151 research outputs found

    Pengaruh Berbagai Pemacu Pertumbuhan pada Pakan terhadap Kelangsungan Hidup Mikroflora Saluran Pencernaan Ikan Mas, Cyprinus Carpio L. [Effect Of Several Growth Promoters To Intestinal Microflora Survival Of Common Carp, Cyprinus Carpio L.]

    Full text link
    Penelitian bertujuan untuk melihat efek zat pemacu pertumbuhan yang bersifat antimikroba dan prebiotik terhadap po-pulasi mikroflora saluran pencernaan ikan mas. Metode analisis data yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), perlakuan merupakan pelet yang telah dicampur dengan beberapa antibiotik dan prebiotik. Terdapat enam perlakuan dalam penelitian ini; T0: kontrol, T1: streptomisin (S200), T2: tetrasiklin (T200), T3: amfisilin (A200), T4: prebiotik komersial, dan T5: 2% MOS, masing-masing terdapat tiga ulangan. Pengamatan dilakukan dengan dua cara yaitu, in vitro dan in vivo. Media yang digunakan untuk memperbanyak mikroflora (in vitro) adalah Tripticase Soy Broth (TSB) yang telah terdapat perlakuan di dalamnya. Pakan uji diberikan pada ikan mas ukuran 15-25 g selama delapan hari (in vivo). Pengamatan pertumbuhan mikroflora secara in vitro dan in vivo, menggunakan dua media yang berbeda Tripticase Soy Agar (TSA) dan the Man Rogossa Sharp Agar (MRSA). Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa antibiotik tetrasiklin 200 ppm (T200) secara nyata (P<0,05) menurunkan populasi mikroflora saluran pencernaan. Persentase kematian mikroflora secara in vitro memperlihatkan antibiotik tetrasiklin 200 ppm (T200) dapat mematikan mikroflora hingga 99,8% (P<0,05). Prebiotik komersial 2% dan MOS 2% memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan populasi mikroflora saluran pencernaan (P<0,05) baik pada media TSA atau MRSA. Hasil pengamatan secara in vivo juga menunjukkan bahwa antibiotik tetrasiklin 200 ppm (T200) secara nyata menurunkan populasi mikroflora saluran pencernaan. Pertumbuhan mikroflora saluran pencernaan secara in vivo yang terbaik ditun-jukkan oleh perlakuan yang mengandung prebiotik komersial 2% dan MOS 2% (P<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan prebiotik lebih baik dan aman dibandingkan antibiotik untuk diterapkan dalam budi daya perairan

    Religiusitas Sebagai Prediktor Terhadap Kesehatan Mental Studi Terhadap Pemeluk Agama Islam

    Full text link
    Modern era that is more focus on materialism, individual and demand on the quickly change. It makes people will get such problem if they can't adjust their self. The incapability in adaptation will make someone get anxiety, frustration and depression quickly; those are manifestation of mental illness. This condition will be worse if someone has not paid attention religion aspects of his life. This is caused by the base of religion if one of four dimension which influence somebody's life. If one of them is unfulfilled so human function will be disturbed i.e. mental illness. The aimed of this research is to know whether religiosity is the factor that effect mental illness. The sampling technique in this research is quota sampling and accidental sampling. Subject of this research is 18-40 years old and Moslem with the total number of 82 people. The instrument for collecting data is mental illness scale and religiosity scale. The result of regression analysis was indicated that F (54,068) &gt; F table and r2 = 0,403. So the hypothesis is accepted, this means religiosity can predict mental illness with the prediction capacity is 40,3%

