masa pengeringan 50 hari ditambah serbuk arang kayu memiliki kuat tekan 40 kg/cm2 , beton normal ditambah arang kayu dengan masa pengeringan 60 hari ditambah serbuk arang kayu memiliki kuat tekan 45 kg/cm2 . Sedangkan untuk penyerapan air terjadi kenaikan 4.63% pada hari ke 10. Disimpulkan bahwa penggunaan arang kayu tidak menambah kuat tekan beton karena kuat beton kemposisi arang kayu justru mengalami penurunan. Namun densitas dan daya serap airnya justru mengalami peningkatan

    Pembuatan Magnet Paduan Ferro Nikel pada Komposisi: Fe 70% dan Ni 30% melalui Teknik Metalurgi Serbuk dan Karakterisasinya

    Full text link
    Pembuatan paduan ferronikel sebagai bahan magnet dibuat dengan menggunakan metode sinteringmetalurgi serbuk dengan variasi waktu milling 15, 30 dan 45 menit serta suhu sintering 1200 dan 1300oC. Metode ini menggunakan 10 gram serbuk paduan Fe dan Ni dengan komposisi Fe 70% berat dan Ni 70% berat. Serbuk di campurkan kemudian dihancurkan menggunakan High Energy Milling delama 15 menit, 40 menit, dan 45 menit. Selanjutnya di lakukan kalsinasi selama 1 jam dengan suhu 6000C. Kemudian sampel di hancurkan menggunakan mortar dan di cetak menggunakan hydraulic press dengan gaya sebesai 10 ton. Sampel lalu di sintering pada suhu 12000C dan 13000C dan ditahan selama 1 jam menggunakan tungku vacuum. Karakterisasi sampel yang telah disinter meliputi pengukuran densitas, porositas, sifat magnet menggunakan VSM, dan analisa struktur kristal dengan XRD. Hasil karakterisasi menunjukan bahwa paduan Ferinikel tersebut memiliki densitas tertinggi 5,67-5,98 g/cm3 , porositas 1,77 – 4,31 % serta memiliki sifat magnet dengan remanensi = 3,74 – 3,83 emu/g dan koersivitas = 77,20 – 77,30 Oe pada sampel dengan waktu milling 45 menit dan suhu sintering 1200-1300oC. Maka berdasarkan hasil karakterisasi dapat dinyatakan material feronikel tergolong material magnet lunak

    Simulasi Kekuatan Mekanik Sudu Turbin Angin Horizontal Menggunakan Software Simscale

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan koefisien daya yang maksimal. Salah satunya dengan mengunakan kualitas sudu yang baik. Untuk mengoptimalkan fungsi turbin angin penulis menggunakan material sudu pada turbin angin dengan menggunakan Acrylonitrine Butadine Styrene (ABS). Oleh karena itu pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Finite Element Analysis Simulasi yang dipilih adalah dynamic. Penelitian ini adalah pengujian kekuatan sudu turbin angin horizontal dengan variasi kecepatan angin 10 – 20 m/s ditinjau dari von mises stress dan displacement. Dari hasil simulasi kecepatan angin memiiki pengaruh terhadap distribusi stress dan displacement. Material yang digunakan masih berada di bawah batas kekuatan material, semakin besar gaya yang diberikan semakin besar nilai stress dan displacement. Pada hasil simulasi didapatkan nilai stress minimum 5.8 Pa stress maksimum 22.94 Sedangkan dalam pengujian displacement dihasilkan nilai minimum 1.27 m displacement maksimum 4.99 m

    Analisis Pengaruh Temperatur Mold terhadap Perpindahan Kalor pada Polimer dalam Proses Injection Molding Menggunakan Software Autodesk Moldflow Adviser

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur mold terhadap perpindahan kalor dalam polimer dan pengaruhnya terhadap cacat produk yang terjadi pada kover dudukan pelat sepeda motor. Produk ini terbuat dari plastik dan diproduksi dengan metode injection molding. Penelitian ini dilakukan menggunakan software Autodesk Moldflow Adviser. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa terjadi perpindahan kalor sebesar 80.213,68 Joule pada temperature mold 30°C, 60.689,01 Joule pada temperature mold 40°C dan 54.425,55 Joule pada temperature mold 50°C. Potensi cacat produk sink mark sebesar 0,1084 mm pada temperature mold 30°C, 0,1124 mm pada temperature mold 40°C, dan 0,1169 mm pada temperature mold 50°C. Potensi cacat warpage sebesar 1,418 mm pada suhu 30°C, 1,521 mm pada suhu 40°C, dan 1,6382 mm pada suhu 50°C. Pada temperature mold 50°C didapatkan parameter setting yang lebih efektif dan efisien
    corecore