81 research outputs found

    Analisis Risiko Logam Berat Cd, Cr, Dan Cu Pada DAS Gelis (Studi Kasus: Sungai Gelis, Kabupaten Kudus)

    Full text link
    Banyaknya aktivitas yang dilakukan di sepanjang DAS Gelis, seperti aktivitas rumah tangga, industri dan pertanian yang dapat menyebabkan pencemaran logam berat, terutama Cd, Cr dan Cu pada DAS Gelis. Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan membandingkan konsentrasi logam berat Cd, Cr dan Cu terhadap standar yang berlaku serta menganalisis risiko logam berat tersebut terhadap pengguna sungai. Penelitian ini menggunakan sampel air Sungai Gelis pada 5 titik yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar konsentrasi logam berat Cd, Cr dan Cu pada titik sampling masih di bawah baku mutu, kecuali konsentrasi Cd pada titik 5 sebesar 0.029 dan Cu pada titik 4 yang cenderung melewati batas baku mutu, yaitu sebesar 0.02. Nilai risiko yang lebih dari 1, RQ>1 yaitu adalah nilai risiko Cd pada titik 5 sedangkan untuk nilai risiko lainnya masih dibawah 1, sehingga masih dikatakan tidak berisiko

    Potensi Dampak Lingkungan Dalam Sistem Produksi Minyak Kelapa Sawit Mentah (Crude Palm Oil-cpo) Dengan Menggunakan Metode Life Cycle Assessment (Eco-indicator 99) (Studi Kasus : PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk)

    Full text link
    Industri Crude Palm Oil (CPO) saat ini telah menjadi industri pertanian yang paling besar di Indonesia, dengan produksi CPO mencapai 25 juta ton per tahun dan luas area perkebunan kelapa sawit mencapai 9 juta hektar. Besarnya produksi yang dihasilkan, tentunya juga dapat menimbulkan emisi sebagai dampak samping dari proses produksi dan akan timbul efek secara tidak langsung terhadap lingkungan berupa dampak. Studi ini bertujuan untuk menganalisis potensi dampak lingkungan yang timbul dari proses produksi CPO yang ada di wilayah Provinsi Jambi, Kab. Merangin, Desa Jelatang dengan mengembangkan model Life Cycle Aseessment (LCA) berdasarkan sistem produksi yang ada disana. Setelah diketahui dampak yang timbul, disusun upaya pengendalian dampak yang dapat dilakukan oleh Perusahaan. Studi ini memiliki system boundary yaitu cradle-to-gate. Untuk mengidentifikasi dampak lingkungan yang timbul disana, digunakan metode LCA yang dibantu dengan software SimaPro v. 7.1 dan metodologi eco­-indocator 99. Berdasarkan studi ini impact yang dihasilkan yang paling besar baik itu dari aktivitas perkebunan dan industri adalah climate change, berasal dari penggunaan pupuk dari aktivitas perkebunan yang menghasilkan emisi N2O ditambah dengan palm oil mill effluent (POME) yang menghasilkan gas metana. Terdapat 2 skenario teknologi bersih yang diusulkan agar dapat mengurangi dampak yang ada yaitu (1) pengolahan biogas dari POME dan (2) pengolahan bioetanol dari empty fruit bunch (EFB)

    Analisis Emisi Gas Rumah Kaca Produksi Karet dengan Metode Lca (Life Cycle Assessment) dan Perhitungan Penyerapan Karbon PT. Perkebunan Nusantara IX Ngobo

    Full text link
    Karet merupakan salah satu komoditas utama Indonesia dengan nilai ekspor mencapai 2.623.471 ton pada tahun 2014 dan berperan menyumbang emisi dalam Perubahan iklim (Direktorat Jenderal Pertanian, 2015). Namun demikian, menurut penelitian yang dilakukan oleh Indraty, 2005, tanaman karet memiliki jumlah tajuk yang tinggi untuk dapat menyerap karbon dengan jumlah besar. Sejalan dengan kedua hal tersebut, komitmen Indonesia dalam Perubahan iklim tampak pada ratifikasi IPCC dan Protokol Kyoto (yang dilanjutkan melalui program REDD+). Terkait latar belakang tersebut, diperlukan suatu penelitian untuk inventarisasi pelepasan emisi karbon ke alam dan penyerapan karbon. Penelitian dilakukan pada salah satu perkebunan karet, PT. Perkebunan Nusantara IX Ngobo sebagai eksportir kepada Perusahaan kelas dunia seperti Michelin dan Good Year pada bulan November 2016 hingga Februari 2017. Analisis emisi karbon digunakan dengan metode LCA (Life Cycle Assessment) berdasarkan ISO 14040, sementara perhitungan penyerapan karbon dilakukan dengan olah citra Landsat 8.0 dibantu oleh software Arc Map 10.4 dan ENVI 4.5. Hasil yang didapatkan berupa penghasilan emisi tahun 2015-2016 pada perkebunan karet sebesar 6,65 ton CO2 eqivalent per ton lateks per tahun dan pabrik pengolahan adalah sebesar 8,84 ton CO2 eqivalent per ton lateks per tahun. Jumlah penyerapan karbon yang didapat adalah sebesar 31,52 ton CO2 eqivalen per hektar per tahun atau 145,72 ton CO2 eqivalent per ton lateks per tahun. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat dikatakan bahwa nilai potensi penyerapan karbon di PT. Perkebunan Nusantara IX Ngobo lebih besar daripada nilai potensi emisinya. Penelitian ini dapat disempurnakan dengan mengikutsertakan scope 3 dalam perhitungan emisi karbon dan melakukan digitasi citra yang maksimal dalam perhitungan penyerapan karbon

