108 research outputs found
POTENCY AND DEVELOPMENT STRATEGY OF SPOTTED BUFFALO IN SANGGALANGI SUBDISTRICT, NORTH TORAJA DISTRICT, SOUTH SULAWESI
The aim of this research was to analyze the reproduction performances, potency and development strategy of Torajans spotted buffalo. This research was done from July to September 2010 in Sanggalangi subdistrict, North Toraja district, South Sulawesi. Purposive sampling was applied to observe data. The primary data were taken by purposive sampling method and collected by interview of 90 farmers. Results showed that sex ratio of male-female was 3:2. The first estrus was 2.48 years old, the estrus period was 23 hours and the oestrus cycle was 19 days. The first mating was 2.87 years old with the conception period about 387 days. Furthermore, the first partus was at 3.74 years old, calving interval was 2 years. Calving rate and calf crops were relatively high. Calf crops were 77%, pre weaning mortality was 2.35%. Service per conception (S/C) was 1.85 and conception rate (CR) was 86.5%. The most livelihoods in North Toraja is farmer. Spotted Buffalo population declined 24.31 % per year. SWOT analysis showed that score for internal factor was -0.25, whereas external factor was 2.25. It was showed that the sub-district Sanggalangi is in turnaround condition, so the development strategy of Torajans spotted buffalo has to minimize the weakness and reached the opportunities
Prediksi Beban Sedimentasi Waduk Selorejo Menggunakan Debit Ekstrapolasi Dengan Rantai Markov
Prediksi Beban Sedimentasi Waduk Selorejo Menggunakan Debit Ekstrapolasi dengan Rantai MarkovPrediction of Reservoir Sedimentation Selorejo Loads Using Debit Extrapolation Markov ChainErnawan Setyono1 & Devi Ismijayanti21,2Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik Univ. Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas 246 Malang 65144Email : 2)[email protected] reservoirs in operation since 1970 and is expected to operate and serve the needs of water up to the year 2020. The main problem encountered in the construction and operation of reservoirs is how to keep the service life of the reservoir as planned, one of which causes the sediment that settles at the bottom of the reservoir , Based on the results of recent measurements, it is known that the dead storage capacity of 1.71 million m3. Each year has an additional volume of sediment that settles that require greater storage capacity. The results showed that in 2014 increased storage capacity for additional volume of sediment that settles at 3,223,797.64 m3 and storage capacity increased to 4,933,797.64 m3. 2015 dead storage capacity increased to 7,920,967.58 m3 and continued to increase until 2020 dead storage capacity reaches 25,585,055.30 m3. This situation shows that the volume of sediment elevation has crossed the level of low-water line (LWL) and already exceeds the volume of the sediment storage capacity die before the age of reservoirs that have been planned so that it takes some effort to reduce the rate of sedimentation in the reservoir.Keywords: reservoirs, dead storage capacity, sedimentAbstrakWaduk Selorejo beroperasi sejak tahun 1970 dan diharapkan dapat beroperasi dan melayani kebutuhan air hingga pada tahun 2020. Masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan dan pengoperasian waduk adalah bagaimana menjaga agar umur layanan waduk sesuai dengan yang direncanakan, salah satunya penyebabnya adanya sedimen yang mengendap di dasar waduk. Berdasarkan hasil pengukuran terakhir, diketahui bahwa kapasitas tampungan mati 1,71 juta m3. Setiap tahun memiliki tambahan volume sedimen yang mengendap sehingga memerlukan kapasitas tampungan yang lebih besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2014 kapasitas tampungan meningkat karena penambahan volume sedimen yang mengendap di 3,223,797.64 m3 dan kapasitas tampungan meningkat menjadi 4,933,797
Analisa Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Konig Coffee & Bar