    Penggunaan Pemanis Rendah Kalori Pada Pembuatan Velva Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan pemanis rendah kalori (stevia, madu, dan sorbitol)terhadap sifat sensoris velva ubi jalar ungu, selanjutnya velva pemanis rendah kalori terbaik dibandingkan dengan kontrol (gulapasir) diuji sifat fisik (overrun, dan daya leleh) serta sifat kimia (kadar air, pati, padatan terlarut, aktivitas antioksidan, totalantosianin, dan total kalori). Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu jenis pemanis(stevia, madu dan sorbitol). Tiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan sampel dengan 2 kali analisis. Hasil sensori menunjukkanmadu dan sorbitol adalah pemanis terbaik. Hasil analisa sifat fisik velva ubi jalar ungu antara lain: overrun (gula pasir 23,80%),(madu 26,39%), (sorbitol 25,37%); daya leleh (gula pasir 18,68 menit), (madu 17,29 menit), (sorbitol 18,00 menit). Sedangkan hasilanalisa kimianya antara lain: kadar air (gula pasir 67,77%), (madu 74,34%), (sorbitol 70,98%); pati (gula pasir 88,53%), (madu88,26%), (sorbitol 34,43%); padatan terlarut (gula pasir 27,90 0Brix), (madu 22,00 0Brix), (sorbitol 25,10 0Brix); aktivitasantioksidan (gula pasir 10,74 %/mg bahan), (madu 11,52 %/mg bahan), (sorbitol 3,95 %/mg bahan); total antosianin (gula pasir37,76 ppm), (madu 40,93 ppm), (sorbitol 40,71 ppm); total kalori (gula pasir 3676,85 kal/g), (madu 3230,40 kal/g), (sorbitol3524,34 kal/g)

    Karakteristik Fisik Dan Kimia Tepung Koro Pedang (Canavalia Ensiformis) Dengan Variasi Perlakuan Pendahuluan

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia, fisik, dan senyawa fungsional tepung koro pedang denganvariasi perlakuan pendahuluan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL). Perlakuan pendahuluan tersebutberupa kontrol (F1), perebusan dengan kulit (F2), perebusan tanpa kulit (F3), perendaman dengan kulit (F4), dan perendaman tanpakulit (F5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan dapat mempengaruhi sifat kimia, fisik, dan fungsional padatepung koro pedang secara signifikan (p&lt;0,05). Perlakuan pengupasan kulit dengan perlakuan perebusan maupun perendaman dapatmenurunkan kadar asam fitat tepung koro pedang secara signifikan. Perlakuan perebusan dan perendaman dengan kulit maupuntanpa kulit dapat menurunkan kadar serat pangan larut, serat pangan tidak larut, dan total serat pangan. Pengupasan kulit diketahuidapat menurunkan derajat putih, densitas padat, densitas kamba, kadar serat pangan larut, serat pangan tidak larut, dan total seratpangan tepung koro pedang jika dibandingkan dengan kontrol

    Analisis Sistem Penyusunan Anggaran Pemerintah Kota Manado (Studi Kasus Pada Sekretariat Dprd Kota Manado)

    Full text link
    Pemerintah melaksanakan pembangunan atas kehendak rakyat yang di representasikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sistem penyusunan anggaran yang baik tentu akan menghasilkan anggaran yang berkualitas dan sesuai dengan harapan di masyarakat. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bergantung pada perencanaan. Proses penyusunan anggaran memiliki peran penting dalam mewujudkan anggaran yang baik. Penelitian ini bertujuan menganalisis sistem penyusunan anggaran pada Sekretariat DPRD Pemerintah Kota Manado. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian dalam pelaksanaan penyusunan anggaran tahun anggaran 2015-2016 telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013. Sistem penyusunan anggaran Sekretariat DPRD Pemerintah Kota Manado yang meliputi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Rencana Strategi (Renstra), Rencana Kerja (Renja) hingga Rencana Kerja Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD), proses penyusunannya mengikuti tahapan-tahapan dan jadwal proses penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013