    Studi Pemanfaatan Limbah Fleshing Ikan Menjadi Kompos dengan Menggunakan Ulat Kandang

    Full text link
    Limbah daging (limbah fleshing) ikan sangat potensial mencemari lingkungan karena mudah busuk dan hancur.Kandungan unsur N protein tersisa dalam limbah fleshing dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.Salah satunya adalah untuk sumber nitrogen pada pembuatan pupuk organik sistem pembuatan kompos.Alphitobius diaperinus merupakan salah satu jenis serangga yang cukup umum dijumpai.Kumbang ini berukuran kecil, dengan panjang sekitar 5 mm. Warna kumbang ini cokelat kemerahan hingga hitam pekat.Habitatnya cukup luas, mulai dari hutan, perkebunan, pemukiman, tempat penyimpanan bahan pangan dan pakan hingga area peternakan.Kumbang ini menyukai lingkungan yang cenderung gelap dan lembab, sehingga banyak ditemukan di alas kandang ayam broiler. Pada penelitian ini digunakan pengolahan limbah ikan menjadi kompos dengan menggunakan ulat kandang dengan variabel bebas yaitu bahan baku (limbah ikan) dan ulat kandang untuk mengolah limbah ikan tersebut. Selama 35 hari pengomposan, nilai optimum limbah ikan yang dapat dikonsumsi oleh ulat kandang yaitu sebesar 100 gr dengan jumlah bobot ulat kandang sebesar 304 gr. Jumlah variasi pakan terhadap perkembangan tidak mempengaruhi nilai unsur hara tersebut dikarenakan oleh kandungan limbah pada ikan tersebutPengomposan dengan menggunakan ulat kandang dilakukan selama 35 hari. Hasil dari pengomposan ulat kandang adalah kadar C : 32,45%; kadar N : 2,98%; kadar P : 6,97% ; kadar K : 7,23% ; kadar C/N : 14,086%; kadar Cu : 5,46 ppm; kadar Zn : 4,55 ppm; kadar Mn : 0,77 ppm; kadar Fe : 17,36 pp

    Potensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dan Penggunaan Energi Dalam Sistem Produksi Minyak Kelapa Sawit Mentah (Crude Palm Oil-cpo) Studi Kasus: PT. Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk

    Full text link
    Aktivitas perkebunan dan kegiatan sistem produksi untuk menghasilkan minyak kelapa sawit menimbukan dampak emisi gas rumah kaca dan menggunakan energi yang besar. Namun, pengaruh emisi gas rumah kaca yang dihasilkan belum dikaji lebih jauh walaupun dampaknya sangat besar terhadap lingkungan. Penelitian ini dilakukan di anak Perusahaan PT. Sinarmas Agro Resources And Technology Tbk yaitu PT. Khresna Duta Agroindo Unit Pelakar di daerah kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model life cycle assessment (LCA), menganalisis emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, serta potensi penurunan masing-masing emisi. Metode yang digunakan adalah dengan analisis tahapan LCA yaitu goal and scope definition, life cycle inventory dengan menggunakan perhitungan berupa rumus perhitungan emisi gas rumah kaca dan energi, life cycle impact assessment, serta interpretation. Dari penelitian ini didapatkan bahwa emisi senyawa di pabrik jauh lebih tinggi dibandingkan emisi di perkebunan tanpa dilakukan perhitungan LUC (Land Use Clearing). Emisi di perkebunan (EFFB) pada tahun 2014 adalah 12,50 kgCO2eq/Ton FFB dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 17,96 kgCO2eq/Ton FFB dengan nilai paling tinggi dari penggunaan pupuk urea di perkebunan yang juga mengalami peningkatan pemakaiannya di tahun 2014 ke tahun 2015. Sementara emisi di pabrik (ECPO) pada tahun 2014 adalah sebesar 2509,9 kgCO2eq/Ton CPO dan menurun pada tahun 2015 menjadi 2057,1 kgCO2eq/Ton CPO dengan nilai paling tinggi di dapatkan dari CO2 pengolahan EFB. Untuk hasil dari perhitungan efisiensi energi didapatkan NER pada tahun 2014 adalah adalah 3,27 dan menurun pada tahun 2015 menjadi 3,17, sementara untuk NEP pada tahun 2014 adalah 26,13 MJ/kg Biodiesel dan menurun pada tahun 2015 menjadi 25,74 MJ/kg Biodiesel, dengan energi input terbesar adalah dari penggunaan listrik di pabrik

    Perencanaan Teknis Instalasi Pengolahan Air Minum Pejaten Jakarta Selatan Dengan Debit 200 Liter Per Detik

    Full text link
    Air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta khususnya untuk wilayah Kecamatan Pejaten Jakarta Selatan, yang dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk pada wilayah tersebut. Sehingga diadakan suatu ide perencanaan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum yang berada di Jakarta Selatan. Desain Instalasi diupayakan mampu mengolah air baku dengan kapasistas debit 200 liter per detik. Sering berubahnya kualitas air menjadikan perlu dilakukan perhitungan yang baik agar air yang terproduksi mencapai dibawah baku mutu yang ditetapkan
    • …
    corecore