The purpose of this research is to figure out how customer repurchase intention is influenced by Experiential Marketing in Konig Coffee & Bar. The writers use Experiential Marketing as an independent variable that influences repurchase intention. Experiential Marketing variable consists of 5 points which are Sense Experience, Feel Experience, Think Experience, Act Experience, and Relate Experience. This research involves 130 respondends that are selected by purposive sampling method and using explanatory as a measure tool. The results indicate Think Experience, Act Experience, and Relate Experience are positive and significant while Sense Experience and Feel Experience has positive influence but not significant. The most dominant variable of Experiential Marketing impacting on consumer repurchase intention on this research is Relate Experience
Kajian Batimetri Bagi Kepentingan Penambahan Kedalaman Kolam Pelabuhan Di Perairan Tegal
Perairan Tegal merupakan wilayah pesisir bagian utara dari Kota Tegal, Jawa Tengah yang dimanfaatkan sebagai area pelabuhan. Pelabuhan Tegal merupakan pelabuhan nasional yang mempunyai kegiatan utama yaitu perbaikan kapal atau docking untuk kapal berukuran kecil sampai sedang. Kegiatan lain yang dilakukan oleh Pelabuhan Tegal yaitu aktivitas bongkar muat, namun hanya dapat dilakukan oleh kapal yang mempunyai draft kapal maksimal 3 meter karena perairan yang dangkal. Menanggapi hal tersebut, pemerintah Kota Tegal berupaya untuk melakukan pengembangan pelabuhan supaya pelabuhan yang baru dapat melakukan kegiatan docking dan bongkar muat dengan maksimal. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang karakteristik pasang surut dan kondisi batimetri yang disajikan dalam bentuk peta serta menentukan kedalaman tambahan supaya kapal kapasitas 5000 DWT dapat masuk ke dalam kolam pelabuhan. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Data pasut diolah menggunakan metode admiralty dan kedalaman perairan dihitung dari muka surutan (LLWL) dengan menggunakan Singlebeam Echosounder. Hasil penelitian menunjukan perairan Tegal mempunyai tipe pasang surut campuran dominan ganda dengan muka air rata – rata (MSL) 152,6 cm dan muka surutan sekaligus air rendah terendah (LLWL) 100,71 cm. kedalaman perairan berkisar antara 0,7 – 3 meter dan disarankan untuk menambah kedalaman 6,8 – 8,8 meter
Studi Pertumbuhan Abalon Tropis (Haliotis Asinina) Dengan Pemberian Pakan Buatan Yang Berbeda
Abalon merupakan siput atau gastropoda laut yang bersifat herbivora. Permintaan dunia akan abalon di Indonesia terus meningkat sehingga membahayakan populasi abalon di Indonesia, karena produk abalon di Indonesia sampai saat ini utamanya masih dari hasil tangkapan di alam. Tujuannya penelitian ini adalah untuk mempelajari pertumbuhan abalon tropis (Haliotis asinina) yang dilakukan dengan pemberian pakan buatan dengan komposisi perbandingan sumber protein yang berbeda serta mengetahui komposisi pakan buatan yang mampu meningkatkan pertumbuhan abalon tropis (Haliotis asinina) yang paling baik. Penelitian ini mengenai studi pertumbuhan abalon dengan pemberian pakan buatan yang berbeda yang dilaksanakan di UPT Loka Pengembangan Bio Industri Laut, LIPI Mataram pada bulan Juli-Oktober 2013 dengan metode RAK (Rancang Acak Kelompok). Anakan abalon yang digunakan dengan ukuran rata-rata panjang cangkang ± 25 mm dan berat ± 2 gram. Pengukuran dilakukan panjang dan berat abalon dilakukan tiap 2 minggu (dwiminggu) selama 84 hari dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yakni : Abalon tropis (Haliotis asinina) yang diberi pakan rumput laut (Gracillaria sp) sebagai kontrol, formulasi pakan A (100% tepung udang), formulasi pakan B (50% tepung udang : 50% tepung ikan) dan formulasi pakan C (100% tepung ikan). Hasil yang diperoleh pertumbuhan panjang cangkang terbaik didapatkan pada pakan B sebesar 3,92 mm. Pertumbuhan berat abalon adalah dengan pemberian pakan A 3,22 gr. Komposisi pakan buatan yang paling baik adalah pakan A dengan komposisi sumber protein 100% tepung udang
Pengaruh Pemberian Berbagai Bentuk Azolla Dan Pupuk N Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Var. Saccharata)