    Pemanfaatan Tepung Umbi Ganyong (Canna Edulis Ker.) Sebagai Pengganti Tepung Terigu Dalam Pembuatan Biskuit Tinggi Energi Protein Dengan Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula biskuit berbahan dasar tepung ganyong dan tepung kacang merah yang terbaiksecara sensoris, serta mengetahui karakteristik fisik, karakteristik kimia, energi total yang terbaik secara sensoris dan dibandingkandengan SNI Biskuit. Penelitian ini menggunakan RAL dengan faktor variasi proporsi tepung ganyong : tepung kacang merah.Proporsi tepung dari formula biskuit yaitu F1 (tepung ganyong 60% : tepung kacang merah 20%), F2 (tepung ganyong 50% : tepungkacang merah 30), dan F3 (tepung ganyong 40% : tepung kacang merah 40%). Hasil analisis sensori menunjukkan biskuit F3(tepung ganyong 40% : tepung kacang merah 40%) merupakan proporsi yang tepat dalam proses pembuatan biskuit ditinjau darisegi rasa. Biskuit F3 memiliki sifat fisik rasio pengembangan (6,351%) dan tingkat kekerasan (18,25 N) yang lebih rendahdibandingkan biskuit tepung terigu. Biskuit tepung ganyong (F3) memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan biskuit tepungterigu. Biskuit tepung ganyong (F3) memiliki kadar air 3,56% (wb), kadar abu 3,631% (db), dan asam lemak bebas 0,78% (wb)yang lebih tinggi dibandingkan biskuit tepung terigu. Namun, kandungan lemak, protein, dan karbohidratnya tidak berbeda nyatadengan biskuit tepung terigu. Energi yang diberikan biskuit tepung ganyong sebesar 449,63 kkal. Kadar air, kadar protein, dan kadarFFA yang terkandung dalam biskuit 40% tepung ganyong : 40% tepung kacang merah masih memenuhi syarat mutu biskuit tahun2011 (SNI 293:2011)

    Keragaman Jenis dan Struktur Morfometrik Kryptopterus Spp. di Sungai Batang Hari [Diversity And Morphometric Structure Of Kryptopterus Spp. On Batang Hari River]

    Full text link
    Sistematika pada genus Kryptopterus berkembang sangat cepat. Penelitian terakhir tentang keragaman Kryptopterus di Sungai Batang Hari dilakukan tahun 2003. Perubahan kondisi lingkungan dalam rentang waktu tujuh tahun (2003-2010) diduga telah mengubah komposisi jenis-jenis Kryptopterus di daerah aliran Sungai Batang Hari. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data terbaru anggota dari jenis-jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di Sungai Batang Hari dan untuk menguji ada atau tidaknya indeks khusus penciri spesies dalam genus Kryptopterus. Data morfometrik diukur untuk 12 karakter dan ditambahkan satu karakter hasil penghitungan. Berdasarkan 13 karakter tersebut dihitung 13 indeks morfometrik. Hasil penelitian menemukan jenis Kryptopterus yang masih ditemukan di daerah aliran Sungai Batang Hari adalah K. limpok, K. micronema, K. kryptopterus, K. bicirrhis, dan K. apogon. Jenis-jenis Kryptopterus dapat dipisahkan berdasarkan indeks morfometrik. K. limpok dicirikan dengan tubuh yang lebih tinggi dibanding anggota Kryptopterus lainnya. K. bicirrhis dicirikan dengan ekor yang lebih tebal (tinggi)

    Formulasi Dan Kajian Karakteristik Nasi Jagung (Zea Mays L) Instan Yang Disubtitusi Tepung Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan proporsi beras jagung dan tepung kacang hijau pada berbagai formulanasi jagung terhadap tingkat penerimaan panelis pada prameter kenampakan, aroma, rasa, tekstur, dan overall. Selain itu, untukmempelajari sifat fisik (rasio rehidrasi, lama masak, densitas kamba, penyerapan air, dan pengembangan volume) dan sifat kimia(kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar serat kasar) nasi jagung instan yang disubtitusi tepungkacang hijau pada formula terbaik dibandingkan dengan nasi jagung instan tanpa subtitusi tepung kacang hijau. Proporsi berasjagung dan tepung kacang hijau pada berbagai formula nasi jagung berpengaruh signifikan terhadap kesukaan panelis padaparameter kenampakan, rasa, dan tekstur, serta tidak berpengaruh signifikan terhadap kesukaan panelis pada parameter aroma danoverall. Nasi jagung formula terbaik menurut kesukaan panelis dari karakteristik sensorisnya adalah formula nasi jagung denganproporsi beras jagung dan tepung kacang hijau 55:45. Nasi jagung instan yang disubtitusi tepung kacang hijau pada formula terbaikmemiliki sifat fisik yang meliputi nilai rasio rehidrasi (3,64), persentase penyerapan air (210,62%), densitas kamba (0,60 g/ml),persentase pengembangan volume (71,43%), dan lama masak (334,5 detik). Selain itu memiliki sifat kimia yang meliputi persentasekadar air (7,90%), kadar abu (1,92%), kadar lemak (0,73%), kadar protein (15,40%), kadar karbohidrat (74,06%), dan kadar seratkasar (3,04%)

