21 research outputs found

    Kajian Jejak Karbon Dari Aktivitas Di Kampus Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

    Full text link
    Indonesia menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26% dari kondisi Business as Usual yang akan dicapai pada tahun 2020 atau 41% bila ada bantuan keuangan dari negara-negara maju. Dalam hal ini, semua sektor termasuk universitas dan perguruan tinggi didorong untuk mengadopsi target yang sama. Belum diketahuinya besar jejak karbon dari aktivitas di kampus FMIPA UNNES mendorong untuk dilakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jumlah jejak karbon dari aktivitas di kampus dan memberikan rekomendasi reduksi yang sesuai. Dalam penelitian ini, jejak karbon di FMIPA UNNES yang dihitung tahun 2015, menggunakan GWP values for 100-year time horizon menurut standar GHG Protocol, metodenya mengintegrasikan pola konsumsi dan pendekatan bottom-up serta menggunakan metode perhitungan dari IPCC. Aktivitas yang dihitung adalah sebagai berikut: konsumsi LPG, kendaraan operasional fakultas, pembelian listrik, moda transportasi mahasiswa dan staf, kertas dan sampah. Jumlah jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas di kampus FMIPA UNNES tahun 2015 sebesar 1.644,0719 tCO2eq, dimana 0,29% berasal dari konsumsi LPG, 0,28% dari kendaraan operasional fakultas, 62,58% berasal dari pembelian listrik, 21,80% dari moda transportasi mahasiswa dan staf, 0,73% dari konsumsi kertas dekanat dan jurusan, 12,52% dari konsumsi kertas mahasiswa dan staf dan 1,80% dari sampah. Empat skenario reduksi yang diusulkan didasarkan pada sektor transportasi, konsumsi kertas, konsumsi listrik dan sampah. Dari skenario yang diusulkan, peningkatan efisiensi penggunaan alat-alat listrik terpilih sebagai rekomendasi reduksi paling efektif

    Pengaruh Penggantian Tepung Ikan dengan Susu Afkir dalam Ransum terhadap Performa Produksi dan Kecernaan Nutrien Ayam Buras Jantan

    Full text link
    The purpose of this study is to determine the effect of fish meal substitution with expired milk in diets on theproductivity of cockerels at the age of 2-10 weeks. This study was carried out in Puger Village, Jember Regency,East Java. A Completely Randomized Design (CRD) was used with five treatments and five replicates. Totally, therewere 25 experimental units and each unit consists of four cockerels fed without fish meal (R0); 25% diets of fishmeal substitution with expired milk (R1); 50% diets of fish meal substitution with expired milk (R2); 75% diets offish meal substitution with expired milk (R3) and 100% diets of fish meal substitution with expired milk (R4). Dietsand water were given ad libitum. The variables observed were performance and nutrient digestibility. It showedthat cockerels fed 75% diets of fish meal substitution with expired milk (R3) produced higher final body weightand nutrient digestibility (P<0.05) compared to treatment R0, R1, R2 and R4. Treatment R3 produced 75.08%digestibility coefficient of dry ingredient and 72,21% digestibility coefficient of crude protein. It can be concludedthat 75% fish meal substitution with expired milk produced better performance and nutrient digestibility comparedto other treatment

    Pengukuranderajat Keasaman(ph) Limbah Bahan Nuklir Mba Ri-f untuk Persiapan Pengiriman ke Mba Ri-g

    Full text link
    Limbah cair bahan nuklir IRM (MBA RI-F) telah tersimpan lama dan memenuhi ruang limbah cair (KMP D). Oleh karena itu, limbah cair bahan nuklir perlu segera dikirim ke PTLR(MBA RI-G). Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka persiapan pengiriman limbah cair bahan nuklir adalah melakukan pengukuran dan perhitungan derajat keasaman (pH) limbah bahan nuklir IRM.Nilai pH penting diketahui sebagai salah satu persyaratan keberterimaan limbah yang akan dikirimkan ke PTLR. Pengukuran pH menggunakan metode SNI 06-6989.11-2004 tentang Cara Uji Derajat Keasaman (pH) dengan Menggunakan Alat pH Meter. Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa limbah cair bahan nuklir IRM mempunyai derajat keasaman yang tinggi(pH 0,19-1,35), sehingga tidak memenuhi persyaratan keberterimaan limbah PTLR. Diperlukan kegiatan persiapan selanjtunya berupa pengkondisian atau penetralan limbah cair bahan nuklir dengan cara menambahkan 1,600 kg NaOH
    corecore