Jagung manis sangat responsif terhadap pupuk N, agar kebutuhan N terpenuhi dan memberikan nilai tambah dapat menyuburkan tanah tanpa menurunkan produktifitas jagung manis, maka diperlukan penyeimbang berupa pupuk organik yang memiliki kandungan N tinggi. Pupuk organik potensial yang memiliki kandungan N tinggi yaitu Azolla. Azolla dapat ditemukan dalam 3 bentuk yaitu Azolla segar, Azolla kering dan kompos Azolla. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi Azolla segar, Azolla kering dan kompos Azolla terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis serta menentukan dosis kombinasi pupuk N anorganik dengan aplikasi Azolla segar, Azolla kering dan kompos Azolla terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini dilakukan pada bulan April–Agustus 2012 di desa Tubo Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan split-plot. Faktor perlakuan dosis aplikasi pupuk N memberikan pengaruh nyata pada parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman dan luas daun per tanaman. Kombinasi perlakuan yang dapat menjadi rekomendasi ke petani berdasarkan hasil penelitian yaitu aplikasi kompos azolla dan dosis aplikasi 75% pupuk N dan aplikasi pupuk N 25% dengan aplikasi azolla kering dapat menghasilkan produksi yang optimal
Implementasi Program Pemberdayaan USAha Garam Rakyat (Pugar) Di Desa Kedungmutih Kecamatanwedung Kabupaten Demak Tahun 2011- 2013
Government policy to import salt in order to fulfill the national need has caused saltfarmers live in a poor condition, like the ones living in Kedungmutih village. This village hasbeen known as a hot spot area of poverty because its people, working as a fisherman and saltfarmer, only rely on salt production to fulfill their daily need. PUGAR program held in 2011 atKedungmutih village was hoped to be able to increase the salt farmers' prosperity. This researchaims to investigate “How is the implementation of PUGAR program at Kedungmutih village,Wedung sub-district, Demak regency in 2011-2013?” and “What are the obstacles in theimplementation of PUGAR program in Kedungmutih village, Wedung sub-district, Demakregency in 2011-2013?”.The purpose of this research is to know how PUGAR program is implemented and itsobstacles when held at Kedungmutih village, Wedung sub-district, Demak regency in 2011-2013. This research used qualitative-explorative method. There were two kinds of data, theprimary data, collected from interview with the informant or key person using snowballsamplings and the secondary data, collected from documents, archives, and other sources relatedto the research. Technique of analysis used in this research was qualitative data analysisconducted in the form of description and conclusions of the researched phenomena.The result of the research showed that “PUGAR” program at Kedungmutih village heldin 2011-2013 is less optimal because there are unresolved problems. These problems are saltfarmers' inability in applying technology in salt production, problems in marketing due to theexistence of middlemen, and salt farmers' inability to produce the best quality salt (KW1). Therecommendations are that the Salt Farmers Assistant Team should assist salt farmers in applyingtechnology in salt farming and that it is necessary for the government to establish salt farmers'cooperative (KOGAR)
Pertumbuhan Bibit Satu Mata Tunas Yang Berasal Dari Nomor Mata Tunas Berbeda Pada Tanaman Tebu ( Saccaharum Officinarum L. ) Varietas Bululawang Dan Ps862
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tebu dan rendemen adalah kualitas bibit tebu yang kurang baik. Alternatif untuk meningkatkan kualitas bibit dengan sistem single bud planting. Salah satu metode dari single bud planting yaitu bud chip. Single Bud Planting merupakan perbanyakan bibit tebu yang menggunakan satu mata tunas yang dipindahkan ke kebun pada umur 2,5 – 3 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi nyata antara letak mata tunas dengan dua varietas tebu (Saccharum officinarum L.), dan memperoleh letak mata tunas terbaik pada setiap varietas. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2015 di kebun percobaan P3GI, Pasuruan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi dengan faktor pertama varietas dan faktor kedua letak mata tunas. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan varietas dengan letak mata tunas pada pembibitan tebu. Varietas Bululwang nomor mata tunas 7, 8, 9 dan Varietas PS862 nomor mata tunas 7, 8, 9, 10 dan 11 pada parameter bobot kering total tanaman menunjukkan interaksi nyata terhadap perlakuan lainnya. Nomor mata tunas terbaik pada varietas Bululawang ialah 7, 8, 9 dan Varietas PS862 terdapat pada nomor mata tunas yang sama yaitu 7, 8, 9, 10 dan 11 pada parameter bobot kering total tanama
- …