    Struktur Trofik Komunitas Ikan di Sungai Cisadea Kabupaten Cianjur, Jawa Barat [Trophic Structure Of Fish Community In Cisadea River, Cianjur, Jawa Barat]

    Full text link
    Interaksi yang terjadi pada suatu komunitas ikan dapat dikaji melalui analisis makanan alaminya. Penelitian ini bertu-juan untuk mengkaji struktur trofik komunitas ikan di Sungai Cisadea. Ikan dikoleksi dengan menggunakan alat tang-kap aktif dan pasif di enam lokasi yang mewakili wilayah bagian hulu, tengah dan hilir selama musim kemarau (Juni-November 2012). Selama pengamatan, sampel yang diperoleh sebanyak 666 individu yang termasuk dalam 48 spesies. Sebanyak 250 individu dianalisis komposisi makanannya dan morfologi saluran pencernaannya untuk mengetahui ke-lompok trofik pada komunitas ikan tersebut. Berdasarkan golongan besar organismenya, komunitas ikan di Sungai Cisadea terdiri atas tiga kelompok, yaitu karnivora, omnivora, dan herbivora dengan kelompok ikan yang mendominasi adalah ikan omnivora dan karnivora. Berdasarkan takson organisme makanannya, komunitas ikan di Sungai Cisadea dibagi menjadi empat kelompok, yaitu insektivora, fitoplanktivora, krustasivora, dan moluskivora. Kelompok takson organisme makanannya ialah fitoplankton, insekta, makrofita, krustase, moluska, ikan, protozoa, dan rotifer. Di wilayah sungai bagian hulu dan tengah makanan utama ikan terdiri atas insekta dan alga, sedangkan di bagian hilir terdiri atas alga, krustase, dan insekta

    Penggunaan Pemanis Rendah Kalori Pada Pembuatan Velva Ubi Jalar Oranye (Ipomoea Batatas L.)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan pemanis rendah kalori terhadap sifat sensori velva yang terbaik,selanjutnya dianalisis fisik (overrun dan daya leleh) serta kimia (kadar air, padatan terlarut, kadar pati, total kalori, aktivitasantiosidan dan β-karoten) dibandingkan dengan kontrol (sukrosa). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan satu faktor yaitu jenis pemanis rendah kalori (stevia, madu dan sorbitol). Tiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kaliperulangan dan 2 kali analisis. Hasil analisis sensori menunjukkan bahwa penggunaan pemanis madu dan sorbitol memiliki tingkatkesukaan lebih tinggi dibandingkan pemanis stevia pada semua parameter velva. Overrun velva dengan pemanis sukrosa 25,51%,sorbitol 26,38% dan madu 27,04 %. Daya leleh velva dengan pemanis sukrosa 15,51 menit, sorbitol 15,38 menit dan madu 15,12menit. Kadar air velva dengan pemanis sukrosa 70,94%, sorbitol 73,874% dan madu 77,398 %; padatan terlarut velva denganpemanis sukrosa 26,13°Brix, sorbitol 23,00°Brix dan madu 20,03°Brix; kadar pati velva dengan pemanis sukrosa 90,53%, sorbitol25,83% dan madu 86,24%; total kalori velva dengan pemanis sukrosa 4058,28 kal/gram, sorbitol 3963,11 kal/gram dan madu3594,55 kal/gram; aktivitas antioksidan velva dengan pemanis sukrosa 3,01%, sorbitol 2,75% dan madu 4,93% dan β-karoten velvadengan pemanis sukrosa 28,77 μg/g, sorbitol 34,47 μg/g dan madu 87,50 μg/g
    • …
    corecore